Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya kalau mampir!
Rania adalah seorang wanita muda yang berprofesi sebagai guru. Ia multitalenta, baik hati, cantik, dan mandiri. Suatu hari Rania bertemu dengan seorang pemuda tampan yang lebih muda darinya, Logan namanya.
Awal pertemuannya dengan Logan, diwarnai dengan banyak kesalahpahaman. Namun apa daya cinta terlanjur tumbuh di hati keduanya.
Walaupun banyak perbedaan dan rintangan yang hadir di antara keduanya, termasuk kenyataan bahwa ternyata Logan adalah siswa di tempat Rania mengajar, tak cukup kuat untuk menghapus rasa yang sudah tumbuh di antara mereka.
Kisah ini bukan hanya tentang mereka berdua, tapi juga tentang kisah masa lalu orang tua mereka yang begitu rumit.
Mampukah Rania dan Logan bersatu di tengah banyaknya perbedaan yang menjadi penghalang bagi keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35: Kabar dari Masa Lalu
Rendra tak paham kenapa Dian dan Faris senekat dan setega itu. Yang ia tahu Dian memang terobsesi padanya. Begitu juga Faris yang tak berhenti mengejar Carla padahal Carla sudah memilih Rendra sebagai kekasihnya.
Namun apapun alasannya, Rendra terlanjur melakukan kesalahan. Dan Rasya berhak marah padanya. Sadar atau tidak, sengaja atau tidak, tidak akan mengubah kenyataan bahwa Rendra telah menodai Nindi.
Setelah kejadian menggemparkan itu, Nindi pulang terlebih dahulu ditemani Rasya dan Bu Sinta, guru pembimbing lain di acara perpisahan itu. Rendra, Billy, Faris, Dian, dan Carla dipanggil oleh Pak Doni dan diinterogasi. Rendra, Faris, dan Dian diberikan sanksi, orang tuanya akan dipanggil ke sekolah dan ijazah mereka mungkin akan ditahan untuk sementara.
Namun satu hal yang paling ditakutkan oleh Rendra setelah kejadian itu pun menjadi kenyataan, satu bulan kemudian Nindi dinyatakan positif hamil. Nindi yang saat itu masih sangat belia harus drop out dari sekolah. Nindi depresi, dia tidak mau makan, menangis sepanjang hari, sampai akhirnya dirawat di rumah sakit.
Rendra akhirnya memutuskan untuk putus dengan Carla dan menikahi Nindi. Carla setuju melepaskan Rendra. Setelah itu Carla memutuskan untuk melanjutkan kuliah di luar kota dan menghilang dari kehidupan Rendra.
Nindi yang sudah putus sekolah, berusaha untuk ikhlas dengan takdir hidupnya dan fokus untuk menjaga kehamilannya dan belajar untuk menjadi istri yang baik bagi suaminya, Rendra. Nindi juga sesekali membantu ibunya mengelola sebuah restoran. Sedangkan Rendra melanjutkan kuliah di jurusan Pariwisata, sambil bekerja paruh waktu di agen perjalanan milik kedua orang tuanya.
Delapan bulan berlalu, Nindi akhirnya melahirkan seorang putri kecil yang cantik. Walaupun Nindi dan Rendra menikah karena terpaksa, tapi keduanya sangat bahagia saat putri mereka lahir dalam keadaan sehat dan sempurna. Mereka bertekad untuk tetap mempertahankan pernikahan ini demi putri mereka. Mereka ingin putri mereka hidup dengan normal seperti keluarga lainnya yang memiliki orang tua yang harmonis. Walaupun Rendra akhirnya bisa mengikhlaskan kejadian waktu itu, tapi hatinya tetap tidak bisa mencintai Nindi. Namun, dia berjanji akan menjadi suami dan ayah yang baik bagi keluarga kecilnya.
Sedangkan Nindi, meskipun harus menikah dengan Rendra dengan cara yang tidak diinginkannya tapi ia tetap bersyukur bisa bersama dengan Rendra yang selama ini hanya bisa ia lihat dari jauh. Nindi tahu hati Rendra tidak pernah untuknya, namun dia akan berbakti pada suaminya itu dan menjalani kehidupan yang bahagia, demi putri kecil mereka.
"Kak, mau dikasih nama siapa dede bayinya?" tanya Nindi yang sedang mengendong putrinya untuk pertama kalinya.
"Kakak udah nyiapin nama buat anak kita namanya, Rania Putri Direndra. Gimana?" jawab Rendra yang terduduk di samping tempat tidur di rumah sakit.
"Bagus, Kak. Tapi kenapa Direndra?"
"Iya, itu gabungan dari nama kita berdua. Nindi dan Rendra. Bagus kan?"
"Bagus banget Kak." Nindi tersenyum sumringah dan menatap wajah kecil yang digendongnya. Ia merasa bahagia karena putrinya sudah memiliki nama yang cantik, penyatuan dari nama kedua orang tuanya, Rania Putri Direndra.
(flashback off)
Semua itu kini sudah menjadi masa lalu. Luka itu sudah sembuh sepenuhnya. Rasa yang dulu pernah Rendra rasakan terhadap Carla sudah tersimpan dengan rapi di lubuk hatinya yang paling dalam.
Iya. Rendra tidak pernah membuang kenangannya bersama Carla, melainkan menyimpannya dalam hati dan sesekali membukanya ketika ia tak bisa menahan rindunya.
Namun Rendra tak pernah ada niat untuk kembali mencari keberadaan atau sekedar kabar tengang Carla, apalagi berpikir untuk kembali bersamanya. Carla hanyalah masa lalu bagi Rendra yang hanya akan hidup di dalam kenangannya saja.
"Selamat malam Bapak Rasya dan Bapak Rendra?" ucap seorang laki-laki dengan setelan kantor tanpa dasi datang menghampiri kedua sahabatnya.
"Wah Bapak pengacara kita dateng juga. Apa kabar lo?" tanya Rasya. Billy memeluk sahabatnya satu persatu.
"Bapak insinyur kita. Gimana Seoul aman?" Tanya Billy. Mereka pun larut dalam percakapan seputar pekerjaan mereka, masa-masa SMA mereka yang indah, dan juga keluarga.
"Jadi anak lo masih lucu-lucunya dong bro," komentar Rasya saat Billy bercerita mengenai anak pertamanya yang baru berusia satu tahun. Billy memang baru menikah tahun lalu karena terlalu sibuk dengan karir pengacaranya.
"Iya nih, gue jadi bawaannya pengen cepet-cepet pulang," ucap Billy sambil memperlihatkan foto sang buah hati pada kedua sahabatnya.
"Lo baru ngerasain jadi bapak di umur empat puluh satu tahun. Gak ketuaan lo?" goda Rendra.
"Iya deh kalo dibandingin lo gue kalah," ucap Billy.
"Ntar anak lo kuliah lo udah kakek-kakek. Si Rendra dong anaknya udah bakal mau kerja jadi guru," ucap Rasya.
"Abis gimana dong gue sibuk banget, dan emang baru nemu yg cocoknya sekarang. Wah anak lo jadi guru Ren? Salut deh. Pekerjaan mulia banget tuh," puji Billy.
"Iya untung anak gue tumbuh jadi anak yang baik banget. Gak pernah ngerepotin, pinter, cantik. Bahkan dia udah tahu kejadian gue sama Nindi dulu tapi dia bisa nerima dengan dewasa," ucap Rendra.
"Aslinya Rania tahu masalah lo di hotel waktu itu?" tanya Rasya.
"Iya udah gede dia sekarang. Dia nanya mulu kenapa emak-bapanya cerai. Soalnya dia ngelihat gue sama Nindi baik-baik aja sebelumnya. Curiga dia, ya udah gue rasa juga udah waktunya dia tahu."
"Termasuk perjanjian lo sama Nindi yang bakal cerai pas dia lulus SMA?" tanya Billy.
"Iya," ucap Rendra seraya mengangguk.
"Thanks Ren, lo udah jagain ade gue sampe sekarang. Lo tepatin janji lo," ucap Rasya merasa bersyukur.
"Iyalah, Bro. Walaupun gue gak ada rasa sama Nindi, tapi gue sayang sama dia sebagai adik gue. Sorry juga bro gue gak bisa jagain Nindi lebih lama," sesal Rendra.
Rasya hanya merangkul Rendra dan menepuk punggung sahabatnya itu.
"Sekarang lo gimana bro?" tanya Billy pada Rendra. "Anak lo udah gede, udah sukseslah lo sama Nindi jagain dan besarin dia kayak yang selalu lo bilang dulu. Pengen mastiin anak lo jadi orang yang sukses dan gak ngalamin apa yang lo dan Nindi alamin. Terus lo juga udah cerai sekarang. Masa lo mau sendirian terus kayak gini?"
"Gue sibuk bro. Ngurusin travel agent gue, terus gue kadang masih nganter wisatawan juga. Belom gue udah taken kontrak buat foto. Ngapain lagi hidup gue ya gini aja udah bahagia gue," timpal Rendra sambil tertawa yang sedikit dipaksakan.
"Yakin lo udah lupa sama Carla?" ucap Billy tiba-tiba.
"Apaan lo tiba-tiba bahas Carla. Dia 'kan udah nikah sama Faris?" Rendra mengingatkan sambil menyeruput americanonya. Kentara sekali Rendra merasa salah tingkah saat nama sang mantan kekasih disebutkan.
"Udah cerai mereka Ren," ucap Billy.
Sontak hampir saja Rendra tersedak kopi yang sedang diminumnya karena mendengar berita itu.
"Hah? serius lo?" Rasya tak kalah terkejut.
