Arsenino dan Lisa saling mencintai satu sama lain. Hingga kesalahpahaman membuat Arsenino sangat membenci Lisa. Untuk membalas sakit hatinya, Arsenino membuat hidup Lisa kacau balau. Menjadikannya istri pertama namun terasa menjadi yang kedua. Menjadi istri yang di sembunyikan oleh Arsen. Lisa hanya di butuhkan menjadi pemuass birrahinya.
Mampukah Lisa bertahan di sisi Arsen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07
" Lis, lu boleh pulang duluan. Gak usah anterin gue. " Meski Lisa lebih tua tiga tahun dari Sofie, wanita itu memanggil Lisa tanpa embel-embel lainnya.
Pukul 10 malam, kegiatan Sofie hari ini baru selesai. Lisa mengangguk setuju, pulang lebih dulu tanpa harus mengantarkan Sofie ke apartemen nya.
" Besok gue ada syuting jam delapan pagi. Lu gak boleh telat ke apartemen gue. " Sofie mengingatkan jadwal untuk esok hari yang di mulai pagi hari.
" Oke. Gue gak bakal telat kok. " jawab Lisa yakin. " Lu mau gue pesenin taxi? " Tanya Lisa. Karena mobil yang tadi di gunakan sudah di bawa pulang oleh supir pribadi Sofie.
Sofie menggeleng. " Gak usah. Gue di jemput ama cowok gue. Bentar lagi dateng kok. "
" Oh. Mau di temenin dulu gak? "
" Gak usah. Lu pulang aja dulu. " Tolak Sofie. Lisa pun segera pergi menuju halte bus, berjalan melewati trotoar. Hari sudah larut malam. Untung saja banyak orang yang masih berkeliaran, larutnya malam tidak mempengaruhi kehidupan ibu kota. Semakin malam, lampu dari beberapa gedung menyala memperindah pemandangan. Di tambah padat merayap kendaraan ikut meramaikan sorotan cahaya malam.
Lisa duduk di kursi dekat jendela. Hari pertama kerja sebagai asisten Sofie cukup melelahkan. Wanita itu menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi, mengurangi rasa lelah yang hinggap di sekujur punggung dan bahunya. Rasanya begitu berat, ingin segera di rebahkan di ranjang.
Sekelebat Lisa melihat seseorang yang ia kenal dari jendela. Sayangnya Lisa tidak bisa melihat dengan jelas karena arah kendaraan yang Lisa tumpangi berlawanan dengan mobil pria itu. Meski kaca mobil pria itu sedikit terbuka. Lisa hanya melihat jelas jemari yang mengeluarkan sepuntung rokok.
" Mungkin bukan dia. "
***
Jam Lima pagi Lisa sudah berada di angkot menuju terminal. Perjalanan menuju apartemen Sofie membutuhkan dua kali naik kendaraan umum. Setelah sampai ke terminal, Lisa mencari bus patas yang sejalan dengan arah tujuannya.
Turun dari bus, Lisa harus berjalan kaki selama sepuluh menit untuk sampai ke gedung apartemen Sofie. Sungguh melelahkan. Bisa saja Lisa menghemat waktu dengan menggunakan ojeg, tapi uang recehnya akan melayang. Lisa harus berhemat!
Tepat pukul enam pagi, Lisa sudah sampai di depan pintu apartemen Sofie. Sesuai alamat yang kemarin sempat Sofie berikan agar Lisa tidak salah alamat.
Belum sempat memencet bel, pintu apartemen itu terbuka. Sofie keluar dari sana.
" Eh.. Lu udah sampe? " Sofie terkejut melihat Lisa sudah ada di depan pintu apartemen nya.
" Yaudah yuk kita langsung jalan, biar gak telat! " Ucap Sofie. Meski waktu masih dua jam lagi untuk syuting, tapi perjalanan dan persiapan Sofie butuh waktu yang lama.
" Lu gak bawa tas? " Tanya Lisa yang melihat Sofie tidak membawa apa-apa. Sofie menepuk jidatnya, wanita itu langsung berbalik, kembali masuk ke dalam apartemen.
Lisa mempertajam penglihatan nya, saat pintu apartemen terbuka. Terlihat ada seorang pria yang berdiri memunggunginya. Seperti sedang menenggak sesuatu, karena di tangannya ada sebuah minuman kaleng. Lisa penasaran dengan pria itu, rasanya sangat hafal lekuk tubuh pria tanpa pakaian atasan itu. Belum sempat melihat jelas, Sofie sudah kembali dengan membawa tasnya.
" Bye.. Sayang.. " Ucapnya seraya menutup pintu.
" Bye.. " Teriaknya nyaris tak terdengar.
Deg.
Langkah Lisa terhenti, " Suara itu? " Lisa berbalik ingin memastikan sesuatu.
" Ayo buruan! Nanti gue telat! " Teriak Sofie.
hihihi...
ya jangan ganggu hubungan orang dong junet, jangan ngejar ngejar pacar orang.kamu juga nggak mau kan kalau pacar kamu diambil orang