Season dua nya dari " ISTRI CANTIK TUAN MUDA KEJAM "
Namaku Alisya Aura Kharisma, kehidupan ku sangat penuh dengan kasih sayang, aku terlahir dari keluarga serba ada, tapi satu hal yang tidak aku miliki adalah cinta.
Cinta ku jatuh pada seorang pria tampan, CEO kejam yang kini tengah di jodohkan dengan ku, senang? tentu saja aku senang mana ada terpaksa-terpaksa nya apalagi yang di jodohkan dengan ku itu adalah cinta masa monyet ku.
Albiansya Ammar Raid itulah nama pria yang di jodohkan dengan ku, sikap nya acuh dan dingin, tapi hal itu sama sekali tidak membuat keinginan ku buyar, aku mencintai nya dan aku yakin cintaku akan terbalaskan.
"Jangan pernah mengharapkan balasan cinta dariku, karna sampai kapan pun cinta itu tidak akan pernah ada." kata-kata itu sering aku dengar.
"Kakak..!! jangan panggil aku Lisa Aura Kharisma kalau aku tidak bisa mendapatkan cintamu." ucapku tegas dengan wajah percaya diri.
Jangan lupa like coment and Vote !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan mertua.
^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
Bian pergi meninggalkan rumah nya, mengendarakan mobilnya dengan kecepatan yang di atas rata-rata, malam yang semakin gelap di tambah sunyi tak menghentikan niatnya untuk pergi ke suatu tempat yang bisa membuat dirinya sedikit bisa meluapkan kemarahan nya.
Setelah tiga puluh lima menit Bian mengemudikan mobil nya di jalanan, akhirnya Bian sampai di tempat yang bisa membuatnya lupa dengan segala beban yang ada di kepala nya.
"Tuan apa anda membutuhkan sesuatu?." tanya seorang pelayan wanita tiba-tiba datang dengan membawa minuman alcohol.
Bian mengangguk tanpa ekspresi, "Berikan aku tiga botol, dan tinggalkan aku sendiri." kata Bian tegas dan dingin.
Si pelayan menuruti keinginan sang tuan muda, dia pergi setelah melakukan tugas nya, dan Bian yang sedang duduk di kursi hanya bisa memegang gelas nya dan kembali meleguk air yang ada di dalam gelas bundar itu.
Tiba-tiba seorang pria datang menghampiri Bian dan hal itu tentu saja membuat Bian kesal, "Sudah ku bilang jangan masuk ke tempat ku sembarangan sialan." kata Bian dengan wajah tak suka nya.
Pria itu malah tertawa seolah sedang mengejek Bian. "Ayolah Bian, kau melakukan hal ini hanya karna seorang wanita?, di dunia ini masih banyak wanita cantik Bian." kata pria itu sambil ikut meminum minuman Bian.
"Kau tidak tau rasanya mencintai seseorang dan terus menerus di desak dengan segala ancaman." kata Bian kembali meleguk minuman alkohol yang da di dalam gelas bundar nya.
Keduanya meminum sampai menghabiskan semua isi dari tiga botol itu, Bian melihat jam yang ada di tangan nya yang menunjukan pukul dua belas malam.
"Apa benalu itu masih ada di kandang nya?." tanya Bian pada pria yang menemani nya meminum alkohol.
Pria itu tak lain adalah Boy si Casanova yang selalu menghabiskan masa muda nya dengan bersenang-senang, seperti mendarah turun dari sang Papi yang dulunya adalah mantan Casanova.
"Tentu saja, mereka ada di ruangan bawah tanah." kata Boy.
Bian tersenyum licik dan Boy yang melihat sepupu nya tersenyum seperti itu ikut tersenyum. "Aku baru membeli mainan bagus, kau mau mencoba nya?." Boy menawarkan sesuatu yang di sukai Bian.
Tanpa berlama-lama mereka berjalan ke arah ruangan bawah tanah, suasana gelap dengan sedikit penerangan pun Bian lewati dengan Boy sepupunya, keduanya berjalan layak nya orang yang kesetanan.
"Buka pintu nya." titah Boy pada penjaga yang di tugaskan menjaga ruangan itu.
Saat kedua nya masuk ke dalam ruangan itu hal yang pertama Bian lihat adalah beberapa pria yang duduk di kursi dengan tubuh yang terikat.
sebuah penampakan yang sangat membangkitkan kemarahan nya.
"Ini barang untuk mu." ucap Boy,lalu memberikan pistol yang dia ambil dari teman nya itu pada Bian.
"Ini sangat cantik, kau pintar mengambil barang bagus.' kata Bian sambil mengelus benda kecil itu.
Empat orang yang ada di ruangan itu adalah pria-pria yang bekerja padanya, Bian paling tidak suka dengan orang yang tamak dan ke empat pria itu telah menyelipkan dana di hotel dan di perusahaan nya.
"Korupsi sama dengan mati."ucap Bian sambil menarik pelatuknya lalu dia lepas dan terjadilah satu kali tembakan yang pas tepat mengenai jantung si pria.
"Kau hebat Bian, satu kali tembakan langsung mati." puji Boy.
"Dan kau hanya hebat di ranjang." sindir Bian sambil memberikan pistol itu pada pemilik nya.
Merasa puas dengan kemampuan menembak nya Bian langsung berjalan keluar dari ruangan itu, meninggalkan Boy yang merinding melihat pria yang terbunuh tadi.
🌹
Mentari pagi yang indah sudah nampak muncul menyinari permukaan bumi, Lisa yang semalaman mencari cara agar tidak terus di sakiti Bian sedang menunggu seseorang di luar rumah nya.
"Mama." Lisa berjalan terseok-seok ke arah wanita yang baru keluar mobil itu.
Mama Alena tersenyum melihat menantunya yang menyambut nya, dia memberikan pelukan untuk sang menantu.
"Bian mana sayang?." tanya mama Alena saat di rasa tidak melihat sang putra ikut menyambut nya.
Lisa hanya diam dan hal itu bisa di pahami oleh Mama Alena, Bian adalah benih dari Arka dan Mama Alena tau seperti apa watak Bian yang memang sudah keras dari sana nya.
Keduanya masuk ke dalam rumah, Mama Alena bisa melihat rumah yang di beli nya beberapa bulan lalu itu nampak sedikit berdebu, "Dimana pembantu nya? Mama membawakan puding coklat kesukaan mu sayang." tanya Mama Alena.
Lagi-lagi Lisa hanya diam, dan hal itu membuat Mama Alena yakin jika ada yang tidak beres dengan rumah tangga sang putra, dan dia tau biang masalah nya adalah Bian putranya.
"Lisa jawab pertanyaan Mama dengan jujur, apa Bian memperlakukan mu tidak baik?." tanya Mama Alena.
Lisa mengangguk. "Dia menolak perjodohan ini." sahut Lisa.
"Kamu tau tidak ada pernikahan yang tidak memiliki masalah, setiap orang yang menjalani bahtera rumah tangga pasti akan mendapatkan berbagai cobaan dan rintangan, dan setiap orang memiliki nasib yang berbeda-beda termasuk kamu sayang, mungkin pernikahan kalian sedang di uji oleh yang maha kuasa, percayalah tidak ada pertemuan yang kebetulan." kata Mama Alena memberikan motipasi pada anak mantu nya.
"Dan ada pertemuan ada juga perpisahan." kata Lisa ikut menimpali.
"Mam." suara tidak asing di dengar telinga Mama Alena.
Plakk..
Sebuah tamparan tepat mengenai pipi Bian, dan pelaku nya siapa lagi kalau bukan mama Alena yang kesal dengan apa tindakan putranya yang tak jauh dari sang suami.
"Dari mana saja kamu? istri lagi sakit bukan nya di temenin malah di tinggal-tinggal, anak sama papa sama-sama biang masalah." ucap Alena sambil menatap sang putra dengan tatapan penuh kekesalan.
Bian memegang pipi nya lalu menatap Lisa dengan tatapan penuh kebencian nya, "Aku tidak mencintai nya, dia gadis jal___" ucap Bian terhenti karna di potong sang mama.
"Jaga ucapan mu Albiansya, Mama tidak pernah mengajarkan anak mama bersikap tidak sopan pada seorang wanita, apa ini yang sering mama ajarkan padamu? hah? jawab pertanyaan Mama." teriak Mama Alena.
Lisa merasakan suasana yang sudah mulai mencekam ini hanya bisa diam, berbeda dengan Bian yang semakin bertambah tingkat kebencian nya pada Lisa.
Tanpa membuang waktu lagi Bian pergi meninggalkan rumah lagi, niatnya ingin istirahat malah mendapatkan emosi yang meningkat karna di marahi sang mama.
Setelah kepergian Bian Mama Alena menatap menantunya dengan pandangan yang sulit di artikan. "Lisa kamu tidak boleh cengeng, dulu sikap papa Arka lebih keras dari Bian, tapi kamu tau kan sekarang bahkna papa Arka sangat bucin sama Mama." ucap Mama Alena.
"Ajari Lisa cara menjinakkan kak Bian ma." ucap Lisa sambil tersenyum.
Itulah yang di sukai mama Alena dari menantu nya, sikap Lisa yang tak mudah menyerah sama seperti dirinya dulu, bahkan dulu dia menggunakan cara pura-pura lupa ingatan hanya untuk bisa membuat Arka bucin padanya.
"Mama punya cara untuk mu." ucap Mama Alena sambil tersenyum.
"Cara apa?." tanya Lisa penasaran.
Mama Alena membisikan sesuatu pada telinga sang menantu lalu tersenyum.
"Lisa mau." kata Lisa dengan senyum nya.
"Bagus, itu baru menantu mama." ucap Mama Alena.
____________
🌹🌹🌹🌹🌹