kelanjutan dari World Without End.
Keyz melanjutkan petualangan nya di dunia tanpa akhir. Amarah dan dendam, masih menguasai dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
New Era
Lucxy Or Lucifer
Mode Diary
Sial!!! Lemah, pengecut, dan cengeng. Kenapa dengan diriku? Tapi, tak dapat ku pungkiri, pelukan Suki, sangat menenangkan aku. Inikah sifat manusia? Penuh perasaan cinta?
Aku ingin kembali seperti dulu? Menjadi orang yang kejam dan...
Bisah kah aku kembali seperti dulu?
Suki melepaskan pelukannya. Dia mengusap air matanya sambil tersenyum manis kepadaku. Ada getaran hebat di dadaku, ketika melihat wajahnya yang penuh kasih sayang kepadaku.
Ternyata, tidak bisa... Perasaan benciku kepada semua hal, telah lenyap entah kemana.
Aku, mencintai Suki sebagai mamaku. Dan, Gabby? Sebagai adikku.
Gabby. Apakah jiwa Gabrielle juga berinkarnasi seperti aku juga? Apakah Gabby adalah Gabby ku yang sebelumnya? Apakah dia malaikat ku yang dulu? Yang aku cintai sekaligus aku benci?
Cinta... Aku sepertinya sudah melupakan apa arti kata cinta.
"Lucxy? Kamu baik baik saja, sayang?" Tanya Suki.
"Ya ma. Aku baik baik saja. Aku, pengecut sekali. Ahahaha." Jawabku sambil tersenyum kecut. "Apakah papa benar benar sebegitu nya bisa di andalkan?"
"Tentu saja, nak. Papamu, awalnya canggung, bodoh, dan nekat, padahal dia itu lemah. Tapi, dia selalu berusaha dan terus berusaha untuk menjadi orang yang kuat. Dia selalu berkata. 'Aku harus menjadi kuat untuk bisa melindungi orang orang yang aku cintai.'
Dia, selalu meniru semua gerakan mama. Selalu mencontoh jurus jurus mama. Ilmu pedang mama. Tapi, dia memodifikasi semua jurus jurus itu, sehingga dia bisa mempunyai jurus andalannya sendiri. Dan, entah sejak kapan dia tiba tiba menjadi jauh lebih kuat, dan hebat daripada mama.
Karena itu, kamu mau membantu mama untuk menyelamatkan papa kalian? Supaya dia kembali menjadi Keyz? Menjadi dirinya sendiri? Supaya kalian bisa minta di ajari dia ilmu pedang juga?"
"Baik... Aku mau membantu mama. Tapi, sebelumnya, Tolong ajari aku semua yang mama bisa. Dan, beri aku senjata yang asli, supaya aku bisa meningkatkan rasa percaya diri ku?
Pedang yang mama berikan waktu ulang tahun ku kemarin. Itu pedang bohongan."
"Ahahaha... Ketahuan ya? Baik. Tapi, setelah kamu benar benar menjadi kuat. Bukan kuat tenaga. Tapi, kuat untuk menahan kekuatanmu. Supaya kamu tidak menyusahkan orang lain seperti papa kamu."
"Hahaha.. iya ma, aku janji. Jadi, kita kapan mulai latihannya?"
"Secepatnya."
"Aku, juga mau di ajari ilmu pedang." Gabby muncul di belakang kami.
"Wahh!!! Penampakan!!" Teriak Suki. Jujur, aku juga terkejut dengan kemunculannya yang tiba-tiba tiba.
"Apaan sih ma?" Gabby merajuk ketika Suki menunjuk ekspresi lebay nya.
"Kamu sih, tiba tiba saja muncul. Kayak nona Kunti saja."
"Ha,?"
"Ah, lupakan. Sedang apa kau di sini, sayang?" Tanya Suki kepada putrinya yang cantik jelita itu.
"Aku... Aku tadi mendengar suara teriakan.. em... Kakak. Aku khawatir terjadi apa apa kepada dia. Jadi, Tanpa sadar aku langsung berlari menuju ke sini." Gabby memperhatikanku dengan seksama sehingga aku salah tingkah. "Kakak baik baik saja?"
"Yah, begitulah." Jawabku sambil membuang muka. Sial malu sekali di khawatir kan oleh adik kecil. Aku benar benar harus menjadi kuat secepat mungkin!!"
"Baik... Kita istirahat sekarang. Lihat, hari sudah larut. Besok, kita harus melanjutkan perjalanan kita ke Hiro town." Mama menarik tangan kami meninggalkan tempat itu.
Baiklah, saat ini biarlah aku menjadi lemah. Saat ini, aku boleh kan menikmati kebahagiaan ini?
Nex
Mode Gelud.
Ketika Suki dan kedua anaknya tertidur pulas. Dari arah gua tadi, muncul sosok wanita berbadan ular. Bukan monster ular tadi. Tapi, yang lain. Mirip, tapi bukan. Yang membedakan dia dan monster tadi, dia memiliki rambut ular. Dia bernama, Medusa.
Medusa, ukurannya lebih besar dan terlihat lebih berbahaya. Wajahnya penuh amarah dan kebencian. Dia menggeram dan berkata. "Akan ku bunuh kalian. Kalian telah membunuh anakku satu satunya! Kematian yang menyakitkan, tidak cukup untuk membayarnya. Kalian, benar benar akan aku siksa."
Nex
"Curse of the stone eyes!!" Suki, terkena kutukan dari Medusa dan tubuhnya perlahan lahan berubah menjadi batu.
"Tidak!!! Tidak!!! Tidaaakkkk!!!" Gabby berteriak sekeras kerasnya ketika melihat Suki membatu perlahan lahan.
Sedangkan Lucxy, dia gemetar hebat di depan sang Medusa. "SIALAN!!! Akan ku bunuh kau!!" Teriak Lucxy.
"Hahaha... Jangan bercanda." Kata Medusa sambil meludah ke arah Lucxy. "Lihat, kakimu untuk berdiri tegak saja tidak mampu. Bagaimana caranya kamu akan membunuhku?"
"Sial!!" Kata Lucxy. Dia memandang ke arah Suki, Suki telah sempurna menjadi patung batu. Lalu, pandangan Lucxy tertuju pada pedang yang ada di tangan Suki. Dia menuju mamanya itu. "Mama... Aku pinjam pedang ini. Maaf, aku tidak bisa melindungi mama. Tapi, aku berjanji, aku akan melindungi Gabby walaupun nyawaku adalah taruhannya."
"Kak!! Kita pergi saja dari sini. Kita cari pertolongan. Kita..." Kata Gabby sambil meraih tangan Lucxy. Tapi, Lucxy menepisnya, lalu dia berkata.
"Tidak, kamu saja yang pergi. Aku sudah muak dengan diriku yang lemah ini. Walaupun nantinya aku mati di sini. Paling tidak, aku sudah berusaha untuk melindungi mu. Jadi, pergilah, cari seseorang yang bisa menolong mama kita."
"Tidak... Aku tidak mau meninggalkan kamu sendirian. Aku takut sendirian!!"
"Gabby!!! Dengar!!! Aku tidak bisa melindungi mu lebih dari ini!!!. Aku, untuk melindungi diriku sendiri saja aku tidak mampu!!! Aku lelah dengan diriku yang seperti ini!!! Aku mohon, pergilah. Biarkan aku mengorbankan nyawa demi dirimu. Gabrielle."
"Lucifer? Kamu ingat dengan ingatan mu di kehidupan yang sebelumnya?" Pandangan mata Gabby berubah menjadi serius.
"Sudah kuduga. Kamu reinkarnasi dari Gabrielle. Benar, aku Lucifer. Sang raja iblis. Pergilah, aku bukan orang yang baik. Aku adalah kegelapan. Aku tidak tahu kapan aku akan menjadi liar seperti dulu. Tapi, sumpah, saat ini, aku... Perasaan ku kepadamu... Kepada mama. Itu semua tidak bohongan. Aku menyayangi kalian.
Jadi, aku mohon, pergilah. Aku tidak mau kehilangan orang yang aku sayangi lagi."
"Lucifer. Kamu? Kamu?...."
"Jangan panggil aku dengan nama iblis ku. Saat ini, aku muak mendengar nama itu. Panggil aku Lucxy saja. Tidak... Panggil aku dengan nama sejati ku. Azzazil....
Gabrielle. Pergilah. Aku mohon." Mata Lucxy nanar ketika dia mengatakan kata kata tadi. Saat ini, kebenciannya terhadap malaikat telah hilang entah kemana. Dia, mengingat lagi perasaannya, sebelum dia menjadi iblis. Ingatannya ketika dia masih menjadi malaikat seperti Gabrielle, kini sangat kuat di hati Lucxy.
"Andaikan saja kekuatan malaikat ku tidak hilang. Aku bisa menghilangkan kutukan Medusa terhadap mama." Kata Gabby sambil menangis. "Apakah kekuatan malaikat atau iblis mu juga hilang?"
"Begitulah. Tapi, jangan panggil aku Iblis!! Aku manusia!!" Bentak Lucxy. "Dan juga panggil aku..."
"Azzy... Aku masih mengingat namamu, nama yang paling aku sukai. Maaf, aku tidak bisa meninggalkan kamu sendirian, Azzy. Kamu telah berubah lagi menjadi orang yang aku sukai. Aku, tidak mau jauh jauh darimu."
"Saat ini, kita terlahir sebagai kakak adik. Lupakan perasaan itu, Gabby.
"Paling tidak, biarkan aku mati bersamamu. Kak Azzy."
"Kalian mau bersinetron sampai kapan, hah?" Teriak Medusa. "Sudah selesai kan? Aku bisa mati kebosanan disini!!"
"Dasar monster jelek!!! Aku akan membunuhmu!!" Balas Lucxy, atau sekarang Azzy.
"Hah!!! Terima ini!!! Curse of the stone eyes!!" Dari mata Medusa keluar cahaya hijau. Ketika cahaya itu mengenai mahluk hidup, niscaya mahluk hidup itu akan berubah menjadi batu, seperti halnya Suki tadi.
Azzy dan Gabby menghindar dengan cara melompat ke kanan dan kiri. Tapi, gerakan Medusa sangat cepat. Dia sudah berada di tempat Azzy melompat menghindar. Medusa langsung memukul perut Azzy.
"Agghh!!" Azzazil muntah darah sangat banyak. Dia mengerang, dan tersungkur di Tanah. Kini, pandangan Medusa tertuju pada Gabby. Dan, dalam hitungan sepersekian detik, dia langsung menerjang dan memukul perut Gabby. Tubuh Gabby terlempar jauh kebelakang.
"Ahahaha!!! Menyenangkan!!! Menyiksa orang lemah itu benar benar menyenangkan!!!
Kau!!! Laki laki, kau harus membuat anak dengan ku!!! Itu hukuman mu, karena temanmu yang menjadi batu itu telah membunuh putriku yang cantik!!" Kata Medusa sambil melotot ke arah Azzy.
"Cuih!!! Aku tidak nafsu dengan monster buruk rupa seperti mu!!" Azzy menerjang ke arah Medusa, dan berusaha untuk menebas lehernya. Tapi, gerakan Medusa sangat cepat, dia bisa menghindar serangan itu dengan sempurna. "Brengsek!!! Jangan menghindar terus!!"
"Hah!!! Kamu benar benar bodoh. Aku berubah pikiran mengenai membuat anak denganmu. Lebih baik, aku menyiksamu sampai aku puas! Ahahahah!"
"Sial!!! Terima ini!!! Hell-destroying sword slash!!" Azzy menyerang Medusa sambil merapalkan mantra sihir. Tapi, dia hanyalah manusia biasa saat ini. Serangannya seperti serangan manusia pada umumnya yang lemah. Medusa semakin terpingkal Pingkan ketika pedang Azzy mengenai lehernya.
"Nama jurusmu ok juga. Tapi, serangan mu hanya menimbulkan rasa gatal saja. Terima ini!!" Medusa mengibaskan ekornya ke tubuh Azzy. Azzy terkena serangan itu dengan telak. Tubuhnya terpental sangat jauh kebelakang. Dan akhirnya tubuh Azzy membentur dahan pohon raksasa. Dan pohon raksasa itu bergetar hebat ketika tubuh kecil Azzy membentur nya. Azzazil pun pingsan.
Medusa tidak puasa dengan hal itu. Dia kini berpaling ke arah Gabby. Gabby masih tersungkur di Tanah. Medusa menghampiri dia. "Lebih baik, kamu aku makan, gadis cantik. Siapa tau, aku nanti bisa berevolusi menjadi secantik dirimu."
Medusa mengangkat tubuh lemah Gabby, lalu, mulut Medusa terbuka lebar, selebar tubuh Gabby. Dan dia pu
n berusaha untuk memakan Gabby.
"Selamat makan. Hahahaha!!!"