NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Mr. Arogan

Menikah Dengan Mr. Arogan

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dendam Kesumat
Popularitas:393.7k
Nilai: 4.2
Nama Author: Indah Mawarni

Mila terjebak oleh keadaan. Ia terpaksa harus sabar mendengar cacian dari Angga. Angga sangat membenci Mila. Karena menurut Angga, Mila adalah wanita miskin, rendahan yang hanya ingin menikmati kekayaan keluarganya.

Mila juga sangat membenci Angga semenjak kejadian yang menimpa dirinya bersama Angga. Angga adalah satu-satunya orang yang tidak ingin Mila temui lagi di dunia ini tapi, takdir berkata lain. Dimana pun Mila berada pasti ada Angga.

Walaupun keduanya saling bermusuhan, tapi mereka tidak menyadari bahwa setiap hari mereka saling bertemu dan bersama. Kapankah benih-benih cinta akan tumbuh di hati mereka?

Baca kisah Mila dan Angga hanya di Novel toon dengan judul Menikah dengan Mr. Arogan.

Jangan lupa like dan share nya ya.... Terima kasih..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Mawarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Pria Berbaju Hitam

Tok.. Tok...

Sebuah ketukan di pintu ruangannya membangunkan Angga dari lamunannya. Angga sudah menebak siapa yang sedang berada di balik pintu itu.

“Masuk!” perintah Angga.

Mata Angga terus saja melihat ke arah pintu. Dan saat pintu terbuka benar saja, orang yang telah di tunggu-tunggu Angga akhirnya datang juga.

Tap.. Tap...

Mila melangkahkan kakinya masuk menemui Angga. Langkahnya terhenti ketika telah sampai di hadapan Angga. Kemudian, Angga berdiri dan mendatangi Mila. Angga tersenyum sinis melihat Mila. Dan Mila tidak berdaya untuk melawan Angga.

“Jangan kamu anggap saya melupakan kejadian kemarin. Dengan leluasanya kamu meneriaki saya penculik. Kamu telah menghina saya! Dan saya tidak akan tinggal diam!”, ancam Angga kepada Mila.

Mila tidak menjawab apa-apa. Ia diam mendengarkan ocehan Angga dan ia sebenarnya malas sekali untuk berurusan dengan Angga. Kemudian Angga mengambil sebuah berkas dari mejanya. Lalu ia campakkan ke hadapan Mila.

“Saya heran, kenapa kamu bisa diterima bekerja di sini. Melihat berkas-berkas kamu aja sebenarnya kamu tidak layak. Dan tadi, aku lihat bagaimana kamu mengajar. Kamu benar-benar tidak kompeten! Di sini tuh internasional scholl! Dan cara kamu mengajar tadi benar-benar di bawah standart ketentuan pengajar di sini....”, Angga terus saja mengomel pada Mila.

Sebenarnya Mila begitu sakit hati karena terus saja di hina dan di pandang rendah oleh Angga. Tapi, ia mencoba untuk tetap tegar. Ia tidak mau kelihatan lemah di depan Angga.

“Hei!”, ucap Angga sambil memukul meja. “Kamu dengarin saya nggak?”, ucap Angga lagi yang kesal melihat Mila seperti sedang melamun.

Mila sampai terkejut mendengarnya. “Iya Pak. Saya dengar”, jawab Mila singkat.

“Kamu itu harus mengubah cara mengajar kamu! Kalau seperti itu apa bedanya dengan taman kanak-kanak lain?”, lanjut Angga masih dengan nada marahnya.

“Maaf Pak. Tapi, sebelumnya saya sudah mempelajari dan sharing kepada para pengajar yang lain. Tentang bagaimana standardisasi mengajar di sini. Jadi saya rasa saya sudah...”, Mila mencoba membela dirinya kali ini.

“Berani kamu membantah saya? Jadi kamu pikir saya salah dan kamu benar? Kurang ajar kamu ya. Kalau saya bilang kamu salah, ya salah!”, potong Angga meninggikan suaranya.

Mila tidak mengerti apa yang sebenarnya diinginkan oleh Angga. Kali ini Mila juga semakin bertambah kesal. Rasanya ia ingin sekali memaki-maki Angga.

“Jadi, menurut Bapak saya harus bagaimana mengajar anak-anak?” tanya Mila yang sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa.

“Kamu pikir dong! Kamu, benar-benar ya nggak guna!”, ucap Angga kasar. “Siapa yang menerima kamu di sini ha?”

Mila diam. Yang Mila pikirkan, ia tidak mau membawa-bawa orang lain atas masalah yang di hadapinya.

“Jawab!”, bentak Angga sambil menggebrak meja lagi.

“Bu, Sofia”, jawab Mila melas.

Angga langsung mengambil hp-nya. Lalu, ia menghubungi seseorang. Dan orang itu ternyata Bu Sofia. Angga memanggil Sofia untuk datang ke ruangannya.

Di sisi lain, Mila jadi serba salah. Ia takut dirinya akan di salahkan oleh Bu Sofia. Melihat Angga yang penuh dengan api kemarahan, mental Mila pun semakin ciut.

Dan masuk lah Sofia ke ruangan Angga. Ia berdiri di samping Mila. Jantungnya juga berdegup kencang karena takut kepada Angga.

“Ibu Sofia! Apa yang anda lihat dari Ibu Mila ini saat anda mewawancarainya sehingga anda menyatakan dia layak untuk bekerja di sini”, tanya Angga penuh dengan penekanan.

Sofia terdiam. Ia sedang memikirkan apa yang dimaksud oleh Angga. Apakah ini hanya trik saja? Itu yang ada di benak Sofia.

“Em... Saya lihat, ibu Mila ini orangnya menyenangkan, sayang kepada anak-anak jadi saya pikir, anak-anak akan menyukai Ibu Mila”, jawab Sofia asal.

“Apa itu? Ibu Sofia, menyenangkan saja tidak cukup untuk menjadi tim pengajar di sini”, sela Angga. “Sepertinya Ibu Sofia salah sudah menerima Ibu Mila ini yang tidak berguna sama sekali!”

Sofia semakin terheran-heran mendengar ucapan Angga. Ia berpikir keras apa yang sedang di maksud atasannya itu. Dan lagi, Angga sangat kasar menghina Mila. Sofia menjadi iba kepadanya. Ia pikir, Mila adalah orang spesial bagi Angga, sampai-sampai Angga memerintahkannya untuk menerima Mila bekerja di sini.

“Maaf Pak Angga. Bukannya Bapak yang me....”, ucap Sofia yang ingin mengingatkan Angga.

“Kamu jangan membantah saya!”, Angga cepat-cepat memotong ucapan Sofia. “Keluar kalian berdua!”.

Mila menatap Angga penuh kecurigaan. Hatinya mengatakan ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Angga. Entah itu ia sengaja untuk mempermainkannya atau tidak. Lalu Mila menatap pada Sofia, ia juga menaruh curiga padanya. Kemudian keduanya pun keluar dari ruangan tersebut.

Mila berjalan dengan lesu. Sofia melihat itu. Ia tahu hati Mila sedang terluka karena ucapan Angga terhadapnya. Ia pun menyusul Mila dan jalan bersama.

“Sabar ya Miss Mila. Pak Angga orangnya memang seperti itu. Jangan di masukkan ke dalam hati”, ucap Sofia mencoba memberi pengertian pada Mila.

Dan Mila pun tersenyum. Ia menganggukkan kepalanya. Namun, sebenarnya hatinya benar-benar terluka. Setelah memberikan semangat pada Mila, mereka pun berpisah.

Mila berbelok ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan. Bu lastri paham melihat Mila yang tengah duduk dengan wajah yang begitu lesu. Bu Lastri beranggapan bahwa Mila masih malu untuk meminta makanan darinya. Jadi, Bu Lastri membawakan nasi soto untuk Mila.

“Makan dulu Nak”, ucap Bu Lastri pada Mila. Sambil meletakkan makanan yang di bawanya.

Mila tersenyum pada Bu Lastri. Ia senang Bu Lastri begitu perhatian padanya. Ia menjadi teringan pada ibunya yang selalu mengingatkannya untuk makan.

***

Mila termenung karena tidak tahu harus mengerjakan apalagi. Semua pekerjaan rumah sudah ia selesaikan. Kemudian ia mengambil hp-nya. Ia menarik napas panjang. Karena tidak ada apapun yang bisa di lihat di sana. Sudah lama kuota paket datanya habis. Mau beli tapi ia tidak memiliki uang. Padahal ia ingin sekali melihat akun media sosialnya untuk menghilangkan kejenuhannya.

Tiba-tiba ia mendapat suatu ide. Mungkin joging di sore hari bisa membuatnya lebih rileks dari pada hanya bengong sendirian di rumah. Begitulah yang ia pikirkan.

Dan tidak lama, ia sudah siap dengan pakaian sport-nya. Ia berlari keluar dari area sekolah, sampai ke taman kota. Ia terus berlari sambil mengulang kembali ingatannya tentang apa yang Angga katakan padanya. Hatinya sangat dongkol pada Angga yang terus saja meremehkannya. Mila tidak tahu apa yang sebenarnya Angga inginkan darinya. Padahal Mila sudah sukarela tidak meminta sepersen pun pada Angga atas perbuatannya.

Lalu, Mila menghentikan langkah kakinya. Ia mengatur napasnya yang sudah ngos-ngosan. Dilihatnya, sebuah Mini Market di seberang jalan. Ingin rasanya ia membeli kebutuhan sehari-harinya di sana. Tapi, apalah daya ia tidak memiliki uang.

“Ini untuk mu, pakailah”, ucap seseorang berpakaian serba hitam sambil memberikan sesuatu ke tangan Mila.

Pria itu langsung pergi begitu saja. Mila yang kaget, langsung melihat ke belakang. Pria itu sudah berlari sangat jauh. Mila tidak mengenalnya sama sekali. Pria itu memakai masker dan topi menutupi wajahnya. Kemudian, Mila melihat sebuah amplop coklat muda di tangannya. Amplop itu terlihat besar.

Hati Mila tidak munafik. Hal yang pertama yang muncul di benaknya adalah sejumlah uang. Mila berjalan mencari tempat untuk bersembunyi. Ia duduk di balik tanaman yang rimbun. Perlahan ia membuka amplop itu. Dan benar saja isinya adalah uang. Mila cepat-cepat menutupnya kembali dan menggenggamnya dengan kuat.

Mila menarik napasnya dalam-dalam. Satu sisi ia merasa senang dan di sisi lain ia merasa takut. Takut jika itu adalah jebakan untuknya. Tapi, Mila teringat pria itu berkata bahwa ini memang untuknya. Mila seperti merasa mengenal suaranya. Namun, ia benar-benar tidak tahu siapa pria itu.

***

1
Diana
Luar biasa
Indah MB: terima kasih ❤️❤️
total 1 replies
Sena judifa
jahatnya baron. Muara cinta kita mampir
Sena judifa
akhirx sembuh kau mila
Sena judifa
lanjut...lanjut
Sena judifa
penasaran farhan nemu yg dicari ngga y
Sena judifa
😂😂😂😂😂
Sena judifa
penasaran aku siapa sh orang itu
Indah MB: hahhaa... lanjut bacanya kak 😁
total 1 replies
Sena judifa
siapa sh dalangx
Sena judifa
syukur km sdh sadar mila
Sena judifa
siapa sh sahabat papa roy
Sena judifa
padahal farhan jgsuka sm mila knp ngga bilamg sejak dulu
Sena judifa
duh syukurlah....muara cinta kita hadir thor
Sena judifa
ooo farhan ini jahat jg y
Sena judifa
siapa yg kena?
Sena judifa
pantas aj farhan justru perhatianx ke mila
Sena judifa
aku jg pengen tau thor
Sena judifa
haduh apa niatx tasya nih
Sena judifa
haduh masuk lg tasya dlm hidup angga
Sena judifa
oalah
Sena judifa
jujur ngga ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!