NovelToon NovelToon
Berbagi Cinta : Istri Kedua Tuan Muda

Berbagi Cinta : Istri Kedua Tuan Muda

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan
Popularitas:7.3M
Nilai: 4.5
Nama Author: Viviane

⚠️WARNING *** ⚠️
KISAH PERJUANGAN ISTRI KEDUA TUAN MUDA.

Delina tidak menyangka ada tuan muda yang mengajaknya menikah secara mendadak tepat saat dia lulus SMA. Dihari pernikahannya Delina baru saja mengetahui kalau dirinya menjadi istri kedua. Gadis itu tak terima dan ingin melarikan diri, namun tak bisa.

Mahesa berjanji akan menceraikan Delina setelah dia melahirkan anak untuknya. Apakah Delina sanggup untuk bertahan? Atau memilih untuk benar-benar melepaskan Mahesa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Viviane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perlakuan Kasar Tuan Muda

Bruk!

Dilemparnya tumpukan berkas yang sudah disusun dengan sangat rapi itu. Berkas-berkas yang susah payah Delina kerjakan sampai jam tidurnya berkurang. Namun, Mahesa sama sekali tidak menghargai hasil kerja kerasnya.

"Gue mau semua berkas itu kamu ulang. Dari awal saja sudah jelas banyak salahnya," keluh Mahesa.

"Cepat perbaiki sekarang juga!"

Padahal baru lembar pertama yang diperiksa oleh Mahesa. Pria itu langsung menyimpulkan bahwa semua berkas yang dikerjakan Delina salah. Dia tidak mau mengecek berkas-berkas lainnya sebelum Delina membenarkan bagian awal yang salah itu.

"Sudah hampir satu bulan kerja kenapa belum paham juga?" sindir Mahesa kesal.

"Dasar otak udang!"

Tangan mungil perempuan itu langsung memunguti berkas-berkas yang telah dilempar Mahesa. Dengan legowo Delina membenahi laporan yang dikatakan salah oleh Mahesa. Dia tidak protes sedikit pun karena tekadnya ingin belajar selama di perusahaan itu.

"Tuan saya sudah memperbaikinya," ucap Delina seraya menyerahkan berkas itu di atas meja Mahesa.

"Letakkan saja disitu dan kembalilah ke meja Anda, Nona," sela Ferdi menjawab.

"Jika ada yang harus dibenarkan. Saya akan menghubungi Anda," lanjutnya.

"Terima kasih," ucap Delina mengakhiri.

Asisten Mahesa itu selalu menjadi penyelamat hidup Delina. Selain banyak belajar tentang perusahaan dari Ferdi. Pria itu juga sering menyuruh Delina sabar menghadapi tuan muda yang dingin itu.

Dengan telaten Ferdi mengajari dan membimbing Delina. Karena Ferdi tahu betapa besarnya tekad Delina untuk belajar bisnis dan perusahaan. Oleh karena itu, Ferdi terus berusaha memberi dukungan kepada istri kedua tuan mudanya itu.

"Kinerja nona muda sudah mulai membaik daripada sebelumnya, Tuan. Namun, kenapa Anda masih saja membuang pekerjaan sebelum Anda mengecek berkas-berkas itu secara keseluruhan?" tanya Ferdi heran dengan tingkah Mahesa.

"Aku tidak suka dengannya," ketus Mahesa.

"Kalau Anda tidak suka dengannya lebih baik Anda bisa memisahkan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan, Tuan. Kasian dia selalu disalahkan," usul Ferdi.

"Jangan banyak bac0t kau. Urusin saja apa yang seharusnya kau kerjakan! Jangan urusin urusan orang lain!" sembur Mahesa.

Niat hati ingin membela Delina di depan Mahesa. Namun, ternyata justru dia kena marah karena tuan muda itu tidak mau diingatkan.

"Tidak perlu kau mengajariku!" bentak Mahesa.

"Maaf, Tuan. Saya hanya mengingatkan," lirih Ferdi.

Bukan hanya sekali dua kali Ferdi mencoba membela Delina. Agar mendapatkan perlakuan baik dari Mahesa. Tetapi tetap saja tuan muda itu tidak pernah menggubrisnya.

**

Tidak hanya di kantor, saat di rumah Delina diperlakukan seperti itu saat tidak ketahuan oleh Atmajaya. Entah kenapa Mahesa sangat geram saat bertemu dengan Delina. Padahal Delina sudah berusaha untuk menjadi istri yang baik.

"Sayang buatkan aku toast," pinta Mahesa yang baru saja tiba di meja makan.

"Baiklah. Aku akan menyuruh pelayan untuk menyiapkannya," ucap Maharani.

Tampak kekecewaan muncul dari raut wajah Delina. Sejak pagi tadi dia sudah menyiapkan sarapan untuk sang suami. Namun, ternyata makanan yang sudah dia masak sama sekali tidak disentuh.

"Jangan melihat aku seperti itu!" sentak Mahesa saat mendapati Delina menatapnya dari tadi.

"Mulai sekarang jangan pernah curi-curi pandang melihatku seperti itu."

Tuan muda itu menyunggingkan senyuman. Dengan percaya diri dia berkata, "Aku memang tampan. Semua wanita yang melihatku akan jatuh cinta kepadaku."

Tatapannya berubah tajam, "Dan aku tidak Sudi kalau kau jatuh cinta kepadaku."

Mendengar perkataan Mahesa membuat Delina mengurungkan niatnya untuk mengatakan bahwa dia sudah memasak hidangan sarapan. Akhirnya Delina hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian melanjutkan kegiatan sarapannya.

"Sayang ini toast spesial untukmu," ucap Maharani yang baru saja tiba dengan toast yang baru saja dibuatkan oleh pelayan.

**

"Buatkan aku kopi," perintah Mahesa kepada Delina layaknya tuan kepada pelayannya.

"Baik, Tuan," ucap Delina tunduk.

Perempuan cantik dengan pakaian kerja itu keluar dari pantry. Membawa nampan yang berisi secangkir kopi. Dia letakkan kopi itu di atas meja Mahesa.

Dia pun menundukkan setengah badannya, "Ini Tuan kopinya."

Dengan mata yang terus menatap komputer di hadapannya. Tangannya meraih cangkir kopi lalu meminumnya.

"****!" umpatnya.

Sebuah semburan keluar dari mulut pria itu dan mengenai pakaian kerja Delina. Sehingga membuat kemeja putih yang dikenakan Delina harus ternodai.

Prang!

Cangkir yang dipegangnya melayang ke tubuh Delina. Membuat perempuan itu tersentak kebelakang karena kaget.

"Aw." Delina hanya merintih karena air panas yang mengenai kulitnya.

Terdengar suara pintu ruangan Mahesa dibuka. Rupanya Ferdi dengan beberapa orang dibelakangnya. Orang-orang itu bengong melihat keadaan di dalam ruangan itu.

"Tuan apa yang terjadi?" tanya Ferdi langsung menghampiri Mahesa.

"Nona apakah Anda baik-baik saja?" tanya Ferdi kepada Delina.

Ingin rasanya dia mengumpat asistennya itu. Memang sudah biasa Ferdi datang tanpa mengetuk pintu. Yang membuat Mahesa sangat geram karena kali ini dia datang bersama beberapa orang.

"Tuan, ada apa ini?" tanya pria yang tadinya berada di belakang Ferdi, kini pria itu sudah berdiri di samping Ferdi.

Mahesa tersenyum kikuk menghadapi mereka semua. Pria itu berkilah, "Ehm ... ini ... hanya tidak sengaja saja menumpahkan kopi."

"Bagaimana sih, Sayang. Kenapa kamu tidak hati-hati?" tanya Mahesa kepada Delina.

"Sana sebaiknya kamu ganti baju kamu dulu," lanjutnya.

Seketika wajahnya berubah menjadi malaikat yang baik hati. Dia tersenyum kepada Delina dengan ramahnya.

"Silahkan duduk, Pak Thomas," ucap Mahesa mempersilahkan.

Thomas datang tanpa memberitahu Mahesa terlebih dahulu. Pria itu datang ingin membicarakan kelanjutan kerjasama dua perusahaan mereka.

"Ada perlu apa Pak Thomas?" tanya Mahesa setelah keduanya duduk di sofa.

Pria yang usianya lima belas tahun lebih tua daripada Mahesa itu tersenyum. Kemudian berkata, "Saya ingin membicarakan mengenai kelanjutan kerjasama kita."

"Baiklah. Mari kita mulai, Pak," ajak Mahesa.

"Sebaiknya kita menunggu Delina kembali kesini dulu," jawab Thomas.

"Kenapa harus menunggu dia?" tanya Mahesa.

"Ada hal penting yang ingin saya sampaikan kepadanya. Kan istri Anda memegang peran penting di proyek kerjasama kita," terang Thomas.

Diakhir pertemuan mereka saat makan malam itu. Thomas meminta Delina menjadi pemimpin proyek kerjasama itu. Memang awalnya Delina menolak karena takut tidak mampu. Namun, bujukan Thomas berhasil membuat Delina menerima posisi sebagai pemimpin proyek kerjasama.

"Ibu Delina apakah Anda baik-baik saja?" tanya Thomas saat menyambut kedatangan Delina kembali ke ruangan itu.

"Anda terlihat pucat," imbuhnya.

Thomas menatap Delina dan Mahesa secara bergantian. Meminta penjelasan dari pasangan suami istri. Namun, keduanya diam tanpa berkata apa pun.

"Lebih baik Anda istirahat saja. Saya akan kesini lagi lain waktu," ucap Thomas tidak enak hati dengan keadaan Delina.

"Tidak apa-apa kok Pak Thomas. Mari kita bahas kerjasamanya," sahut Mahesa.

"Pak Mahesa. Tolong Anda memahami keadaan istri Anda."

"Meskipun beliau istri kedua Anda. Tolong perlakuan secara adil."

"Mohon maaf. Saya permisi."

Thomas segera berlalu dari hadapan mereka. Sementara Mahesa tidak tenang dengan sikap Thomas. Dia berpikir apakah Thomas melihat apa yang dia lakukan kepada Delina?

"Argh!" geram Mahesa menunjuk Delina.

"Semua gara-gara kamu!" ucapnya dengan nada penuh amarah.

Dari luar ruangan itu seorang perempuan tersenyum senang atas gagalnya pertemuan itu. Maharani tidak suka apabila Delina dipilih menjadi pemimpin proyek.

"Rencanaku saja belum berjalan. Eh sudah gagal mengadakan pertemuan," gumamnya.

"Baguslah. Sering-sering saja gagal kaya gini."

###

Apakah Thomas sebenarnya tahu perlakuan Mahesa kepada istrinya?

🌱Jangan lupa klik favorit, like, dan komentar ya. Sehat dan sukses selalu.

1
cia
Luar biasa
Lestari Ami'ne Zia
kok tamat
Zee Gween
baru kali ini aku baca novel yang pemeran utama nya pada gobloookk.... bikin geleng kepala sambil nyengiirr
Raid
Lumayan
Lina Suwanti
semoga dgn berjalannya waktu bs membuat Delinna jd dewasa n kuat
Putri Purwanti
Kecewa
A Creapa
baru baca marathon dari kemarin. kirain masih on going. ternyata sudah lama gak update.

please Thor....dilanjutin ya ya ya... semangat 🔥🔥🔥
Dfu Handayani
bloon jadi cowok
Herta Siahaan
kau kan ceo bodoh
Herta Siahaan
memang lah Mahesa laki2 lemah.... emosian tapi entahlah. g cukup Maharani jd pelajaran kini Clarissa lagi. bukan nya nyariin delina
Reta Anggraeni
bener banget kok di skip sih gak asik
Nurnadira Sakira
saran aq warak Delina ni ksi ada pendirian yg keras jgn mudah lembut hati...
Sukliang
psti ulah maharani jalang
Staffs AZ Zahro
lari melulu cape dong thor
Staffs AZ Zahro
dasar laki laki bodoh aku kecewaaaa
Staffs AZ Zahro
dasar ulat bulu
Staffs AZ Zahro
dasar buaya buntung bikin keselaja kataya ciinta busit pret
Rita Herlina
dan yang datang adalah....................ferdy 100 buat aku,aku berhak mendapatkan kompor gas 😂😂😂
Staffs AZ Zahro
biasaya istri ke dua lebih jahat ini ko kebalikanya 😴😴
Rita Herlina
dasar delina bangor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!