Bagaimana jadinya jika kalian tiba-tiba di jodohkan oleh kedua orang tuamu, langkah apa yang akan kalian ambil. Menerima atau menolak perjodohan tersebut!
Yuk ikuti kisah Lexa dan David yang terpaksa menerima perjodohan tersebut demi kebahagiaan kedua orang tuanya. Hingga keduanya terjerat sendiri dengan perjodohannya
Para pemeran utamanya di ambil dari sekuel cerita Mafia vs Gadis Bercadar dan Mafia Couple Love. Semoga kalian suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjanjian
Lexa tampak lelah memasuki kediaman nya dan kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
"Nanti saja aku kabari Tom, aku butuh air hangat untuk merendam tubuh ku yang sangat lelah"ucap Lexa yang melihat beberapa panggilan masuk dari Tom.
Lexa berjalan ke ruang ganti, ia pun meletakkan tas branded nya di lemari khusus koleksi tasnya. Setelah itu, Lexa bergegas ke toilet untuk membersihkan tubuhnya.
Berendam dengan air hangat membuat Lexa begitu rileks, sehingga mampu membuat tubuhnya kembali fit. Lexa kemudian bergegas menyelesaikan ritual mandinya.
Lexa keluar dari toilet hanya mengenakan jubah mandi, rambut panjangnya terlihat basah, ia pun dengan cepat berjalan ke meja rias untuk mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer.
Ponselnya kembali berbunyi, Lexa meletakkan hairdryer nya kemudian mengambil ponselnya di atas nakas. Tertera nama Tom di layar ponselnya.
"Halo assalamualaikum Tom"ucap Lexa.
"Waalaikumsalam, Lexa apa kamu sudah kembali?"ucap Tom.
"Hemm, aku sudah berada di dalam kamar ku"ucap Lexa.
"Apa saja yang kalian bicarakan?"ucap Tom kembali.
"Kamu tak perlu tahu, karena pembicaraan kami sama sekali tidak penting dan hanya omong kosong"ucap Lexa sambil menatap dirinya di dalam cermin.
"Oh baguslah, aku pikir dia berbuat macam-macam kepada mu hingga mengancam mu segala"ucap Tom di ujung telepon.
"Pikiran mu terlalu jauh, sudah dulu, aku butuh istirahat"ucap Lexa sambil tersenyum.
"Ok tuan putri, bye"ucap Tom.
Panggilan mereka pun berakhir. Lexa hanya mampu tersenyum kemudian melanjutkan mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer.
Sementara di tempat lain.....
David juga terlihat segar dengan handuk masih melilit di pinggang nya yang sedang duduk selonjoran di sofa dalam kamarnya. David meraih ponselnya di atas meja dan kembali menghubungi kekasihnya. Sebanyak tiga kali panggilan kekasihnya baru mengangkat panggilan masuknya.
"Halo baby, lama banget angkat telepon nya?"ucap David sambil tersenyum tipis.
"Ak-aku habis ke dapur"ucap Hanum yang tampak ngos-ngosan yang sedang berbalut selimut.
"Ok baby, aku ingin mengajak mu keluar. Apa kamu ada waktu?"ucap David.
"Sepertinya aku tidak bisa, soalnya aku sedang tidak enak badan. Dan kamu tahu sendiri beb, aku akan kembali ke negara A besok pagi karena tuntutan pekerjaan ku. Jadi maaf untuk kali ini beb"ucap Hanum di ujung telepon.
"Ya sudah beristirahatlah, aku akan menjenguk mu"ucap David.
"Tak perlu, aku cuman ingin sendiri beb"ucap Hanum cepat.
"Baiklah, beristirahatlah baby, jangan lupa minum obat, i love you"ucap David.
"Love you too"ucap Hanum.
Percakapan via telepon mereka berakhir. David kemudian berjalan menuju ruang ganti untuk mengenakan pakaian nya. Setelah itu, David kembali ke ruangan kerjanya untuk memeriksa kembali laporan dan email masuk dari karyawan dan rekan bisnisnya.
Keesokan harinya.....
Lexa kembali bergelut dengan aktivitasnya. Pekerjaan kantor selalu saja tidak ada habisnya. Lexa terlihat sibuk berkutat dengan laptopnya dan berkas-berkas yang menumpuk di meja kerjanya.
Terdengar ketukan pintu dari luar, Lexa kembali mempersilahkan sang empunya untuk masuk.
"Permisi nona, tuan David sedang menunggu anda di luar"ucap Nisa sekretaris nya.
"Persilahkan dia masuk ke ruangan ku"ucap Lexa yang tidak beralih dari layar laptopnya.
"Baik nona"ucap Nisa, kemudian bergegas menemui David yang sedang menunggu di depan pintu ruangan sang direktur utama.
Terlihat David berjalan penuh wibawa, sambil menenteng tas kerjanya memasuki ruangan calon istrinya. Matanya langsung tertuju pada wanita yang tengah sibuk bekerja.
"Silahkan duduk"ucap Lexa yang tidak beralih dari layar laptopnya karena sedikit lagi pekerjaan akan selesai.
David kemudian duduk di kursi yang berhadapan dengan Lexa, mata David langsung menelisik seluruh ruangan Lexa yang tampak indah, rapi dan bersih, bahkan banyaknya buku-buku yang tertata rapi di dalam lemari dan di setiap sudut ruangan. Rangkaian bunga, lukisan dan karya seni rupa tampak mengisi ruangan Lexa.
"Ehemm"Lexa berdehem untuk membuyarkan fantasi David.
David langsung mengalihkan pandangannya dan menatap tajam Lexa.
"Ini semua berkas penting dan laporan mengenai pembangunan apartemen, kamu bisa memeriksanya secara detail yang pernah aku revisi. Jika sudah di setujui secara bersama. Pekan depan proyek pembangunan apartemen sudah bisa di jalankan"ucap David menjelaskan yang terlihat serius.
Sementara Lexa mulai memeriksa kembali seluruh berkas penting dan laporan dari perusahaan JM. Lexa tampak teliti memeriksa laporan tersebut hingga menakan waktu hampir 30 menit.
"Oke, aku sudah setuju dengan semua laporan ini"ucap Lexa pada intinya.
David tersenyum, ternyata kerja keras nya tidak sia-sia. Mereka kemudian tanda tangan bersama dan pada akhirnya proyek pembangunan apartemen akan terlaksana pekan depan.
David mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Lexa, namun Lexa dengan cepat menangkup kan kedua tangannya di depan dada. Lexa sempat memicingkan matanya melihat jari-jari tangan David tidak mengenakan cincin pertunangan mereka.
Dimana cincin tunangan nya, apa dia menyimpannya. Sudahlah itu bukan urusan ku. Batin Lexa.
"Kita hanya perlu memantau kembali proyek yang akan berlangsung"ucap Lexa.
"Iya, bawahan ku pasti akan turun tangan untuk mengeceknya secara langsung selama pembangunan apartemen itu berlangsung"ucap David.
Lexa pun hanya mampu mengangguk dengan ucapan David.
"Besok lusa kita harus kembali ke negara A, berhubung satu Minggu lagi kita akan segera menikah. Papa meminta kita untuk fitting baju pengantin secepatnya"ucap David yang menatap tajam Lexa.
Lexa hanya mampu menghembuskan nafasnya dengan kasar, ternyata waktu berjalan begitu cepatnya.
Huff, ayah, bunda, papa selalu saja mengabari ku untuk segera ke negara A, berhubung pesta pernikahan kami akan segera di selenggarakan di negara A. Sanggupkah aku melewati semua ini, dengan bahtera rumah tangga yang sama sekali tidak didasari kata cinta.
Ya Allah, jika memang David adalah jodoh yang terbaik untukku, maka dekatkanlah. Tapi jika dia bukan jodohku yang terbaik untukku, maka jauhkanlah aku dengan nya. Batin Lexa sambil termenung.
David terus memanggil nama Lexa, namun Lexa sama sekali tidak menggubris ucapan nya.
"Lexa"ucap David dengan suara meninggi sambil menyentuh tangan Lexa.
Lexa langsung tersadar dari lamunannya dan dengan cepat menarik tangannya dengan kesal.
"Semuanya sudah beres kan, kamu bisa pergi"ucap Lexa dingin.
"Hei santai saja, aku pun ingin segera meninggalkan ruangan jelek mu. Ingat baik-baik, kamu harus ikut pulang bersama ku ke negara A"ucap David sambil tersenyum sinis.
"Hemm"ucap Lexa dingin.
"Satu lagi, mengenai perjanjian bagian ketiga, aku siap melakukannya. Setelah aku menikah dengan mu, aku pun akan menikahi kekasihku"ucap David dengan seringai licik diwajahnya.
Siap-siap dengan taktik licik ku. Batin David.
"Oh baguslah, tapi kamu siap-siap saja untuk angkat kaki dari perusahaan mu"ucap Lexa dengan sorot mata tajam.
"Baik, aku siap melakukan nya. Karena aku sudah terlanjur mencintai kekasihku dan sudah berjanji kepada nya untuk menikahinya"ucap David tersenyum sinis.
"Tak masalah, yang jelas aku akan menikmati seluruh harta kekayaan mu, dan aku tidak akan pernah membiarkan yang menjadi hak ku, sepeserpun di nikmati oleh orang lain termasuk dirimu. Jadi jangan sampai kamu menyesali keputusan mu"ucap Lexa tersenyum sinis yang terlihat santai dengan ucapannya.
Ternyata dia siap dengan perjanjiannya bahkan siap melakukannya, aku tidak boleh kalah dari si play boy. Batin Lexa.
David bangkit dari duduknya sambil berdengus kesal, kemudian berjalan keluar dari ruangan calon istrinya tanpa mengucapkan permisi.
"Jangan lupa tutup rapat pintunya"ucap Lexa yang menatap kepergian David.
David berbalik badan sambil melirik tajam Lexa. Kemudian melakukan perintah Lexa yakni menutup pintu ruangan Lexa dengan kesal.
Lexa hanya mampu menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil bersandar di kursi kebesarannya.
"Ini masih awal, aku harus bersiap-siap untuk melawan play boy dengan kekasihnya"ucap Lexa sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Sementara di tempat lain.....
Rissa dan Jones sedang makan siang bersama. Keduanya terlihat dekat satu sama lain semenjak menjadi tunangan.
"Habis ini, kita ke butik untuk fitting baju pengantin"ucap Rissa, kemudian menyeruput minumannya.
"Bukankah kita harus menunggu kakak mu David untuk melakukan fitting baju bersama-sama"ucap Jones.
"Tak perlu menunggu mereka, papa meminta kita untuk melakukannya hari ini. Setelah itu, kita bisa melakukan hal lain bukan"ucap Rissa.
"Baiklah, terserah kamu"ucap Jones.
"Nes, sebentar lagi kita akan menikah. Padahal kita tidak saling mencintai. Apa kamu yakin bisa menjalani semua ini. Aku takut tidak bisa menjadi istri yang baik untuk kamu. Kan kamu tahu sendiri kita bagaikan tom and Jerry, sering berantem di kantor, di jalan dan di setiap tempat. Apa kita bi..."ucap Rissa yang tidak melanjutkan ucapannya.
Jones langsung menaruh telunjuknya di bibir manis Rissa.
"Jangan katakan itu, mulai sekarang kita harus hilangkan kebiasaan buruk itu, kita mulai kembali dari awal dan mencoba untuk saling mencintai dan menerima kekurangan masing-masing. Kita pasti bisa melalui nya bersama"ucap Jones.
"Tapi kamu selalu saja membuat ku kesal setengah mati"ucap Rissa cemberut.
"Karena kamu sangat cerewet, banyak nanya dan menggemaskan"ucap Jones sambil membelai rambut Rissa.
Rissa pun tersipu malu dengan rona wajah memerah yang tengah menunduk.
"Habiskan makanan mu, setelah itu kita ke butik"ucap Jones tersenyum tipis.
Rissa pun hanya mampu mengangguk dengan rona wajah memerah dan kembali menikmati makanannya.
Bersambung......