NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Sang Brandal

Dibalik Topeng Sang Brandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: xy orynthius

Di kota kecil bernama Harapan Senja, beredar cerita tentang sosok misterius yang dikenal sebagai "Sang Brandal." Sosok ini menjadi legenda di kalangan warga kota karena selalu muncul di saat-saat genting, membantu mereka yang tertindas dengan cara-cara yang nyeleneh namun selalu berhasil. Siapa dia sebenarnya? Tidak ada yang tahu, tetapi dia berhasil memenangkan hati banyak orang dengan aksi-aksi gilanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18

Kai, Zed, Reginald, dan Viktor kini berdiri di pusat dari markas bawah tanah Viktor, sebuah ruangan yang penuh dengan peta-peta, monitor keamanan, dan senjata yang dipersiapkan dengan teliti. Di sini, di jantung gelap kota, rencana besar mereka akan dimulai.

Viktor, yang kini telah memahami betapa berharganya informasi yang dimiliki Kai, langsung memerintahkan anak buahnya untuk mempersiapkan segalanya. Sementara itu, Reginald merencanakan strategi serangan dengan teliti, berusaha memanfaatkan setiap kelebihan yang mereka miliki.

"Operasi ini harus dilakukan dengan sempurna," kata Viktor dengan suara beratnya. "Volkov nggak akan mengampuni kita kalau kita gagal. Jadi, kita harus membuatnya percaya bahwa dia masih mengendalikan situasi, sampai saat kita siap menghancurkan semuanya."

Kai mengangguk. "Gue setuju. Kita harus memukulnya di tempat yang paling dia tidak duga."

Zed, yang selama ini lebih tenang, kini mulai menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran. "Gue ngerti rencana kita bisa berhasil, tapi lo yakin nggak ada pengkhianat di antara kita? Lo tahu, Volkov punya caranya sendiri buat nyusup ke mana aja."

Reginald menepuk bahu Zed dengan lembut. "Kita semua di sini punya kepentingan yang sama, Zed. Dan kita semua paham risikonya. Viktor sudah memverifikasi semua orang di sini. Kalau ada yang mencoba main dua kaki, mereka nggak akan punya kesempatan buat keluar hidup-hidup."

Viktor tersenyum samar mendengar ucapan Reginald. "Gue pastikan itu."

Setelah memastikan semua persiapan sudah matang, Reginald dan Kai mulai menjelaskan rincian dari rencana mereka. "Pertama, kita akan menyerang salah satu pos terdepan Volkov di luar kota," kata Reginald sambil menunjuk ke sebuah titik di peta. "Tempat ini tampak seperti gudang biasa, tapi di sinilah Volkov menyimpan sebagian besar persenjataannya."

Kai melanjutkan, "Kalau kita bisa menghancurkan gudang ini, kita bukan cuma bikin Volkov kehilangan senjata, tapi juga memperlambat operasinya di seluruh kota. Dan sementara Volkov sibuk mencoba memahami apa yang terjadi, kita akan bergerak ke target utama kita—markas pusatnya."

Viktor memandangi peta itu dengan serius. "Ini langkah berani. Volkov nggak akan menyangka kita akan langsung menargetkan markas pusatnya setelah serangan pertama. Tapi lo harus tahu, begitu kita menyerang markas pusat, kita harus siap untuk menghadapi segalanya. Volkov nggak akan tinggal diam."

Reginald mengangguk setuju. "Itu risiko yang harus kita ambil. Tapi kalau kita bisa berhasil, kita akan menghancurkan seluruh jaringan Volkov dari akar-akarnya."

Zed yang tadinya terlihat khawatir, kini menatap mereka dengan tekad yang lebih kuat. "Gue akan pastikan kita semua keluar dari ini hidup-hidup. Kita mulai kapan?"

Viktor menatap mereka semua satu per satu, memastikan bahwa mereka benar-benar siap untuk menghadapi apa yang akan datang. "Kita bergerak malam ini. Gue akan mengirim beberapa orang untuk menyusup ke gudang itu duluan dan menyiapkan jalan masuk. Setelah itu, kita semua akan menyerbu."

Dengan rencana yang sudah jelas, Kai dan Zed merasa semakin mantap untuk melanjutkan langkah ini. Meskipun mereka tahu risiko yang mereka hadapi sangat besar, mereka juga tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menghentikan Volkov.

Malam itu, dengan seluruh persiapan yang sudah matang, mereka mulai bergerak. Dalam gelapnya malam, bayangan mereka melintas di antara gedung-gedung tua dan jalanan sepi, menuju gudang yang menjadi target pertama mereka.

Gudang itu berada di pinggiran kota, di kawasan industri yang hampir tak pernah dikunjungi orang. Bangunannya besar dan tampak kumuh, tapi dari informasi yang Kai dapatkan, tempat itu menyimpan senjata-senjata canggih yang sangat berharga bagi Volkov.

Ketika mereka tiba di dekat gudang, Viktor memberi isyarat untuk berhenti. Dia mengangkat tangan dan melihat ke arah salah satu anak buahnya yang sudah lebih dulu berada di sana. Anak buah itu memberikan sinyal bahwa jalan masuk sudah aman.

"Gerak cepat, kita nggak punya banyak waktu," bisik Viktor.

Dengan hati-hati, mereka menyusup masuk ke dalam gudang. Di dalam, suara langkah kaki mereka teredam oleh lantai beton yang dingin. Pintu-pintu besi yang berderit dan dinding yang dipenuhi karat menambah suasana mencekam di tempat itu.

Kai dan Zed bergerak mendekati salah satu lorong yang mengarah ke ruang penyimpanan utama. "Di sinilah mereka menyimpan senjata-senjata itu," bisik Kai kepada Zed.

Reginald dan Viktor, sementara itu, menjaga bagian depan gudang, memastikan tidak ada yang datang tanpa disadari. Mereka berkomunikasi dengan kode-kode tangan, menjaga kebisuan total di dalam bangunan itu.

Kai dan Zed menemukan ruang penyimpanan itu dengan cepat. Pintu besi besar yang menghalangi jalan mereka segera dibuka dengan bantuan peralatan yang dibawa Viktor. Ketika pintu itu terbuka, mereka melihat deretan senjata yang tersusun rapi di dalam kotak-kotak besar.

"Ini lebih dari yang kita kira," bisik Zed. "Volkov benar-benar mempersiapkan sesuatu yang besar."

Kai mengangguk, lalu mengambil beberapa bahan peledak dari tasnya. "Kita harus cepat. Tempatkan ini di titik-titik strategis, dan kita keluar dari sini sebelum meledak."

Mereka berdua bekerja dengan cepat, menempatkan bahan peledak di beberapa titik penting di dalam ruang penyimpanan. Setiap detik terasa seperti abadi, tapi mereka tahu bahwa waktu mereka sangat terbatas.

Setelah selesai, mereka segera keluar dan bergabung kembali dengan Reginald dan Viktor di depan. "Semuanya sudah siap," lapor Kai.

Viktor mengangguk, lalu memberi isyarat untuk mundur. "Kita keluar sekarang."

Mereka bergerak dengan cepat, meninggalkan gudang itu tanpa suara. Saat mereka mencapai jarak yang cukup jauh, Kai menekan tombol pemicu di tangannya. Dalam hitungan detik, suara ledakan besar terdengar dari arah gudang. Api segera melahap bangunan itu, menghancurkan segala sesuatu di dalamnya.

Zed menatap api yang membumbung tinggi ke langit. "Satu langkah selesai. Sekarang kita fokus ke langkah berikutnya."

Viktor tersenyum tipis. "Volkov nggak akan tahu apa yang menghantamnya."

Dengan satu serangan ini, mereka telah menabuh genderang perang yang akan mengguncang seluruh jaringan kriminal Volkov. Dan dalam waktu dekat, mereka akan melanjutkan serangan berikutnya—serangan yang akan menargetkan markas pusat Volkov, dan mungkin mengakhiri kekuasaannya selamanya.

Namun, di balik kesuksesan ini, mereka tahu bahwa yang terberat masih menanti. Volkov adalah musuh yang licik dan berbahaya, dan mereka harus siap menghadapi segala kemungkinan.

Tapi malam ini, dengan api yang masih berkobar di kejauhan, Kai, Zed, Reginald, dan Viktor tahu bahwa mereka telah mengambil langkah pertama menuju kemenangan. Mereka tahu bahwa jalan di depan akan sulit dan penuh risiko, tapi mereka juga tahu bahwa mereka tidak akan berhenti sampai Volkov jatuh.

Dan dengan keyakinan itu, mereka kembali ke markas untuk mempersiapkan serangan berikutnya. Serangan yang akan menentukan segalanya.

1
Ana@&
lanjut thor
anggita
kenshin... 😁kya nama kartun samurai.
anggita
ok Thor👌moga novelnya lancar banyak pembacanya.
xy orynthius: Aamiin
total 1 replies
anggita
like👍buat Zed brandal.☝iklan utk author.
anggita
namanya panjang banget.. dowo tenan yoh🤔.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!