Dahlia anak yatim piatu yang menikah di usia 23 tahun dengan Roy atas dasar cinta. 2 tahun pernikahan tanpa kehadiran buah hati membuat dahlia direndahkan oleh mertuanya dan selalu dibandingkan dengan cyntia istri dari arya adek kandung roy, karena pekerjaan membuat arya hidup terpisah dengan cyntia sehingga roy yang mengambil alih tugas arya selama kehamilan cyntia, perhatian roy membuat cyntia ingin memiliki roy hingga sengaja membuat kesalahpahaman antara roy dan dahlia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linhakarken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35 KMK
Sejak kepergian mas roy, susana dirumah semakin sepi, ibu yang mengurung diri di dalam kamar, cyntia yang pulang kerumah orang tuannya dan aku yang selalu lembur dikantor.
Setiap pulang kantor aku selalu menyempatkan diri untuk melihat kondisi ibu, walau selalu di ,usir dari kamar, tapi aku sering diam-diam masuk kedalam kamar ibu hanya sekedar melihat keadaannya dan menaruh air minum.
Malam ini aku mendatangi ibu untuk menaruh buah, roti dan minuman. "kuharap ibu sudah tidur" ucapku pelan, membuka pintu sepelan mungkin agar tidak mengganggu tidur ibu.
Dengan langkah agak menjinjit dan gerakan pelan, aku melangkah menuju meja disamping tempat tidur ibu, lalu meletakan semuanya dengan hati-hati. Setelah misi berhasil aku langsung menuju kedalam kamar untuk bersih-bersih dan bersiap tidur.
drett...dret.. Suara getaran hp membuatku membuka mata "Assalamualaikum sayang, udah mau tidurnya?" ternyata mas roy yang menghubungiku.
"walaikumsalam mas, gimana situasi disana?" tanyaku
"Arya masih belum sadar sayang, kondisinya juga masih belum stabil, mas takut terjadi sesuatu dengan arya"
"Berdoa saja mas, kita serahkan pada kuasa allah, minta yang terbaik untuk arya, mas harus ikhlas dan sabar, apapun yang terjadi semua atas kehendak allah" hanya ini yang bisa aku lakukan untuk mas roy.
"ibu gimana sayang?"
"ibu mengurung diri di dalam kamar mas, tapi mas tenang aja, setiap malam aku selalu memantau ibu, sudah kusiapkan buah dan roti setiap malam juga air minum" ungkapku setidaknya tindakanku bisa mengurangi sedikit beban pikiran mas roy.
"Makasih ya sayang, sudah malam sayang tidur ya, mas juga akan istirahat, sampai ketemu lusa ya sayang" mas roy mengakhiri panggilannya.
Kuharap semua akan baik-baik saja dan keluarga ini siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
***
Keesokan harinya, seperti biasa aku hanya makan seorang diri. "bu sri, apa ibu memang gak pernah sarapan selama ini?" karena heran aku bertanya pada bu sri yang selalu berada di dalam rumah.
"Setiap saya antarkan makanan ke kamar, ibu selalu menolak, tapi saya sering melihat ibu makan roti yang berada di dalam kamarnya non" penjelasan bu sri membuatku tersenyum lega, setidaknya ibu masih mau makan roti pemberianku. Entah ibu tahu atau enggak kalau roti itu pemberian dari aku. Yang penting ibu masih makan walau hanya roti dan buah.
"Bu sri tolong tetap antarkan sarapan dan makan siang untuk ibu ya, dan saya titip ibu selama saya kerja, kalau terjadi sesuatu dengan ibu tolong bu sri langsung hubungi saya ya. Saya berangkat dulu bu" setelah menitip pesan pada bu sri, aku langsung berangkat kerja dengan pak karyo.
"Pagi pak daniel" ungkapku saat bertemu dengan pak daniel di dalam lift
"Hmmmmm.."
"ih..jawaban apa itu coba?" sahutku kesel.
Sepi banget kalau hanya berdua dengan pak daniel gini, sebenarnya udah biasa sih, setiap hari juga berdua saat kerja, tapi suasana sekarang berbeda, berasa seperti di dalam lemari pendingin hihhhh...dinginnya berasa hingga ke tulang.
"Pagi mbak anita, mbak nanti makan siang bareng ya" ajakku saat aku hendak masuk kedalam ruangan.
"Cepat kerja jangan ngerumpi disini!!!" suara bariton mengagetkan kami.
"Ada apa dengan pak daniel?" tanya mbak anita heran.
"Gak tau mbak, tadi juga waktu di dalam lift juga gitu, lagi PMS mungkin he...hee...hee...."
"huss...udah masuk sana, entar pak daniel tambah marah"
Benar kata mbak anita, dari pada pak daniel tambah marah, aku langsung masuk kedalam ruangan. Di dalam pak daniel sudah sibuk dengan tumpukan berkas, kacamatanya sudah dikenakan, itu artinya pak daniel sedang serius.
"Dari pada hanya ngelihatin gitu, cepat buatkan saya kopi!!" pinta pak daniel tanpa memandang ke arahku. Tau dari mana ya pak daniel kalau lagi diperhatikan, padahal dari tadi fokus ngelihat dokumen.
"Cepat dahlia!!!!"
"Siap pak" sahutku langsung menuju pantry. Sepertinya emang lagi ada masalah dengan pak daniel deh, hawanya beda dari hari-hari biasanya.
"Kopinya pak, silahkan dinikmati" kuletakkan kopinya di atas meja, jauh dari tumpukan dokumen, takutnya malah tumpah kena dokumen, kan bisa tambah kena semprot lagi.
"Hmmmmmmm.. Tolong kamu cek perjanjian kerja sama dengan pt. Bangun sejahtera"
"Bukannya sudah clear ya pak?" jawabku karena setahuku perjanjiannya udah ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Nih pak daniel lagi mengigau kali ya.
"Kerjakan apa yang harus kamu kerja!!!"
Tanpa menunggu dua kali, aku langsung menuju mejaku, biar kelihatan sibuk aku baca-baca aja arsip perusahaan yang ada di dalam file komputer.
"Permisi pak, ini pesanan bapak" pak danu, ob perusahaaan datang membawa makan siang pesanan pak daniel lalu diletakan di atas meja.
Kulihat ke arah jam ternyata sudah jam makan siang. "Pak saya ijin makan siang dulu" pamitku sebelum meninggalkan ruangan.
"Makan siangmu sudah saya pesankan, tuh di atas meja" jawab pak daniel santai.
"tapi pak saya janjian mau makan siang dengan mbak anita" tolakku halus.
"Dahlia akan makan siang di dalam ruangan karena masih banyak kerjaannya, kamu makan siang tanpa dahli" pak daniel menghubungi mbak anita lewat sambungan telepon.
"Bapak kenapa ya hari ini hawanya beda banget, lagi ada masalah atau apa?" tanyaku menuju meja untuk menyantap makan siang yang sudah di siapkan pak daniel.
"Kakek meminta saya untuk menjagamu selama suamimu sedang pergi" pak daniel mendekat untuk gabung makan siang denganku.
"Akukan udah besar" jawabku gak suka. Emangnya anak kecil apa, masih harus dijagain.
"Bagi kakek kamu memang masih anak kecil, kakek tuh khawatir ngelihat cucu satu-satu ditindas sama keluarga suaminya. Menurutmu kakek gak cemas apa?! tahu sikap mertuamu yang seperti itu, apa lagi iparmu tinggal serumah dengan kalian" cosplay dah pak daniel jadi kakak yang bawel tapi aku menyukai sikap pak daniel yang hangat gini.
"Tau gak pak, aku lebih suka pak daniel yang seperti ini, berasa punya kakak jadinya"
"jangan aneh-aneh, saya bukan kakak kamu ingat itu!!" jawab pak daniel, emangnya salah ya kalau jadi kakakku lagian kakek aja udah nitipin aku ke dia, apa salahnya kalau di angkat jadi kakak.
"Emang bukan, tapi kan gak ada salahnya pak kalau jadi kakak angkatku, kakek aja minta pak daniel jagain aku, beratikan kakek percaya dengan pak daniel" jawabku dengan sedikit kecewa.
"Kita gak ada hubungan darah, saya gak mau jadi kakak kamu, saya hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh kakek, cepat selesaikan makanmu lalu kembali kerja" tanpa menghabiskan makan siangnya, pak daniel kembali ke meja kerjanya.
"Pak makanannya belum bapak makan loh"
"Saya sudah gak berminat untuk makan, kamu makan saja" tawar pak daniel. Emangnya makanku banyak apa harus habisin dua porsi gini.
"ada apa ya dengan pak daniel?"