Dewasa ❤️
Dari awal pertemuan mereka hanyalah kesengajaan,tapi kejadian naas itu makin membuka obsesi laki-laki itu juga makin menjadi .Bahkan identitas pria itu adalah Dosennya sendiri hingga semua berlanjut dengan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka hingga keputusan mereka menikah disepakati oleh kedua orang tua mereka hingga awal perjalanan mereka selalu ada masalah yang selalu menghiasi kehidupan mereka.
seberapa kuat hati wanita itu untuk pria itu yang nantinya menjadi suaminya kelak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia lukita 1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kabar Mengejutkan
Akhirnya sambungan telepon mereka putus,tampak begitu Natasya kesal dan tak percaya jika Mario akan menghubungi dirinya.
"Darimana dia tahu nomorku,pasti ada seseorang yang sengaja menyebarkan nomorku." gumam Natasya yang merasa tak pernah memberikan nomor pada pria itu.
Malam hari
Seperti biasanya Natasya makan malam bersama keluarga diruang meja makan , Tuan Andreas dan Mama Alina begitu serius dengan pembicaraan mereka yang langsung mengarah tentang persiapan pernikahan putri mereka.
"Papa tenang saja dari undangan dan gedung sudah mama siapkan, masalah catering pun sudah.Kini tinggal Natasya dan Mario yang akan mengurus gaun pernikahan mereka."Jawab mama Alina sembari menikmati makan malam mereka yang nampak begitu santai.
"Natasya."
"Iya ma,ada apa?"
"Apa Mario sudah menghubungi kamu masalah gaun yang akan kalian pilih?" tanya Mama Alina pada putrinya.
"Oh jadi mama yang yang sengaja memberikan nomorku pada pria itu.Pantas saja dia tahu dari mama." batin Natasya yang ternyata mamanya sendiri yang sengaja memberikan nomor pribadinya pada Pak Mario.
"Tasya, ditanya kok malah bengong.Apa Mario sudah belum menghubungi kamu?" tanya mamanya yang kesal melihat putrinya yang hanya terdiam tanpa menjawab apapun.
"Sudah ma." jawab Natasya yang langsung menjawab pertanyaan mamanya.
"Lalu kapan kalian berdua ke butik mencari gaun untuk kalian berdua?"
"Besok ma,setelah pulang dari kampus Pak Mario akan mengantarkan Natasya ke butik." jawab Natasya yang langsung memberitahukan jika besok mereka akan pergi ke butik mencari gaun baju pernikahan mereka.
"Sayang ,kamu jangan bilang pak Mario begitu.Panggil Mario saja,apalagi kalian akan segera menikah.Jika bisa biasakan kamu memanggil dengan namanya saja." pesan mama Alina yang sekedar mengingatkan putrinya.
"Tapi kebenaran dia Dosen Natasya kan ma?"
"Iya mama tahu,tapi setelah kalian menikah kamu harus ingat dia suami kamu yang harusnya kamu hormati."
" Bukannya aku panggil Pak Mario juga sama menghormati beliau karena beliau guru Natasya ma." Mama Alina hanya menggelengkan kepala mendengar perkataan Putrinya.
"Biarkan saja untuk sementara ini Natasya memanggil dengan nama Pak.Papa yakin setelah mereka menikah mereka pun akan mengubah nama panggilan mereka berdua.Tak perlu menjadi masalah mungkin saja Natasya belum terbiasa." ucap tuan Andreas yang paham apa yang sedang putrinya pikirkan.
"Papa saja paham tentang itu,mama kenapa tak paham apa yang Natasya rasakan." jawab Natasya yang secara langsung berani membalas ucapan papanya.
Mama Alina hanya bisa menghembuskan nafas dengan pelan-pelan,mungkin saja mama Alina harus bersabar menghadapi putrinya. Apalagi semua rencana pernikahan antara mereka kesepakatan antara mama Alina dengan mama Anita yang ternyata teman satu kuliahnya dulu.
"Baiklah,terserah kamu.Tapi ingat setelah kalian sudah menikah cobalah bersikap sopan apalagi ubahlah kebiasaanmu yang nantinya kamu hidup berdua dengan suamimu nanti." pesan mama Alina pada putrinya.
"Iya ma, Natasya tahu." jawab Natasya yang melanjutkan makan malamnya.Setelah selesai Natasya pergi ke kamarnya tiduran sembari membaca buku.
Tiba-tiba saja Natasya mengingat apa yang mamanya katakan pada dirinya."Jika seperti itu nasibku akan berubah hidup satu atap dengan pria mesum itu." gumam Natasya yang mau tak mau harus hidup berdua dengan pria mesum itu dan perubahan dalam hidupnya akan berubah drastis setelah dia memiliki seorang suami.
"Kenapa jalan takdirku seperti ini dan kenapa harus pria itu." Gumam Natasya yang merasa kesal dengan dirinya sendiri ,kenapa nasib dirinya begitu dramatis.
Pagi hari
Seperti biasanya aktivitas Natasya mulai disibukkan dengan tugas kampusnya.Apalagi posisi dia saat ini berada di kampus didalam kelas sembari mengecek buku miliknya.
"Hai Natasya." sapa Dini yang baru saja sampai di kampus.
"Hai juga Din." jawab Natasya dengan senyuman, Tiba-tiba saja Natasya duduk mendekati Dini.
"Hey Din,gimana urusanmu dengan mamamu?" tanya Natasya yang penasaran apa yang terjadi pada temannya itu.
"Awalnya ribut,tapi akhirnya papaku mengizinkan aku."
"Maksud kamu?"
Pada akhirnya Dini menceritakan peristiwa itu hingga semuanya terselesaikan dengan baik-baik saja.
"Salah kamu sendiri juga,kenapa kamu tidak bilang sedari awal.Kalau kamu bicara dari awal ya tak mungkin juga terjadi seperti ini." ucap Natasya yang sekedar mengingatkan temannya.
"Aku hanya ingin hidup mandiri tanpa mengantungkan nasib kepada mereka walaupun kenyataannya aku dari keluarga mampu."
"Aku paham, setidaknya kamu jujur dan dari awal kamu bicara baik-baik pada mereka pasti kedua orang tuamu akan menyetujuinya."
"Mungkin saja,tapi sudahlah.Mau disimpan serapat mungkin rahasiaku terbongkar juga." jawab Dini dengan ekspresi sedikit kesal.
"Aku juga punya rahasia." spontan Natasya menutup mulutnya dengan tangannya.
"Waduh,gawat kalau Dini sampai tanya nanti." batin Natasya yang langsung mengingat ucapan tadi.
"Jadi kamu punya rahasia juga ya, rahasia apa?" tanya Dini yang begitu penasaran apa rahasia yang dimiliki oleh temannya itu.
"Namanya rahasia ya jangan di umbar dong." jawab Natasya yang masih tak mau bicara.
"Itu namanya tidak adil, kamu tahu rahasiaku sedangkan aku belum tahu apa rahasia mu."
"Gimana ya?"
"Sudahlah kalau kamu tidak mau bicara." jawab Dini yang terlihat marah.
"Iya-iya,nanti aku cerita.Tapi awas kalau sampai orang lain tahu,ini menyangkut nama baikku." jawab Natasya yang mencoba mempercayai teman kampusnya.
"Yah, nanggung.Kenapa tidak sekarang saja."
"Panjang ceritanya." jawab Natasya.
"Ya sudah,habis istirahat siang ya.Jangan sampai lupa." pesan Dini pada Natasya.
"Iya-iya." jawab Natasya,pandangan mereka fokus ke depan setelah kedatangan dosen mereka yang situasi mulai berubah serius dengan kegiatan mereka.
Siang hari
"Apa kamu bilang!" teriak Dini yang kaget mendengarkan kabar itu.
" Huss,diam jangan teriak begitu.Nanti orang-orang curiga." ucap Natasya yang langsung membungkam mulut Dini dengan tangannya.
"Bagaimana tidak kaget,jika kamu akan menikah dengan pak Mario." bisik Dini yang masih tak percaya.
"Semua itu karena perjodohan,bukan aku suka dengan pak Mario." balas Natasya dengan suara lirih.
"Kamu tidak menolaknya?"
"Aku tidak bisa menolaknya,aku tak mau membuat mamaku kecewa.Aku melakukan itu semua ini untuk kebahagiaan keluargaku." jawab Natasya dengan ekspresi sedikit murung.
"Tapi kamu harus memikirkan juga dirimu,apa kamu merasa bahagia atau tidak." pertanyaan itu makin membuat Natasya terdiam.
"Aku paham pasti itu sulit untuk kamu putuskan,tapi jika itu memang pilihanmu aku akan tetap mendukungmu." jawab Dini dengan senyuman.
"Waktuku pun hanya tinggal tunggu Minggu."
"Maksud kamu?"
"Mungkin 2 Minggu lagi aku akan menikah." perkataan itu langsung membuat Dini makin kaget lagi mendengar kabar pernikahan temannya itu.
