Demi mempertahankan kehormatannya, Faysa pun tanpa sengaja menusuk seniornya yang bernama Gathan hingga koma.
Faysa pun harus menjalani hukuman didalam penjara selama 5 tahun.
Didalam penjara pun Faysa harus mengalami penyiksaan fisik dari salah satu napi yang telah dibayar oleh orang tua Gathan.
Setahun setelah Faysa dipenjara, Gathan yang sudah sembuh pun datang menemui Faysa untuk balas dendam dengan menjadikan Faysa sebagai budak seksnya.
Akankah Faysa mampu melewati kehidupan kelam yang kini sedang menjadi takdirnya dan menemukan kebahagiaan sejatinya?
Ikuti kisahnya dikarya kedua author ini ya!
Jangan lupa terus mendukung author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arum dian mayasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6 (Visualisasi )
Pengenalan tokoh
Faysa Andini
Gadis cantik berusia 20 tahun yang memiliki sifat lembut dan sangat menyayangi ibunya.
Menjadi salah satu mahasiswi di kampus elit Universitas Parayuda dan bercita-cita meraih cita-citanya demi membahagiakan sang ibu.
Gathan Banaf Alyariz
Pria tampan berusia 22 tahun yang memiliki sifat dingin dan suka bermain wanita. Menjadi mahasiswa tingkat akhir di Universitas Parayuda yang merupakan kampus milik keluarganya dan akan menjadi penerus di perusahaan Alyariz Grup.
Ardi dan Vicky segera mendekati Gathan yang sudah tak sadarkan diri. Ardi menatap gadis yang sedang terduduk dipojokan sambil memeluk kedua lututnya. Pandangannya tampak kosong dengan air mata yang terus menetes.
" Heh loe pasti yang udah bunuh Gathan kan?" bentak Ardi sambil mengguncang tubuh Faysa tapi gadis itu tak bergeming.
" Heh gue tanya loe,kenapa loe malah diam aja?" bentak Ardi makin emosi.
" Udah Di, mending kita cepet bawa Gathan kerumah sakit sebelum terlambat!" ujar Vicky setelah memeriksa denyut nadi Gathan yang terasa melemah.
" Oke Vic kita bawa Gathan ke rumah sakit. Sementara loe Chellyn, loe jagain cewek ini dan jangan sampai dia kabur. Nanti sampai depan gue bakal nyuruh satpam kesini."
Ardi dan Vicky segera membopong tubuh Gathan keluar gedung. Setelah siap, Ardi memasukkan Gathan kemobil.
Mobil yang dikendarai Vicky melaju dengan cepat.
Tin tin tin
Vicky terus membunyikan klakson supaya mobil yang berada didepannya minggir. Tak sedikit para pengendara yang mengumpat kearah Vicky namun cowok itu sama sekali tak mendengarkan karena yang penting saat ini adalah segera menyelamatkan nyawa sahabatnya.
Mobil yang membawa Gathan sudah sampai didepan rumah sakit pribadi milik keluarga Gathan. Para suster dengan sigap membawa Gathan ke UGD.
" Hah Tuan muda kenapa? Kenapa sampai begini?" tanya seorang dokter yang merasa terkejut.
" Udah cepet dok tangani Gathan! Nggak usah banyak nanya dulu!" bentak Ardi.
Ardi dan Vicky menunggu didepan ruang UGD dengan cemas.
" Gue bingung Vic, sebenarnya ada kejadian apa sampai Gathan bisa terluka gitu? Apalagi ini lawannya hanya seorang cewek. Bukannya Gathan jago bela diri."
" Ntahlah Di, gue juga bingung mikirnya. Mending sekarang gue telfon om Toni dulu buat ngabarin keadaannya Gathan."
Vicky pun mencari tempat sepi untuk menelfon orang tua Gathan. Tentu saja kabar yang diberikan Vicky membuat gempar seluruh isi mansion.
Tak lama, Toni ,Sintia dan Angel beserta asistennya tiba dirumah sakit. Sintia yang melihat Vicky pun langsung menghampiri kedua sahabat anaknya itu. Dengan berurai air mata Sintia mencoba mencari tahu kondisi putranya.
" Vicky, Ardi apa yang terjadi. Kenapa Gathan bisa tertusuk? Apa ada musuh yang menyerang Gathan di kampus?" tanya Sintia.
" Kejadian pastinya kita nggak tahu Tante karna posisi kita waktu itu lagi nggak sama Gathan. Tapi saya rasa bukan dari musuh Tante," jelas Vicky.
Tak lama beberapa orang dokter keluar dari ruangan. Mereka pun segera menghampiri para dokter yang terlihat cemas.
" Gimana keadaan Gathan dok," tanya Sintia.
" Maaf Nyonya besar dan Tuan besar tapi saat ini keadaan Tuan muda sangat kritis. Tuan muda kehilangan banyak darah dan sepertinya juga agak terlambat untuk ditangani pihak medis."
" Cepat selamatkan nyawa anakku dengan cara apapun! Kalau gagal profesi dan keluarga kalian yang akan jadi taruhannya!" hardik Toni yang membuat nyali para dokter itu langsung menyusut.
" Maaf Tuan besar, kami akan berusaha menyelamatkan Tuan muda tapi masalahnya jenis golongan darah Tuan muda sangat langka jadi kami mohon bantuan Tuan besar untuk mengerahkan anak buahnya mencari pendonor untuk Tuan Muda dan ini harus dilaksanakan dengan cepat.
" Ambil darah saya dok, golongan darah kami sama," kata Sintia dengan sedih.
" Maaf Nyonya besar kami tidak berani mengingat kondisi kesehatan Nyonya."
Sintia langsung lemas karna tak bisa membantu putranya.
" Mah sudahlah, Angel yakin pasti orang-orangnya papah bisa menemukan pendonor untuk kak Gathan dengan cepat."
Toni menghela nafas panjang lalu menatap kearah asistennya yaitu Jimmy.
" Jim, perintahkan Alan untuk mencari donor darah dengan cepat karna nyawa anakku tak bisa menunggu dan aku tidak terima kegagalan."
" Siap Tuan."
" Dan kamu Jim, kamu pergi kekampus Gathan dan cari tahu apa yang terjadi. Bisa-bisanya anakku diserang dikampus. Pecat semua yang tidak becus bekerja."
" Siap Tuan. Saya akan menyuruh beberapa pengawal untuk menjaga ruang rawat tuan muda."
Jimmy menundukkan kepalanya sambil memohon pamit pada bosnya.
bersambung....
Terus dukung cerita ini ya dengan cara
@like
@komentar
@vote
@favorit
@rate bintang 5
Terima kasih semuanya....