Siang itu teringat jelas dalam benakku, dia sangat mempesona di mataku. pemuda itu sangat menarik selain tampan dia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sujud Untuk Robb-ku
Aku yang berpura-pura tidak dengar melanjutkan langkah kaki menuju dapur. Mama hanya melirikku sekilas aku hanya mengangguk kecil menandakan bahwa aku paham dengan situasi ini. Aku tak ingin secepatnya kembali ke kamar karena pasti melewati kembali ruang keluarga dimana kakak sedang mediasi dengan mama. Aku memilih untuk pergi ke taman belakang tepatnya taman di depan mushola keluarga kami. Aku tersenyum saat melihat nuansa rumah ini.
"Pa ... Sudah lama aku tidak pulang ke rumah ini, kalian rawat rumah ini dengan luar biasa. Nuansa islamipun nampak dengan jelas. Aku sangat merindukan kalian, semoga kalianpun merindukan aku setelah 6 tahun tidak berjumpa," ucapku lirih tanpa terasa air mataku kembali menetes. Aku merasa asing dengan keluargaku sendiri. Tapi apa dayaku.
"Pasti mereka merindukan kamu," jawab seseorang di belakangku. Ya Allah itu seperti suara gus izdi, aku mencoba menoleh dia sudah tersenyum namun senyuman itu memudar tatkala dia melihat air mataku.
"Kamu menangis? Kenapa bukankah sudah sangat dekat dengan mereka," ucapnya kembali, aku memundurkan langkahku lagi. Dia hanya menatapku yang mulai menjauh.
" Maafkan saya ... Permisi! Semoga Allah menjadikan kalian pasangan yang paling bahagia sampai akhirat kelak," ucapku kemudian pergi meninggalkannya sendiri. Aku tidak boleh terus berkomunikasi dengan dia. Jika tidak akan terasa sesak bagiku bahkan akan sulit bernafas meskipun di dalam rumahku sendiri. Aku yakin dia menatapku saat ini. Tapi aku takut bertemu dengannya. Semoga Allah selalu menjagaku dari hal-hal yang tidak kuinginkan.
"Kenapa dia terlihat sangat sedih dan terkesan menjauhiku. Padahal aku tidak mengenalnya, yang aku tahu dia adalah adik dari calon istriku," heran Izdi di tempat yang sama.
di sepertiga malam ...
Aku kembali melangkahkan kakiku menuju mushola keluarga yang terletak di luar ruangan. Aku ingin bermunajat, aku ingin berkeluh kesah pada robbku, aku ingin Allah menguatkan lagi pundakku. Kulaksanakan 4 rokaat sholat malam dengan khusu'. Di sujud terakhir sengaja kubuat lama supaya doaku dan curhatku lebih mantap pada Allah karena aku tidak bisa mempercayai siapapun.
"Robb ... Takdir yang menurut kami baik belum tentu menurut engkau baik. Hamba hanya butiran debu diantara umatmu yang bertaqwa, hamba hanya ingin menuntaskan kelelahan yang hamba bawa ya Allah. Berikanlah yang terbaik dari menurut-Mu ya Allah. Sampaikankah risalah hatiku pada Pemilik Alam, jadikanlah hamba yang bersyukur atas nikmat yang engkau berikan, Aamiin Ya robbal alamin. "
“Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii.”
Artinya: “Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS. Thaha ayat 25-28).
...بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ...
اَلرَّحۡمٰنُۙ
عَلَّمَ الۡقُرۡاٰنَؕ
خَلَقَ الۡاِنۡسَانَۙ
عَلَّمَهُ الۡبَيَانَ......
Kuakhiri lantunan suaraku setelah beberapa ayat karena mendengar beberapa langkah kaki masuk ke mushola. Kupakai niqobku kembali. Kurapikan perlengkapan sholatku dan aku ingin segera melangkahkan kakiku keluar. Namun ada beberapa kata terucap dari sang pemilik langkah kaki.
"Lanjutanlah dzikir dan mengajimu, jangan menghentikan kebaikan untuk menghindari sesuatu. Aku hanya ingin beribadah sebentar di sini, maafkan aku jika mengganggu kekhusu'kan yang kamu miliki untuk sang pemilik Alam," ucapnya yang kemudian tak terdengar lagi. Nampaknya gus Izdi sudah menjalankan ibadahnya. Benarkah sangat terlihat jelas d pelupuk matanya bahwa aku menghindarinya. Sehingga dia mampu mengatakan itu semua. Bukankah dia akan menikah kenapa dia memperhatikan gerak gerikku yang selalu menghindarinya.
" Mungkinkah dia terganggu dengan sikapku? Maafkan saya gus. Semua saya lakukan demi kebaikan bersama," ucapku lirih yang kemudian meninggalkan dia yang sedang sholat.
melelehhh akunya
terhuraaaa
gampang banget Gus iz bilang iloveyou