NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Kelabu 3

Pendekar Pedang Kelabu 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Epik Petualangan
Popularitas:59.7k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Zhang Wei akhirnya memulai petualangannya di Benua Tengah, tanah asing yang penuh misteri dan kekuatan tak terduga. Tanpa sekutu dan tanpa petunjuk, ia harus bertahan di lingkungan yang lebih berbahaya dari sebelumnya.

Dengan tekad membara untuk membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan, Zhang Wei harus menghadapi musuh-musuh yang jauh lebih kuat, mengungkap rahasia yang tersembunyi di benua ini, dan melewati berbagai ujian hidup dan mati.

Di tempat di mana hukum rimba adalah segalanya, hanya mereka yang benar-benar kuat yang bisa bertahan. Akankah Zhang Wei mampu menaklukkan Benua Tengah dan mencapai puncak dunia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertarungan di Tanah Tandus

Tanah tandus yang sunyi itu tiba-tiba bergetar, seolah bangkit dari tidurnya selama ratusan tahun. Debu membumbung, batu-batu besar bergetar dan retak-retak. Di tengah padang luas bekas medan perang itu, dua sosok saling berdiri dengan jarak puluhan langkah, napas mereka tenang namun aura yang mengalir dari tubuh masing-masing ibarat gelombang badai yang saling menghantam.

Zhang Wei menarik napas panjang. Jujur saja, dia agak keberatan dengan pertarungan ini. Bukan karena takut, tapi karena potensi masalah yang bisa muncul setelahnya. Fluktuasi energi dari dua Martial Sovereign yang bertarung tanpa menahan diri bukanlah hal yang bisa disembunyikan. Tapi melihat tatapan penuh semangat dari Jiang Taishang dan semangat bertarungnya yang menyala-nyala, Zhang Wei tak bisa mundur begitu saja.

“Kalau begini caranya, aku hanya perlu memastikan tidak berlebihan,” gumamnya, walau di dalam hati, dia tahu pertarungan ini tidak akan sesederhana itu.

Dan tepat setelah pikiran itu muncul—Jiang Taishang bergerak.

Dunia seperti terbakar. Gelombang api meledak dari tubuh Jiang Taishang, langit di atas mereka berubah menjadi merah menyala, panasnya begitu ekstrim hingga pasir pun mulai meleleh. Api itu bukan sembarang api; setiap semburnya mengandung hukum. Pengendalian elemen api miliknya begitu tinggi, nyaris sempurna. Setiap gerakan tangan Jiang Taishang membentuk formasi api raksasa, meledak dan menyapu ke arah Zhang Wei seperti lautan neraka.

Zhang Wei mengayunkan pedang kelabunya. Tebasan pertamanya mengiris udara dengan kekuatan luar biasa, menciptakan gelombang destruktif yang memecah gelombang api lawan. Namun, begitu gelombang pertama ditepis, gelombang kedua, ketiga, keempat datang bertubi-tubi, ibarat pasukan iblis api yang tak habis-habis.

Dengan langkah ringan, Zhang Wei melesat ke udara, pedangnya berputar dan meledakkan pusaran angin kelabu yang membelah langit. Hujan energi pedang pun turun, mengiris formasi api dengan presisi mematikan. Namun Jiang Taishang menertawakannya dan mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi.

“Sembilan Pilar Api Surgawi!” teriaknya.

Langit meledak. Sembilan pilar api setinggi puluhan meter jatuh dari langit, masing-masing menyatu dengan hukum api tingkat tinggi, menghancurkan seluruh area di sekeliling mereka.

Zhang Wei tersenyum samar. Di detik berikutnya, aura asing muncul dari tubuhnya. Api berwarna campuran antara biru merah dan emas dengan percikan bintang menyala dari tangan kirinya—panasnya bukan hanya membakar tubuh, tapi juga menyiksa jiwa.

“Ini…” Jiang Taishang membelalakkan matanya. “Api Kosmik Nirvana?!”

Zhang Wei tak menjawab. Dengan satu langkah, dia menerobos pilar-pilar api, pedang kelabunya menyala dengan kekuatan penuh, menyatu dengan api abadi miliknya. Tebasannya melintasi medan perang dan menghantam salah satu pilar, menghancurkannya dalam satu pukulan.

Ledakan itu mengguncang tanah sejauh belasan kilometer. Daratan membelah, tanah longsor, formasi alami runtuh. Langit berubah kelam lalu terang kembali—sebuah siklus kekacauan yang lahir dari pertarungan dua monster sejati.

Namun mereka tidak berhenti. Jiang Taishang, yang semula hanya ingin menguji, kini benar-benar terpancing. Api di tubuhnya berubah warna, menjadi keemasan, dan setiap jurusnya membawa kehancuran yang lebih mutlak. Zhang Wei, di sisi lain, membalas dengan teknik pedangnya yang memadukan pemahaman mendalam tentang hukum pedang dan kekuatan api kosmik. Setiap benturan keduanya menciptakan gelombang energi yang menggetarkan dunia.

Dan saat itu juga, di tempat-tempat yang jauh…

Di sebuah menara sekte tua, seorang pria berjubah hitam membuka matanya. “Fluktuasi energi ini… Pertarungan Martial Sovereign?”

Di aula bawah tanah sebuah kerajaan, seorang wanita tua dengan rambut perak mengernyit. “Ada yang bertarung… dan bukan sembarang pertarungan.”

Bahkan di langit, para Martial Sovereign yang tengah dalam meditasi, peperangan, atau urusan mereka masing-masing, mulai memperhatikan anomali itu.

Salah satu dari mereka, seorang pemimpin klan besar, segera memberi perintah. “Kumpulkan pasukan. Kita akan menuju wilayah netral barat daya. Aku ingin tahu siapa yang membuat langit bergetar seperti ini!”

Zhang Wei dan Jiang Taishang tidak sadar bahwa pertempuran mereka telah membunyikan lonceng perhatian para raksasa. Tapi bahkan jika mereka tahu, mungkin mereka tidak akan peduli. Karena saat ini, satu-satunya yang ada dalam pikiran keduanya adalah:

“Siapa yang akan jatuh lebih dulu?”

Serangan demi serangan dilancarkan dengan kekuatan yang mengguncang langit dan bumi. Setiap tebasan dari Zhang Wei membawa kekuatan hukum pedang yang nyaris sempurna, menyatu dengan aura api kosmik yang membakar ruang di sekelilingnya. Sebaliknya, Jiang Taishang melepaskan teknik demi teknik penghancur yang membentuk lautan api di udara, menyelimuti puluhan kilometer tanah bekas perang itu hingga menyerupai neraka di dunia fana.

Namun setiap kali Jiang Taishang melepaskan jurus jarak jauh, Zhang Wei tak hanya menahannya—ia mengembalikannya dua kali lebih kuat. Pedang kelabunya kini berubah bentuk menjadi “Pelahap Embun”, sebuah manifestasi kedua dari Ignition Weapon yang menghisap energi lawan dan melipatgandakan dampaknya saat dikembalikan. Api neraka yang disemburkan Jiang Taishang berubah arah, melesat kembali padanya dengan daya rusak yang menghancurkan langit dan membelah tanah.

Jiang Taishang mencibir, wajahnya dilumuri debu dan bara, namun matanya bersinar liar seperti anak kecil menemukan mainan baru.

“Menarik! Sangat menarik! Hahaha!”

Menyadari bahwa pertarungan jarak jauh hanya menguras energinya tanpa hasil, Jiang Taishang menerobos badai energi dan menyerang langsung. Tinju menyala dengan hukum api tingkat tinggi mendarat ke arah dada Zhang Wei. Pemuda itu menyilangkan pedangnya, menahan pukulan tersebut, namun dampaknya meledakkan tanah di bawah kaki mereka hingga membentuk kawah raksasa.

Zhang Wei melompat mundur, lalu membalas dengan tendangan keras yang menghantam sisi kepala Jiang Taishang dan melemparkannya ke udara. Namun pria tua itu malah tertawa, memutar tubuh di udara lalu menghantamkan siku api ke arah Zhang Wei saat mereka kembali bertemu di tengah udara. Tubuh Zhang Wei terpental ke tanah, menciptakan retakan selebar sungai.

Tapi sebelum Jiang Taishang bisa mendaratkan pukulan lanjutan, aura abu gelap dan padat meledak dari tubuh Zhang Wei.

Wajah pemuda itu kini terlihat berbeda. Pandangannya tajam seperti elang, dan aura yang mengalir dari tubuhnya bukan lagi terasa seperti Martial Sovereign bintang 4. Dalam satu langkah, tekanan dari kekuatannya membuat ruang di sekeliling mereka bergetar dan runtuh. Itulah kekuatan sejatinya—penuh dan utuh—seperti seorang Martial Sovereign bintang tujuh.

“Kalau kau minta pertarungan serius… jangan menyesal,” ucap Zhang Wei datar, tetapi hawa dingin dari ucapannya membuat langit seolah membeku.

Jiang Taishang menegang sejenak. Bibirnya terbuka, namun tak ada kata keluar. Dalam hidupnya yang panjang, dia sudah melihat banyak jenius, pernah melatih murid-murid yang luar biasa, bahkan sempat bertarung melawan orang-orang dari generasi sebelumnya yang diakui langit dan bumi. Tapi belum pernah dia menyaksikan monster seperti ini. Seorang anak muda belum genap dua dekade… menginjak ranah Martial Sovereign bintang empat dan bahkan kekuatanya setara Martial Sovereign bintang 7.

Dalam detik berikutnya, Zhang Wei menghilang.

Jiang Taishang tidak sempat berpikir. Dia hanya bisa bertahan. Tubuhnya dipukul mundur, terkena tebasan pedang yang nyaris tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Setiap pukulan dari Zhang Wei memiliki hukum ruang, awan, dan api—sebuah kombinasi yang bahkan dia tidak sangka bisa terjadi dalam tubuh satu manusia.

Namun anehnya, bukannya takut, Jiang Taishang semakin bersemangat. Tawa gilanya menggema di antara kehancuran, suara keras dan nyaring seperti gonggongan naga tua yang lepas dari kurungan.

“Bagus! Sangat bagus!” teriaknya di tengah hantaman pedang. “Pemuda! Kau bukan hanya jenius… kau adalah iblis dari zaman kuno! Apa kau benar-benar seorang pemuda… atau kau sebenarnya dewa tua yang merasuki tubuh bocah?!”

Zhang Wei tidak menjawab. Tapi di balik ketenangannya, ia bisa merasakan sesuatu… kegembiraan. Selama dia terus menahan kekuatannya, menyesuaikan diri, bermain dengan batas. Tapi kali ini, untuk pertama kalinya sejak mencapai ranah ini, ia bisa melepaskan segalanya.

Dan di atas langit sana, puluhan siluet mulai muncul satu per satu. Martial Sovereign dari berbagai kekuatan besar mulai tiba di sekitar tanah netral, namun mereka tidak berani mendekat. Fluktuasi energi dari pertarungan di bawah terlalu liar dan tak terduga. Mereka hanya bisa mengawasi dari kejauhan, dengan hati penuh tanda tanya.

“Siapa… yang bertarung di bawah sana?” bisik salah satu dari mereka, suaranya nyaris tak terdengar di tengah badai kehancuran.

1
Chrysnha Leopard
mamtap
Zacky yulianto
Luar biasa
Hs Sinaga
ceriteranya kadang tdk logis
mc yg sovereign masih menabrak kereta, hrsnya gerakan mc lebih cepat dari kereta kuda
4wied
novel ini layak dapat dukungan dari pembaca setianya, ayo dong bantu agar peringkat novel ini semakin baik dan bagus, kirimkan like juga komen, share ke teman² kalian agar ikut baca, kasih poin yang banyak dan ikhlas biar author juga makin semangat berkarya
annaza ibenk
cerita bagus, moga sampai tamat thor
annaza ibenk
ceritaseru banget
Wak Jon
⭐️👌👌👌👌👌👌👌👌👌⭐️
Wak Jon
Keren
Wak Jon
🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝🔝
Wak Jon
👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏
rinaris$
masih menjadi misteri perjalanan Zhang Wei
rinaris$
setelah sekian lama 🤦‍♀️
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
Megi Mariska
Satu2 nya karya novel yang bikin aku speechless tanpa komentar / krisan dari season 1 sampai di Novel ini, season 3...
Season 1 masih ada sedikit kekurangan tak berarti, tapi semakin lama semakin bagus, baik alur ceritanya, karakter MC yg ga kegatelan ma cewe2 kek novel2 sebelah, semoga tetap bertahan untuk hal yang ini...
Thanks Thor... You did a great job ... And keep it up always
Vote dan secangkir kopi untuk menemani mu berkarya... Semangat selalu... Jangan hiatus yah ... Muehehehe 😁😁✌️✌️
Alur yang bagus dan Cerita yang hidup 👍👍👍
Gaaaaaas Pooooool....
lanjutkan Tor
saniscara patriawuha.
gassssss manggg zhongggg........
saniscara patriawuha.
lanjutttkannn mangg zhonggg...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!