NovelToon NovelToon
Terbuangnya Tuan Muda Sombong

Terbuangnya Tuan Muda Sombong

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: roliyah

Rate. 21+ 🔥


Darren Alviansyah, anak konglomerat yang terkenal dengan sifatnya yang sombong dan juga hidupnya ingin selalu bebas, serta tidak mau di atur oleh siapapun. Darren juga tidak mau terikat dengan yang namanya wanita, apalagi pernikahan.

Setiap harinya Darren selalu menghabiskan waktunya hanya untuk bersenang-senang dan akan selalu pulang dalam keadaan mabuk, membuat kedua orang tuanya kesal. Darren juga tidak bisa memimpin perusahaan Papinya dan hal itu semakin membuat orang tuanya murka. Pada akhirnya orang tuanya mengirimkannya ke kampung halaman supir pribadinya.

Dira Auliyana, gadis yang sederhana juga mandiri. Dia di tugaskan untuk merubah sifat sombongnya Darren, hingga dirinya harus terjebak pernikahan dengan Darren.

Mampukah Dira menaklukkan sifat Darren yang selalu membuatnya kesal dan pernikahan seperti apa yang mereka jalani?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon roliyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehujanan

Darren mengatur nafasnya dan mulai memasang wajah cool dan berjalan tegap, seolah dirinya tak melihat apa-apa.

" Sudah?" tanya pak Ito.

"Sudah, ayo kita lanjut berkeliling lagi."

Darren dan Pak Ito kembali melanjutkan langkahnya berkeliling kampung.

***

Setelah semalam ikut ronda, kini Darren membalas dendam dengan tidur sampai siang. Darren membuka matanya saat sang raja Surya sudah meninggi memancarkan sinarnya. Darren bangkit dan keluar dari kamar, matanya menyapu seluruh ruangan tapi tak ada seorangpun yang ada di rumah.

Darren melangkah menuju kamar mandi dan ternyata di belakang rumah ada Bu Kokom yang sedang menampi beras.

"Kirain di rumah nggak orang?" seloroh Darren mendekati Bu Kokom yang sedang menuangkan beras dari tampah ke baskom besar.

"Kebetulan hari ini ibu nggak kerja," sahutnya.

Darren duduk di potongan kayu yang sudah di belah.

"Biasanya ibu kerja apa?"

"Kerja di rumah Bu bidan," jawab Bu Kokom.

"Oh, kalau Sandi?" tanya Darren lagi, walau tinggal serumah, Darren tak pernah menanyakan penghuni rumah kerja apa saja di tambah lagi Darren selalu bangun siang.

"Kalau Sandi kerja jadi guru SD."

Darren manggut-manggut mendengar penuturan ibu Kokom.

"Kalau si bur-, eh maksud saya kalau Dira?"

"Kalau Dira mah, kerja apa saja. Dira orangnya nggak pilih-pilih kalau soal kerjaan, asal halal."

"Emang orang tua Dira kemana?"

"Orang tua Dira sudah meninggal. Ibunya meninggal saat Dira berusia empat belas tahun, beliau meninggal karena sakit kanker, kalau bapaknya Dira meninggal karena kecelakaan saat Dira lulus SMA."

Saat sedang membicarakan keseharian Dira di luar rumah, tiba-tiba dari arah dalam Dira datang membawa seekor ayam yang siap untuk di olah.

"Lagi pada ngapain?" tanya Dira.

"Lagi ngobrol, kenapa? kepo ya?"

"Idih ... siapa juga yang kepo," ketus Dira.

Kemudian, Dira mengambil golok dan membawa ayam ke kamar mandi untuk di potong menjadi beberapa bagian. Darren mengikuti Dira dan ikut jongkok di samping Dira.

"Mau ngapain ikut ke sini?" tanya Dira heran.

"Mau lihatin kamu mencincang ayam."

Dira tak menyahuti omongan Darren, Dira memilih memotong ayam.

"Eh, burik. Lo tadi habis dari mana?"

"Kerjalah, emang ngapain lagi. Setiap hari aku mah kerja di tempat yang berbeda. kenapa memangnya?"

"Kenapa nggak lanjut kuliah," timpal Darren.

Dira menghentikan gerakannya dan menengok ke arah Darren dengan pandangan sendu.

"Siapa sih yang nggak mau lanjutin sekolah ke universitas, aku juga mau tapi keadaan yang tak memungkinkan, sedangkan aku nggak mau ngerepotin paman. Beliau sudah banyak membantu aku."

"Terus kenapa Lo memilih kerja serabutan, dan nggak cari kerja yang lebih layak gitu."

"Karena itu pilihanku, udahlah, kenapa kamu jadi kepo!"

Dira selesai memotong ayam dan mencuci ayam, kemudian membawa masuk untuk di masak. Darren lagi-lagi mengikuti langkah Dira seperti itik mengikuti induknya.

Dira mengambil tempat bumbu dan memilih apa saja yang di butuhkan untuk memasak ayam. Sedangkan Darren hanya melihat saja tanpa ada niatan membantu Dira.

"Itu ayam mau di masak apa?" tanya Darren.

"Gulai ayam," jawab Dira.

Dira mulai mengupas bawang dan bumbu yang lainnya, Darren mendekat dan mencoba menawarkan diri membantu Dira mengulek bumbu.

"Sini, biar gue yang ngulek bumbunya." Pinta Darren merebut ulekan yang sedang di pegang Dira.

"Emang bisa kamu ngulek bumbu?"

"Bisalah, apa sih yang nggak bisa."

Darren memasukkan semua bumbu ke cobek dan mulai mengulek bumbu. Darren mengulek bumbu sembari menggerutu, sebab bawang dan yang lainnya pada loncat dan keluar dari cobek.

"Kenapa susah sekali sih," dengus Darren.

"Lama! udah sini, biar aku saja."

Dira merebut ulekannya dan melanjutkan menghaluskan bumbu. Selanjutnya Dira memasak ayam tersebut menjadi gulai ayam. Harum menyeruak masuk ke Indra penciuman Darren, membuat perut Darren menjadi bergejolak minta di isi.

"Jadi laper gue." seloroh Darren.

Selesai memasak, Dira memindahkan sebagian gulai ayam ke rantang. Darren mengernyitkan dahinya saat Dira kembali memasukkan Nasi ke rantang.

"Itu buat siapa?"

"Ini buat nek Iroh," sahut Dira sembari menyusun rantang tersebut.

"Siapa nek Iroh itu? nenek kamu."

"Bukan."

Setelah semuanya beres, Dira berganti pakaian dan setelah itu mengantarkan makanan untuk nenek Iroh.

"Gue ikut ya," pinta Darren.

"Terserah, asal jangan banyak mengeluh. Soalnya jalan menuju rumah nek Iroh lumayan jauh dan menanjak."

"Nggak masalah."

Dira dan Darren berangkat ke rumah nek Iroh, hanya berjalan kaki. Darren ngos-ngosan karena jalan ke rumah nek Iroh menanjak dan berada di kebun.

"Kenapa bikin rumahnya di sekitar sini sih," sungut Darren saat mereka tiba di dekat rumah nek Iroh.

Dira hanya menggelengkan kepalanya, mendengar gerutuan Darren dan memilih mengetuk pintu rumah nek Iroh.

Nek Iroh tersenyum saat tau kalau Dira yang bertandang ke rumahnya dan mempersilahkan masuk.

"Nenek sudah makan belum? Dira bawa ayam gulai untuk nenek."

"Belum, Ra."

Dira membawa rantang yang berisi ayam gulai ke dapur dan memindahkan ke wadah.

"Sekarang nenek makan ya, besok Dira akan datang lagi membantu nenek memanen sayuran yang di belakang rumah."

"Iya, kamu harus sering ke sini. Nenek suka kesepian bila berada di rumah. O iya itu siapa? pacar kamu ya?"

"Bukan, dia teman Dira kok."

"Iya, juga nggak papa," tukas nek Iroh.

"Bukan nek. Dira langsung pulang ya, maaf Dira nggak bisa lama-lama."

"Ya, nggak apa-apa."

Dira dan Darren pulang, saat di perjalanan menuju pulang, tiba-tiba turun hujan membuat keduanya kehujanan.

"Hujan nih, kita harus berteduh dimana?" ucap Darren.

Dira memperluas pandanganya dan melihat ada gubuk tidak jauh dari mereka.

"Kita berteduh di sana saja." Tunjuk Dira ke gubuk.

Dengan langkah cepat, keduanya tiba di gubuk tersebut. Darren yang tak bisa terkena air hujan akan membuat tubuhnya menggigil dan badannya akan langsung sakit.

"Kamu kenapa?" tanya Dira.

"Gue nggak boleh terkena air hujan, kalau gue kehujanan tubuh gue bakalan langsung sakit dan langsung demam," ucap Darren dengan bibir yang bergetar karena menggigil.

"Terus gimana dong?"

"Peluk gue...." pinta Darren memelas.

Dengan ragu Dira mendekati Darren dan memeluk Darren. Meski ini bukan yang pertama Dira berpelukan dengan seorang pria, tetap saja membuat Dira gugup, sedangkan Darren langsung memeluk Dira erat.

Hanya keheningan yang tercipta di antara mereka. Darren masih menggigil meski sudah memeluk Dira. Baju basah menyebabkan tubuh Darren tetap menggigil.

"Ra, dingin," ucap Darren bergetar.

Dira semakin mempererat pelukannya dan merasakan tubuh Darren yang menggigil. Sedangkan hujan semakin lebat, di tambah lagi tubuh Darren mulai panas. Dira mulai cemas dan tak tahu harus gimana dan mau meminta tolong ke siapa?.

1
Diana Taslim
Luar biasa
Giyeem Endut
ceritanya sederhana aku suka, maksih y thor
mursih brebes
bagus
Giyeem Endut
badas kali dira, aku suka
Giyeem Endut
bucin akut y si darren
Giyeem Endut
wahhh🤣🤣🤣
Giyeem Endut
cieee yg uda cemburu
Giyeem Endut
gemessss thor
Giyeem Endut
Kecewa
Giyeem Endut
Buruk
Giyeem Endut
uda cari perhatian y si darren
Giyeem Endut
darren mulai suka sm dira
Giyeem Endut
geliii😂😂😂
Giyeem Endut
agak lain kayak nya ini seru
kurnia rahayu
Luar biasa
Sudar Wati
ya ampun paten kali bumil bisa menghukumi orang biar jerah tapi kok bikin geli
Rara Kusumadewi
tuh kan terjebak permainan sendiri si darren
Alejandra
Perasaan pup bayi nggak bau, cuma asem doang, kenapa jijik sich...
Alejandra
Bukannya dulu Darren tu anti sama cew, tapi kenapa gampang aja didekatin cew meski hanya sebatas rekan kerja tapi harusnya jadi cow tu u peka dkit...
Alejandra
Mungkin itu akibat dari berbuat zalim terhadap cucu menantu sendiri...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!