NovelToon NovelToon
Pamit

Pamit

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Cerai
Popularitas:643.5k
Nilai: 5
Nama Author: Wiji

Bagaimana perasaanmu jika jadi aku? Menjadi istri pegawai kantoran di sudut kota kecil, dengan penghasilan yang lumayan, namun kamu hanya di beri uang lima puluh ribu untuk satu minggu. Dengan kebutuhan dapur yang serba mahal dan tiga orang anak yang masih kecil.
Itulah yang aku jalani kini. Aku tak pernah protes apalagi meminta hal lebih dari suamiku. Aku menerima keadaan ini dengan hati yang lapang. Namun, semua berubah ketika aku menemukan sebuah benda yang entah milik siapa, tapi benda itu terdapat di tas kerja suamiku.
Benda itulah yang membuat hubungan rumah tangga kami tak sehat seperti dulu.
Mampukah aku bertahan dengan suamiku ketika keretakan di rumah tangga kami mulai nampak nyata?
Jika aku pergi, bisakah aku menghidupi ke tiga anakku?
Ikuti perjalanan rumah tangga ku di sini. .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Suami Tak Tahu Malu

Sudah satu bulan ini, aku menggeluti dunia perdagangan barang branded. Alhamdulillah, awal yang bagus, meskipun belum menghasilkan banyak, aku bersyukur karena setiap hari ada saja yang memesan barang dariku. Aku memang tak ambil untung banyak, yang penting aku ada pelanggan, itu yang aku utamakan.

Aku pun tak perlu repot-repot mengirim barang ke kantor pos. Semua itu di lakukan oleh Risa, aku menggunakan sistem dropship. Jadi aku hanya di rumah saja dan memposting barangnya. Tidak terlalu kentara kan jika aku ada usaha lain?

Selama satu bulan ini pula, aku dan mas Anang tidak lagi tegur sapa seperti dulu. Makan pun, dia lebih memilih makan di rumah ibunya. Aku tidak peduli, meskipun aku setiap malam harus menangis dalam diam menahan sakit yang amat sangat. Satu atap dengan laki-laki penipu bukanlah hal yang mudah.

"Bu, kenapa ayah nggak pernah makan lagi sama kita? Ayah lebih sering menghabiskan waktu di rumah nenek pas nggak kerja. Ayah nggak pernah main sama kita. Ayah nggak sayang kita lagi, bu?" tanya Alif beberapa hari lalu.

Inilah yang aku takutkan, aku takut lambat laun anak-anak akan mengerti jika ayah dan ibunya sedang bermasalah.

"Nanti ibu bicara sama ayah ya, ibu akan kasih tahu ayah biar nggak sibuk sama om Fadil. Om Fadil kan juga msih kuliah, masih sekolah kayak Alif begini. Jadi kadang-kadang, ayah bantuin om buat ngerjain tugas."

"Kan aku anaknya, aku juga mau dibantuin buat tugas."

"Kalau ayah bantu kamu, siapa yang bantu om? Kan ibu nggak bisa bantu om, yang bisa ayah. Pokoknya Alif nggak boleh mikir macam-macam ya. Sekarang berangkat sekolah sana, biar pintar dan kalau sudah besar harus jadi laki-laki yang sukses dan menghormati semua orang terutama perempuan. Apa anak ibu paham?"

"Paham ibu."

Aku hanya menghela nafas setelah kepergian Alif. Sudah berkali-kali ia menanyakan hal yang sama dan aku menjawabnya dengan jawaban yang sama, sama-sama bohongnya. Kedua adiknya pun sama, ketika mas Anang baru pulang mereka selalu mendekati ayahnya, namun yang mereka dapat hanyalah sebuah kata-kata 'ayah pergi sebentar ya, nanti main lagi sama ayah'.

Aku bingung, dia yang salah kenapa dia merasa jadi orang yang aku dzolimi? Bukankah yang seharusnya melakukan itu adalah aku? Aku adalah orang yang di sakiti mas Anang, yang di duakan adalah aku. Kenapa jadi dia yang berulah?

*

Aku baru saja mencuci piring, aku menengok jam yang terpasang di dinding. Baru jam delapan malam, dan anak-anak tidur semua. Ini adalah me time bagiku, saatnya aku mengecek ponsel. Ada pesan dari Risa.

[Mbak selamat ya, di bulan pertama kamu join, kamu sudah berhasil menjual banyak produk dan jumlah totalnya mencapai dua juta. Benar-benar awal yang bagus mbak. Terus tingkatkan ya. Oh ya, aku ada reward untuk mbak nih. Besok aku mampir ke rumah pas antar sekolah, boleh mbak?]

Alhamdulillah, aku beruntung bisa sedikit mujur dengan dagangan ku ini. Mudah-mudahan aku bisa mempertahankan kinerja ku ini, agar aku bisa cepat membeli rumah dan pergi dari sini.

Jujur saja, aku sudah tak tahan hidup seperti ini. Aku juga tak berharap mas Anang bisa berubah seperti dulu lagi. Semakin ke sini semakin membuktikan bahwa mas Anang tak lagi mencintaiku.

Belum lagi ibu mertua yang membela kelakuan anaknya. Padahal beliau tahu, tindakan anaknya adalah kesalahan. Mau apapun alasannya, perselingkuhan adalah tindakan yang salah.

[Biar aku saja yang ke sana ya, Ris. Alhamdulillah, awal yang bagus. Mudah-mudahan konsisten biar kita sama-sama enak.]

"Oh jadi ini kerjaan kamu tiap malam? Ini sebabnya kamu nggak peduli lagi sama suami kamu?" Tiba-tiba saja ibu mertuaku sudah berada dalam rumah. Entah kapan beliau membuka pintu dan sudah berapa lama berdiri ditengah pintu. Aku sama sekali tak menyadarinya.

"Ibu maksudnya apa sih, bu?" tanyaku santai.

Sejak mas Anang tak makan di rumah, ibu seakan punya celah untuk memaki ku setiap saat. Beliau menjadikan ini senjata untuk semakin sering menghina dan merendahkan aku. Padahal aku begini juga karena anaknya, ah dasar wanita tua.

"Kamu ngapain senyum-senyum sama lihat hape? Pasti ada laki-laki lain yang berhubungan sama kamu, iya kan? Gayanya sok suci, tapi murahan. Pantas saja, Anang jajan di luar, yang di rumah begini. Udah kucel, sok-sok an jadi murahan lagi."

Aku menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal.

"Saya? Murahan? Maaf ya bu, yang murahan itu anak ibu. Batangnya di pakai dengan bebas sama wanita ****** di luar sana. Dan untuk penampilan saya. Jangan pernah ibu mengomentari bagaimana penampilan saya. Ibu tahu sendiri kan, dulu sebelum jadi istri anak ibu bagaimana penampilan saya? Mau saya ingatkan? Saya kucel setelah menikah dengan anak ibu. Jadi anak ibu lah yang buat penyebab satu-satunya saya jadi kucel. Lebih baik ibu pulang sekarang, anak ibu kan tidak ada sini. Ada keperluan apa ini ke sini?"

"Jangan sok kamu ya, kamu jangan lupa, kalau kamu berdiri di atas tanah saya. Masih untung saya kasih izin kamu untuk tetap tinggal di rumah ini. Seharusnya kamu bersyukur punya mertua kayak saya. Saya membiarkan kamu tinggal di sini, sementara anak saya sudah tidak kamu urus. Memang lebih baik kalian ini harusnya berpisah, tidak ada yang bisa dibanggakan dari wanita yatim piatu dan minim sopan santun seperti kamu."

Ibu membanting pintu setelah mengatakan itu. Air mata ku luruh seketika. Aku benci pada diriku sendiri yang selemah ini. Caci dan maki adalah makananku sehari-hari setelah menjadi istri mas Anang. Tapi aku masih sakit dan menangis saat dimaki sebegitu kasarnya.

"Berdiri di atas tanah anda ya? Baiklah, lihat apa yang akan aku lakukan." Aku bergumam sembari mengusap pipiku.

*

"Jatah minggu ini." Mas Anang meletakkan uang lima puluh ribu di depan meja tempatku menyetrika pakaian. "Aku kurang apa sih? Kamu sampai tega nggak masakin aku dan nggak mau urus aku lagi begini? Aku tuh empet tahu nggak yang lihat kamu sok benar begini. Aku salah, bukan berarti apa yang kamu lakukan ini benar. kamu nggak ngasih hakku. Sedangkan sampai saat ini aku masih nafkahi kamu, dan kamu juga terima itu. Kamu masih butuh aku kan? Ayolah ayu, jangan begini. Selama ini aku makan dan tidur di rumah ibu biar kamu sadar kalau kamu masih butuh aku. Nyatanya kamu gengsi mengakui itu, iya kan?" Entah kepercayaan diri dari mana mas Anang bisa berbicara seperti itu.

Memang iya, selama ini aku masih menerima uang darinya. Tapi uang itu tak aku gunakan setelah aku tahu, bahwa dia sudah menipuku. Aku sengaja menerima uang itu agar dia tak curiga kalau aku punya penghasilan lain. Agar dia masih berpikir kalau aku masih butuh uangnya, padahal tidak. Aku mengumpulkan uang pemberian mas Anang dan akan aku kembalikan ketika aku pergi nanti. Alhamdulillah aku bisa menghidupi diriku dan ketiga anakku tanpa campur tangan uang mas Anang.

1
Andriani
wih konsep dari mana cakap si Anang nih....
Andriani
wih jijiknya. jahat x si Anang ini.
Andriani
wah wah... memuakkan banget si ibu si anang nih yaa
Rina Mariana
fakta kehidupan sekarang spt ini, klu perempuan ga kerja, ya sengsara, tapi ga semua si
Jessica
Luar biasa
UfyArie
50 ribu seminggu ini tahun berpa
meris dawati Sihombing
Hahhh, umur 25 dah jd Dokter spesialis?? yg bener???H suka2 mu lah thorrr
niken babyzie
kuliah fadil gak kelar2 yah thorrr
niken babyzie
nenek2 laknat
niken babyzie
campur racun sekalian
meris dawati Sihombing
Haluuuu, 1 minggu cuma 50 rebu
niken babyzie
judul novelnya cocok di beri judul.. ternyata aku baru sadar telah menikahi suami pelit
niken babyzie
mokondo
Ratnasihite
kocak nih alif udah tau suka sama suka😄😄
Ratnasihite
Luar biasa
yuyunn 2706
bodoh ayu,kasusin itu mantan mertua biar kapok
yuyunn 2706
kok ndridil anaknya,kan bs KB
Mastina Maria siregar
novelmu sukses bikin aku mewek Thor...
ceritanya sperti di dunianya nyata.
Mastina Maria siregar
dr awal baca sampe bab ini suka,,mewek trust,seolah olah saya yg mengalaminya.alurnya bagusjg penggunaan bahasanya.pokoknya suka,
Mastina Maria siregar
sperti di dunia nyata,sedih Thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!