NovelToon NovelToon
Tuan Muda Terbuang Dan Khodamnya

Tuan Muda Terbuang Dan Khodamnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyeberangan Dunia Lain / Light Novel
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

Di desa penggarit, hiduplah seorang Tuan Muda bernama galih yang terbuang dari keluarganya sendiri karena fitnah dari kakak dan adiknya sendiri

Suatu hari, galih bertemu dengan satu ekor monyet putih yang terjebak di akar akar pohon di gunung pangrango.

galih tidak mengetahui bahwa monyet itu adalah sebenarnya sosok jin khodam yang menjelma menjadi monyet.

Namun, hubungan antara galih dan condromowo tidaklah sederhana. Mereka harus menghadapi berbagai macam tantangan dan bahaya yang mengancam desa mereka. Mereka juga harus menghadapi kebenaran tentang masa lalu galih dan kekuatan yang sebenarnya dimilikinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

teman mas anjas??

Kring!!, kring!!, kring!!. bunyi alarm di ponsel galih terdengar nyaring.

Tanpa menunggu lama galih bangun dan mematikan alaram di handphonenya, galih melirik jam di handphonenya sudah pukul 04.10 galih mencuci mukanya di kamar mandi.

Setelah mencuci mukanya, galih duduk di Sofa ruang tamu menunggu adzan subuh sambil merokok dan di temani kopi hitam.

Allahuakbar!!, Allahuakbar!!

Setelah beberapa menit galih menunggu, adzan terdengar, galih langsung bersiap siap mengenakan,

Baju koko putih, sarung ,dan peci hitam sebelum ke masjid galih berwudhu.

Galih keluar nampak Suasana masih sangat sepi, galih melirik rumah pak yanto yang tidak jauh dari rumahnya.

Entah kenapa persaannya tidak enak.

Galih berjalan menuju masjid, saat galih berjalan ke arah masjid hanya terlihat rumah rumah warga yang sepi dan pepohonan.

Hingga sampailah galih di salah satu rumah warga yang terlihat sangat bersih. Galih memandangi rumah itu sejenak, entah kenapa dia merasa tertarik.

"Bersih banget rumah ini, pasti orangnya rajin." ucap galih dalam hati, wajar saja galih mengatakan hal tersebut karena rumah itu benar benar bersih bahkan satu sampah dan daun kering yang jatuh pun tidak ada di halaman rumah tersebut.

Rumah sederahana dengan halaman depan yang lumayan luas, dan satu pohon nangka di depan rumah itu.

Setelah memandangi rumah itu beberapa saat, galih beranjak ingin pergi tetapi.

Ceklek!!!

Tiba tiba rumah yang tadinya gelap berubah terang karena cahaya lampu yang di nyalakan,

Galih melirik ke arah rumah itu kembali yang sudah terang karena lampu yang tiba tiba menyala.

Galih melihat ke arah jendela rumah tersebut, nampak siluet bayangan manusia yang sedang duduk di kursi goyang menatap galih

Galih menyipitkan matanya mencoba melihat sosok tersebut.

Galih hanya melihat wanita muda mengenakan pakaian hitam lusuh tersenyum ke arahnya.

Galih membalas senyuman itu, lalu berjalan pergi kembali ke masjid.

Hal yang tidak di ketahui galih, setelah galih pergi lampu rumah tersebut tiba tiba mati dan wanita muda yang duduk di kursi goyang itu menghilang entah kemana.

Sesampainya galih di masjid galih duduk, dan menunggu komat

"Mas warga baru." ucap laki laki tua bungkuk mengenakan peci hitam

"Iya kek."

"Namanya siapa mas?"

"Nama saya galih kek."

"Kalo nama saya kakek tangwin, mas tinggal di mana." tanya kakek tangwin

"Saya tinggal di rumah kontrakan anaknya bu maya kek."

"Oh rumah itu, bagus rumah itu mas, gimana  tinggal di desa ini betah ga mas?"

"Alhamdulilah betah kek."

"Apa kamu denger orang ketuk ketuk pintu tadi malam."

"Ga dengar apa apa saya kek."

"Emangnya kenapa kek?"

"Desa ini itu kena teror ketukan pintu mas, udah dari tiga tahun ketukan pintu meneror warga, dan saat pintu di buka yang dateng anggota keluarga kita yang sudah meninggal."

Galih menelan ludahnya secara kasar.

"Sial banget nasib gw. gimana kalau gw ikut di teror." Ucap galih dalam hati

Galih dan kakek tangwin kembali berbicara  ringan mulai dari mana asal galih dan sebagainya  hingga akhirnya komat terdengar.

Setelah selesai sholat subuh, galih tidak langsung pulang. galih memilih berzikir, dan di lanjutkan membaca al qur'an hingga jam setengah tujuh pagi galih baru kembali ke kontrakanya.

Dalam perjalananya galih tidak sengaja melihat bu asih yang sedang memarahi remaja laki laki berusia sekitar tujuh belas tahun, sementara bagas menangis memeluk pinggang bu asih. bu asih memarahi remaja tersebut tepatnya berada di depan rumah yang tadi subuh di lihat galih.

"NJas Kamu apain bagas? kenapa dia selalu nangis setiap ketemu kamu hah!!" tanya bu asih

"Maaf bu saya benar benar ga tahu, bagas nangis sendiri saya ga pernah ngapa ngapain bagas." ucap anjas nampak anjas yang sudah siap dengan pakaian seragam smanya dan sepeda di sampingnya bersiap berangkat sekolah.

"Halah, jangan bohong kamu kamu pasti sering nyakitin anak saya ngaku kamu!!" bentak bu asih, bu asih emosi karena setiap bagas bertemu anjas bagas selalu menangis entah apa sebabnya, dan pagi itu bu asih dan bagas yang mau membeli sarapan malah bertemu dengan anjas yang akan berangkat sekolah saat itu juga tiba tiba bagas menangis.

"Saya beneran bu ga pernah ngapa ngapain bagas."

"Terus kenapa bagas nangis terus ketika ketemu sama kamu."

Anjas mau menyauti ucapan bu asih, tetapi galih datang bersama beberapa warga nampak banyak ibu ibu, bapak bapak, dan bahkan anak anak berkumpul menonton bu asih memarahi anjas..

"Tenang dulu bu, jangan kebawa emosi kita bicarain baik baik." ucap galih yang masih mengenakan baju koko putih sarung dan peci hitam

Bu asih melirik ke arah galih dengan tatapan tidak suka, dia masih ingat tadi malam pak yanto melihat setan yang menyerupai galih bu asih berfikir bahwa galih memelihara Setan.

"Diem!!, kamu ga usah ikut campur, gayanya kaya orang alim tahu tahunya melihara setan dasar manusia munafik. ucap bu asih.

"Astafiruallah!!" ucap galih dan beberapa warga lainya.

"Jangan sembarangan nuduh bu, kalau ga ada bukti." ucap bu maya yang ada di sana

"Saya ga nuduh suami saya beneran lihat, tadi malam orang ini berubah jadi setan sampai sampai suami saya demam gara gara lihat dia."

Beberapa warga memandangi galih dari atas sampai bawah

"Sabar yah mas mungkin saja bu asih lagi emosi, jangan di ambil hati sama ucapanya." ucap pria paruh baya yang ada di dekat galih

"Iya pak ga papa."

Galih mendekat ke arah bagas, bagas melirik ke arah galih dan langsung melepas pelukanya pada ibunya kemudian memeluk galih.

"Jangan deket deket sama dia nduk." ucap bu asih lalu menarik tangan bagas, seketika bagas melepas pelukanya dari galih.

Galih mengelap air mata bagas yang membasahi pipinya.

"Kamu kenapa nangis gas, apa mas ini jahat sama kamu." ucap galang sambil menunjuk anjas, sementara anjas hanya menunduk.

Bagas menggelengkan kepalanya

"Terus kenapa kamu nangis?" tanya galih.

"Se..serem." ucap bagas lalu memeluk galih tanpa memperdulikan ibunya.

"Apanya yang serem, di sini ga ada yang serem gas ngomong yang bener gas kasian mas anjas di marahin sama ibu kamu."

Anjas yang awalnya menunduk perlahan mengakat kepalanya, anjas melirik ke arah galih baru kali ini dia merasa ada yang perduli padanya.

"Ta..tadi bagas di pelototin sama temanya mas anjas." ucap bagas dengan suara terbata bata

Orang orang menatap ke arah anjas sesaat, lalu kembali menatap ke arah galih, dan bagas sementara bu asih hanya memperhatikan sambil melirik anjas dengan tatapan tidak suka.

1
Benri Pakpahan
cerita kurang bagus
Jujun Adnin
lanjut
Jujun Adnin
ok
Sutono jijien 1976 Sugeng
semakin menarik
Teddy Aktadi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!