NovelToon NovelToon
Petani Hebat Dengan Sistem

Petani Hebat Dengan Sistem

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / System / Militer
Popularitas:5.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Dyoka

Seno adalah seorang anak petani yang berkuliah di Kota. Ketika sudah di semester akhir, ia menerima kabar buruk. Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan bus.

Sebagai satu-satunya laki-laki di keluarganya, Seno lebih memilih menghentikan pendidikannya untuk mencari nafkah. Ia masih memiliki dua orang adik yang bersekolah dan membutuhkan biaya banyak.

Karena dirinya tidak memiliki ijasah, Seno tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi. Mengandalkan ijasah SMA-nya pun tidak jauh berbeda. Maka dari itu, Seno lebih memilih mengelola lahan yang ditinggalkan mendiang kedua orang tuanya.

Ketika Seno mulai menggarap ladang mereka, sebuah kejutan menantinya.

----

“Apa ini satu buah wortel dihargai tujuh puluh ribu.” Ucap seorang warganet.

“Mahal sekali, melon saja harga lima puluh ribu per gramnya. Ini bukan niat jualan namanya tapi merampok.” Ucap warganet yang lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyoka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PH 7 Kebun yang Gagal Panen

Sore harinya Seno mengecek kebun miliknya. Ketika pandangannya fokus ke kebun miliknya, seseorang menepuk pundaknya. Seno pun membalikkan tubuhnya. Di belakangnya kini sudah berdiri seorang laki-laki paruh baya.

“Eh Pak Joko.” Ucap Seno.

“Iya ini aku. Aku tadi lewat dekat kebun sayur milikmu. Sepertinya minggu depan sayur di kebunmu itu akan panen. Kebun milikmu yang ini juga terlihat akan segera panen juga. Bagaimana dengan aku yang memanen semua itu. Tenang saja aku akan memberikan harga bagus untukmu.” Ucap Joko.

Joko adalah tengkulak sayuran di kampung Seno. Ia biasanya mengambil sayur dari kebun petani di sini dan membawanya ke kota. Jadi, tidak heran jika sekarang dia mendatangi Seno untuk meminta menjual sayuran di kebun miliknya.

“Eh sudah mau panen rupanya yang di sana.”

Seno belum sempat melihat kebun sayur peningalan mendiang orang tuanya yang lainnya. Kebun tersebut memiliki luas setengah hektar. Biasanya sekali panen orang tuanya mendapatkan uang hingga tiga puluh juta.

Meski terlihat banyak, tetapi itu di bagi menjadi tiga bulan. Jadi sebulannya rata-rata kebun itu menghasilkan sepuluh juta. Jika dikurangi gaji dua orang petani yang orang tuanya pekerjakan dan biaya lainnya, maka kebun itu hanya menghasilkan keuntungan enam juta saja.

“Apa kamu mau menjualnya kepadaku?” Tanya Joko.

“Memangnya berapa harga yang Pak Joko ingin berikan?”

“Semuanya aku beli seharga dua puluh juta. Aku rasa segitu adalah harga untuk hasil panen di kebunmu.”

Seno mengerutkan keningnya mendengar ucapan Joko. “Mana bisa segitu. Itu terlalu murah. Jangan karena aku baru mengelola kebun milik orang tuaku, Pak Joko bisa seenaknya saja membuat harga semurah itu.” Ucap Seno tidak terima.

Itu memang niat Joko. Seno yang baru saja mengelola kebun milik orang tuanya tidak banyak memiliki pengalaman di bidang ini. Jadi, ia berniat membeli sayur dari kebun Seno dengan harga murah.

Joko adalah satu-satunya tengkulak sayuran di kampung ini. Jadi, jika tidak kepadanya, Seno tidak akan bisa menjual sayur itu. Joko yakin Seno akan menerima tawarannya ini. Jika tidak segera menjualnya, pasti sayuran itu akan layu dan membusuk setelah di panen.

“Baiklah akan aku naikkan sedikit. Dua puluh lima juta. Itu adalah harga tertinggi yang bisa aku berikan. Jangan meminta lebih lagi.” Ucap Joko sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

“Mana bisa begitu Pak. Sayuran di sana sehat-sehat dan tidak ada hama. Jadi, hasil panennya pasti bagus. Biasanya orang tuaku mendapatkan lebih dari tiga puluh juta sekali panen. Sekarang saja harga sayuran juga mulai naik. Jadi harganya pasti lebih tinggi lagi dari biasanya.”

“Harga yang kamu berikan itu masih sangat rendah. Aku tidak akan menjualnya kepadamu jika Kamu memberikan harga segitu.”

“Kamu itu tahu apa soal harga.” Ucap Joko sembari mengarahkan telunjuknya ke arah Seno.

“Aku ini sudah lama berjualan sayuran. Jadi siapa yang lebih tahu soal harga sayuran lebih baik daripada aku di kampung ini? Tidak ada. Kamu hanyalah anak kemaren sore, pengalamanmu tidak sebanyak diriku.”

“Harga segitu adalah harga paling bagus yang bisa aku berikan padamu. Terima saja. Jika Kamu menolaknya, maka Kamu tidak akan mendapatkan orang yang mau membeli semua sayuranmu itu.”

“Jika Pak Joko membelinya dengan harga kurang dari tiga puluh juta, maka aku tetap tidak akan menjualnya. Aku akan mencari tengkulak lainnya yang mau membeli sayuranku dengan harga normal. Jika perlu, aku juga akan datang ke kampung sebelah untuk mendatangi tengkulak di sana.”

Mendengar ucapan Seno itu, amarah Joko langsung memuncak. “Oh berani sekali ya Kamu menolakku. Kamu bahkan mau membawa orang lain masuk ke dalam wilayah kekuasaanku. Jika Kamu melakukannya, aku sumpahin Kamu akan mengalami gagal panen. Ingat itu baik-baik.”

Setelah berucap demikian, Joko pergi dari sana tanpa menunggu respon dari Seno. Ia sangat marah saat ini. Berani sekali anak kemarin sore seperti Seno menolaknya seperti itu. Jika memang Seno tidak mau menjual hasil panennya kepada Joko, maka laki-laki itu akan memberikan pelajaran.

Dengan begini, nantinya Seno akan paham untuk tidak mengusik amarah seorang Joko Susanto. Anak pembangkang seperti Seno memang harus diberi pelajaran.

*****

Pagi ini Seno cukup kaget ketika mendapatkan telepon dari salah satu petani yang bekerja di kebun miliknya. Ia mendapatkan kabar bahwa sayuran mereka dirusak orang. Langsung saja Seno mendatangi kebun miliknya itu.

Ketika Seno tiba, ia langsung disuguhi dengan pemandangan sayuran di kebunnya yang rusak. Hal itu membuat Seno memasang wajah dingin, tidak ada senyum di wajahnya. Sayur ini sudah siap di panen minggu depan. Jika gagal panen seperti ini, Seno mengalami kerugian puluhan juta.

Semua sayuran yang ada di sana dipangkas habis. Daun-daunnya berceceran di sana sini. Tidak ada satu pun sayuran yang bisa diselamatkan. Sayur-sayuran itu terlihat seperti dipangkas dengan menggunakan mesin pemotong rumput. Ada orang yang sengaja melakukan hal ini.

Seketika itu juga Seno langsung berpikir bahwa Joko adalah pelakunya. Seno ingat bagaimana laki-laki itu menyumpahinya agar gagal panen. Sekarang esok harinya, sayuran di kebun miliknya sudah rusak seperti ini. Jika bukan Joko siapa lagi?

Meski Seno tahu siapa pelakunya, ia tidak bisa melaporkan hal ini ke polisi. Bukti apa yang akan ia berikan kepada polisi? Tidak ada. Yang ada, jika Seno melaporkan Joko ke polisi, dirinyalah yang kena tuduhan pencemaran nama baik.

Selama ini ketika pulang ke rumah, Seno mendengar rumor bahwa Joko adalah orang yang kejam. Ia tidak mempercai rumor itu sebelumnya. Sepertinya rumor tidak selamanya sebuah kebohongan. Lihat saja apa yang dilakukan Joko kepadanya.

Hanya karena tidak mau menjual sayurnya kepada laki-laki itu, kebun milik Seno yang siap panen ini dirusak tanpa ampun. Joko seolah tidak peduli bahwa apa yang dilakukannya ini memberikan kerugian besar bagi orang lain.

“Mas Seno kami nggak tahu apa yang terjadi. Subuh tadi ketika kami datang, kebunnya sudah seperti ini.” Ucap salah satu petani.

“Ya aku tahu ini bukan salah kalian. Tolong bereskan semua kekacauan ini ya Pak. Semua sayuran yang sudah rusak ini, bisa bapak kumpulkan untuk menjadi pakan ternak.” Seno tahu bahwa pekerjanya yang ini memelihara sapi di rumah. Jadi, daripada hanya dibuang, lebih baik itu menjadi pakan ternak.

“Baiklah Mas.” Jawab petani tersebut dengan tetap memandang Seno. Seno bisa melihat kecemasan terpancar di mata petani tersebut.

Seno tahu apa maksud dari pandangan petani tersebut. Ia pasti ingin menanyakan mengenai gaji kepada Seno, tetapi tidak terlalu berani menanyakannya.

Sistem gaji untuk petani di kebunnya adalah pembayaran gaji setiap panen. Jadi, mereka baru menerima gaji mereka selama tiga bulan bekerja setelah panen berhasil.

Sekarang ini kebun milik Seno sudah rusak. Ini bukan lagi hasil panen yang kurang. Tetapi benar-benar gagal panen. Tidak ada satu pun sayur yang bisa dijual dari kebun milik Seno ini. Jelas petani tersebut mengkhawatirkan gaji miliknya.

“Setelah kalian membereskan semua ini, datanglah ke rumah. Aku akan memberikan gaji kalian.” Ucap Seno pada akhirnya.

Seno bisa mendengar kedua pekerjanya bernafas lega sekarang. Keduanya lalu melaksanakan tugas yang Seno berikan. Mengumpulkan semua sayuran yang rusak menjadi satu.

Meski gagal panen, Seno tetap harus membayar gaji mereka. Untung saja orang tuanya meningalkan tabungan. Adik-adik Seno sudah menyerahkan uang itu kepada Seno sebagai modal mengelola kebun. Jadi Seno bisa mengunakan uang tersebut.

Gaji selama tiga bulan untuk kedua pekerja di kebunnya adalah enam juta rupiah. Itu berarti mereka mendapatkan satu juta setiap bulannya. Itu tidak terlalu sedikit untuk mereka. Hal ini karena mereka hanya bekerja selama dua jam untuk menyirami sayuran setiap harinya.

Setelahnya mereka bebas melakukan apa pun. Baru jika waktu tanam dan panen tiba, pekerjaan mereka semakin banyak.

Sekarang Seno tidak tahu harus diapakan kebun yang satu ini. Jika Seno menanaminya kebunnya ini, itu tidak akan menjamin Joko tidak akan merusaknya lagi. Kerugiannya cukup besar sekarang.

“Sepertinya aku tidak bisa memutuskan semua ini sendirian. Aku akan meminta Nita dan Rena untuk pulang akhir pekan ini. Aku harus melakukan rapat keluarga dengan kedua adikku itu.”

Bagaimanapun juga, masih ada hak kedua adiknya di kebun ini. Jadi, mereka harus tahu mengenai kejadian kali ini. Setelahnya barulah mereka memutuskan bersama mengenai masa depan kebun ini.

1
Anonymous
Cerita konyolnya ini…mana ada dizaman hukum sudah berjalan orang bisa berbuat seenaknya….dasar author kotor otaknya….
Anonymous
Author begho taiklah….bikin cerita kok kek gini dasar
acid
lagi dan lagi.. kalimat yang paling kubenci...
Go Anang
Luar biasa
Khasna
sayangnya cuma Seno yang bisa mengalahkan inti dimensi itu.....🤭🤭
Pi Man
alah rj banyak bacot
Pi Man
alah bacot kau yuce
Pi Man
author peak atau gimana sih , ya kali kekuatan segitu gitu aja , padahal udh beberapa kali dapat poin kekuatan
Pi Man
jual lah brokoli ke militer
Pi Man
kalah sama kangkung wkwkwk
Khasna
siap² aja jadi tawanan 🤣🤣
Khasna
🤣🤣🤣 kecebong yang meresahkan...
Khasna
perjuangan Seno untuk calon keluarga SenDiRa (Seno Dina miRanda) 💪💪🥰🥰
S.NK.W❇️
bukannya kebun sama lebahnya level 7??....
Travel Diaryska
udah bagus2 cewe nya 1 dina aja, malah ditambahin mira hadehh
Elok Fauziah
Aduh ceroboh seno
Elok Fauziah
sebesar kalkun mungkin atau bahkan sebesar burung unta
Jai Nuri
Luar biasa
Elok Fauziah
buncis thor
Elok Fauziah
Cihh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!