3 tahun membina rumah tangga, nyatanya tidak membuat Keygan Afkar mencintai Lengkara Shafura, wanita yang terpaksa ia nikahi karena perjodohan.
Selama pernikahannya, Keygan selalu bersikap dingin bahkan tidak pernah sekalipun menyentuh Shafura. Karena baginya, Shafura hanyalah wanita murahan yang rela menjual diri demi popularitasnya sebagai seorang model terkenal.
Sampai akhirnya Shafura memilih untuk mengakhiri rumah tangganya, karena ternyata Keygan masih memiliki hubungan dengan mantan kekasihnya.
Namun penyesalan justru harus dirasakan Keygan setelah mengetahui jika Shafura bukanlah wanita murahan seperti yang Keygan tuduhkan selama ini. Namun Keygan terlambat, karena tepat di hari perceraiannya, Shafura menepati janjinya untuk pergi dan menghilang dari hidup Keygan untuk selamanya.
Akankah Keygan kembali bertemu dengan Shafura?
Apa yang akan Keygan lakukan saat mengetahui jika Shafura menyembunyikan fakta besar darinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Keygan, dokter?" Tanya Hanika dengan raut khawatir.
Keygan sudah di bawa ke rumah sakit, untung saja Fagan segera datang saat Keygan menghubunginya. Dan Fagan begitu terkejut saat mendapati kakaknya itu sudah terkapar tak sadarkan diri di dalam kamarnya.
"Aku kan sudah bilang, Mom. Dia kena teror hantu penunggu kantor. Mungkin sekarang---"
"Diam Fagan!"
Fagan langsung bungkam saat Hanika membentaknya. Hal yang paling menakutkan untuk Fagan adalah ketika mommynya itu mulai menunjukkan taringnya.
Hanika tidak habis pikir dengan putra bungsunya yang memiliki pikiran di luar nalar seperti itu. Di jaman sekarang, mana ada hal-hal seperti itu, pikir Hanika.
"Dari hasil pemeriksaan yang saya lakukan, saya tidak menemukan penyakit apa pun pada Tuan Keygan, Nyonya." Kata dokter.
Dokter sudah melakukan berbagai pemeriksaan dari mulai tes darah, USG, CT scan, bahkan sampai MRI (Magnetic Resonance Imaging), namun tidak ditemukan adanya gejala-gejala penyakit berbahaya pada Keygan.
"Tapi dokter, beberapa bulan terakhir ini Keygan selalu mengeluh mual dan pusing," ucap Hanika.
Hanika bukan tidak mempercayai perkataan dokter, hanya saja rasanya tidak mungkin jika tidak terjadi apa-apa dengan Keygan, sementara Hanika sendiri pernah melihat betapa tersiksanya putranya itu karena rasa mual yang seringkali menderanya.
Atau jangan-jangan Keygan benar-benar terkena teror hantu seperti yang Fagan katakan? Tidak mungkin. Di jaman modern seperti sekarang, hantu dan teman-temannya hanyalah tahayul yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya, pikir Hanika.
"Tapi, ada satu dugaan saya, Nyonya." Dokter itu menjeda sejenak ucapannya. "Kemungkinan Tuan Keygan terkena sindrom couvade," ucap sang dokter.
Hanika menutup mulutnya tak percaya, sebenarnya Hanika sempat curiga jiga putranya itu mengalami sindrom couvade. Hanika juga sempat mengajak putranya itu ke dokter untuk memastikannya. Hanya saja Keygan selalu beralasan jika apa yang dideritanya saat ini hanyalah efek rindu dan rasa bersalahnya pada Shafura.
"Memangnya sekarang masih musim virus covid, Dok? Bukannya setelah vaksinasi virusnya sudah hilang?" Tanya Fagan.
Plak
Hanika memukul lengan putranya dengan gemas. Kesabarannya benar-benar diuji saat menghadapi putra bungsunya itu.
Sementara itu dokter berusaha menahan tawanya supaya tidak pecah, tingkah Fagan benar-benar sangat menghiburnya.
"Sindrom couvade, Tuan. Bukan virus covid. Keduanya tidak sama." Kata dokter.
"Oh... memang apa bedanya, Dok? Kan sama-sama penyakit. Dan juga---"
Plak
Fagan mengusap lengannya yang lagi-lagi mendapat pukulan dari Hanika. Mommynya itu kembali menyerangnya membuat ucapannya menggantung sebelum menyelesaikannya.
"Mommy bilang diam!"
Hanika benar-benar malu dengan kelakuan Fagan. Hanika heran kenapa putranya yang satu ini bisa sedikit luar biasa.
"Anakmu, Mom." Afkar yang sejak tadi diam saja tiba-tiba berbisik di telinga Hanika, membuat wanita paruh baya itu semakin kesal.
"𝘎𝘢𝘬 𝘢𝘯𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢, 𝘨𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘥𝘥𝘺𝘯𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢-𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘏𝘢𝘯𝘪𝘬𝘢.
"Virus COVID-19 adalah SARS-CoV-2, sebuah virus yang menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebut COVID-19. Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari yang ringan seperti batuk dan demam hingga yang lebih parah, dan sangat menular melalui udara."
Dokter tetap menjelaskan supaya tidak ada kekeliruan atau salah paham dalam mengartikan diagnosa nya.
"Sementara sindrom couvade, bisa juga disebut kehamilan simpatik, adalah kondisi psikosomatis di mana pasangan pria dari wanita hamil mengalami gejala fisik dan emosional yang menyerupai kehamilan. Gejala umum meliputi mual, sakit perut, perubahan nafsu makan, sakit punggung, kembung, serta gejala psikologis seperti perubahan suasana hati dan kecemasan. Gejala ini bersifat sementara dan biasanya akan mereda setelah bayi lahir."
Fagan dan Afkar terlihat menganggukkan kepalanya. Sementara Hanika sudah tidak bisa lagi menahan air matanya. Perasaan Hanika campur aduk, ada rasa senang dan kecewa saat mengetahui kenyataan jika Keygan mengalami kehamilan simpatik.
Keygan sejak tadi diam saja, ia sedang berusaha mencerna penjelasan dokter. Jika dokter mengatakan dirinya terkena sindrom couvade itu artinya...
Jantung Keygan berdebar kencang, air matanya tiba-tiba mengalir dari sudut matanya. Apa benar yang dokter katakan? Rasa haru dan sedih bercampur menjadi satu membuat Keygan tidak sanggup lagi menahan isaknya.
"Jadi, dia hamil. Dan aku akan menjadi ayah," lirih Keygan di sela-sela isaknya. Rasa bahagia begitu membuncah di hatinya, Keygan merasa memiliki kembali harapan hidupnya. Namun kenyataan Shafura tidak di sampingnya saat ini membuat hatinya remuk redam.
Harusnya Keygan berada di sisinya saat ini, menjaga Shafura melewati kehamilannya. Namun yang terjadi, Shafura bahkan tidak memberitahu kehamilannya. Dan keberadaannya pun seolah hilang tanpa jejak.
"Dad, aku mohon tolong bantu aku cari Shafura!" Tatapan Keygan kini beralih pada Afkar, ia menatap daddynya itu penuh permohonan. Keygan benar-benar berharap Afkar mau membantunya untuk menemukan keberadaan Shafura yang mungkin saat ini sudah melahirkan bayinya.
Keygan bukan tidak berusaha mencari keberadaan mantan istrinya itu, hanya saja pencariannya selalu berakhir sia-sia. Keyhan tidak pernah menemukan tanda-tanda keberadaan Shafura. Dan ia yakin Vernon lah yang sengaja menyembunyikan keberadaan Shafura.
"Jadi, bukan Jovanka yang mengandung anak Kamu, Key?" Tanya Hanika penuh selidik.
Sejak tadi pikiran Hanika dipenuhi rasa khawatir jika putranya mengalami sindrom couvade karena sudah menghamili Jovanka. Mengingat Jovanka adalah wanita yang Keygan cintai selama ini.
"Astaga Mommy, kenapa Mommy bisa berpikir seperti itu?" Keygan menggelengkan kepalanya. Bisa-bisanya Hanika memiliki pikiran seperti itu padanya. Sekarang Keygan paham darimana Fagan mendapatkan gen sok tahu nya.
"Aku tidak pernah menyentuh Jovanka. Menciumnya saja aku tidak pernah. Jika aku melakukannya, sudah pasti aku juga terkena penyakit menjijikkan itu," ucap Keygan lagi penuh penekanan.
Bukan cuma Hanika yang bernapas lega, Fagan dan Afkar juga ternyata memiliki pikiran yang sama dengan Hanika. Keygan benar-benar merasa dikhianati keluarganya sendiri. Bisa-bisanya keluarganya sendiri berpikir dirinya serendah itu.
"Jadi, Shafura---"
"Ya, aku hanya melakukannya dengan Shafura."
...----------------...
Oeeekkk... oeeeekkk...
"Dad, cucu kita."
Anneliese menangis haru dalam pelukan Vernon, setelah berjuang selama hampir dua jam di dalam ruangan operasi, Shafura akhirnya berhasil melahirkan bayi kembarnya.
Setelah beberapa menit berlalu pintu ruangan operasi akhirnya terbuka, Anneliese dan Vernon langsung menghampiri dokter yang baru saja keluar dari balik pintu.
"Bagaimana keadaan Shafura dan bayi-bayinya, Dokter?" Tanya Vernon.
"Bayi-bayi Nona Shafura lahir dengan selamat, tapi Nona Shafura---"
Deg
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
Kasian bayi2nya, bapak kandungnya gak tau eh sekarang ibunya pun dibikin komakah?? 😢
lanjutkan lemes lemes kau Key
waduh ada apa dengan syafura ya🤔
Deg....ada apa dengan itu🤔...