REVISI
Cahaya adalah Seorang model terkenal yang berumur 30 tahun. dan dia sudah menikah dengan Aditya yang seorang pengusaha. Pernikahan mereka masuk 3 tahun namun sampai sekarang belum dikaruniai anak. Sehingga membuat Aditya berselingkuh dengan sahabat Cahaya yang bernama Keyla. hasil perselingkuhan itu membuat Keyla hamil anak Aditya.
Sampai akhirnya Cahaya pulang dari luar negeri tanpa memberitahu suaminya dia pulang untuk buat kejutan. Tapi bukan suaminya terkejut akan kedatangannya. tapi dirinya yang terkejut melihat suami dan sahabatnya berada didalam kamar sedang memaduh kasih.
"Apakah yang akan dilakukan oleh Cahaya?
Apakah Cahaya memaafkan suaminya atau lebih pilih berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinta Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Cahaya menatap Arsen dengan tatapan Iba.
"Jangan menatapku seperti itu. Aku tidak suka ditatap dengan rasa kasihan. Bukankah nasib kita hampir sama, cuma aku sudah lama putus sedangkan kamu baru putus dengan pacarmu" Ucapnya tersenyum getir.
"Bukan putus. Tapi, suamiku berselingkuh dengan sahabatku. Bahkan hubungan mereka sudah jauh." Cahaya tersenyum getir dan menyiratkan luka yang tak berdarah.
""Apa kamu tidak ingin balas dendam kepada suamimu."
Cahaya menoleh kearah Arsen dan menatapnya yang sulit diartikan.
"Caranya.... "
"Kita pura-pura jadi pasangan kekasih? "
Cahaya Melototkan matanya. seakan tak percaya apa yang diucapkan Arsen.
"Jangan bercanda"
akubserius dengan ucapanku, aku bisa membantumu untuk membalaskan rasa sakit hatimu dengan suamimu."
"Terima kasih, tapi aku tidak bisa."
"Kenapa? "
"Apa bedanya aku dengan dia, walaupun kita pura-pura pasangan kekasih tapi itu tetap namanya berselingkuh. aku benci itu dan aku akan tetap setia padanya sampai ketuk palu dipengadilan."
"Emeng kamu sudah mengajukan gugatan cerai." Kepo Arsen.
"Ya saya sudah mengajukan gugatan cerai di pengadilan, mungkin sebentar lagi akan ada panggilan."
"Jadi, lo calon Janda?"
Hati Cahaya kian dongkol. Dia memeng Calon janda, tapi tidak usah perjelas dengan statusnya. mungkin hanya sebuah tidak keberuntungannya saja.
"Kadang, jarang terkena masalah membuat kita down saat pertama kali kena masalah. beda dengan orang yang tiap harinya terkena masalah, sudah tahan banting. " Ujar Arsen sambil menatap lurus kedepan. Bibirnya mengulum senyum getir. seolah menceritakan diri sendiri.
Cahaya mendelik kearah Arsen.
"Apa ada salah dengan ucapanku."
"Tidak ada, cuma dari ucapanmu tersiratkan ada kepedihan."
"Kamu benar, Orang yang selalu tersenyum itu hanya menyembunyikan lukanya."
Cahaya tertegun mendengar ucapan Arsen
"Kalau boleh tau apakah kamu pernah terluka."
"Dari kecil aku sudah merasakan rasa sakit, aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuaku. mereka hanya menganggapku anak pembawa sial. sampai akhirnya aku meninggalkan rumah dari umur 10 Tahun. aku bisa bersekolah karena otakku yang pintar dan mendapatkan beasiswa."
"Lalu, dari umur 10 tahun apa yang kamu lakukan untuk bertahan hidup." Cahaya melupakan kesedihannya, ketika dia mendengar cerita Arsen.
"Apapun aku kerjakan yang penting bisa menghasilkan uang, seperti mencopet atau jadi kuli dipasar." Ujar Arsen dengan tersenyum getir.
"Ternyata aku lebih beruntung ketimbang kamu,
apakah kamu tidak pernah pulang kerumah orang tuamu." Tanya Cahaya hati-hati.
"Buat apa pulang, aku sukses dengan usahaku sendiri, Bahkan aku sanggup menafkahi kamu kalau kita menikah calon janda." Ucap Arsen Terkekeh.
Cahaya mendengus mendengar perkataan Arsen. yang menurutnya tidak berarti sama sekali.
"Kenapa? Bukankah janda lebih pengalaman?" Ucap Arsen menggoda Cahaya.
"Ciii nggak jelas." Cibir Cahaya.
"Jangan kamu berpikir janda itu akhir dari segalanya. Malahan sekarang banyak lo orang mengejar janda.
Cahaya bersedih mendengar ucapan Arsen.
" Karena Janda itu sudah tau statusnya. Tapi gadis dia belum tentu gadis." Bisiknya dekat telinga Cahaya.
"Sok Tau... "
"Kalau nggak percaya juga nggak apa-apa" Ucapnya.
"Ayo... " Arsen berdiri dan mengulurkan tangannya kearah Cahaya. Dia hanya menatap ukuran tangan Arsen tanpa minat membalasnya.
"Jangan berfikir Macam-macam, aku cuma mau mengantarmu pulang. tidak baik kalau seorang perempuan jalan sendirian ditengah malam."
"Tidak usah, Terima kasih. Akubbisa pulang sendiri. " Ucapnya berdiri tanpa menerima uluran tangannya.
Arsen hanya menatap kepergian Cahaya yang kian menjauh dari pandangannya.
"Kamu harus jadi milikku, karena kamu sudah membuatku jatuh cinta pandangan pertama dan aku akan menunggu jandamu" Ucapnya yang terus menatap Punggung Cahaya yang sudah menjauh dari pandangannya.
...***Bersambung***...
Jangan lupa Follow, like, Coment dan Vote.