Satu malam naas mengubah hidup Kinara Zhao Ying, dokter muda sekaligus pewaris keluarga taipan Hongkong. Rahasia kehamilan memaksanya meninggalkan Jakarta dan membesarkan anaknya seorang diri.
Enam tahun kemudian, takdir mempertemukannya kembali dengan Arvino Prasetya, CEO muda terkaya yang ternyata adalah pria dari malam itu. Rahasia lama terkuak, cinta diuji, dan pengkhianatan sahabat mengancam segalanya.
Akankah, Arvino mengetahui jika Kinara adalah wanita yang dia cari selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06. Sahabat lama bertemu kembali
Suara langkah cepat menggema di sepanjang koridor. Arvino berjalan dengan wajah keras dan mata yang menyipit tajam, sementara Zaki di belakangnya sibuk menerima panggilan dari resepsionis yang melaporkan keributan di lobi.
Savira berdiri di tengah ruangan, wajahnya merah padam karena amarah, sementara di depannya seorang bocah laki-laki sekitar lima tahun berdiri tegak, kedua tangannya terkepal, sorot matanya tajam meski tubuhnya mungil.
“Dasar anak kecil tak tahu sopan santun!” bentak Savira, menunjuk ke arah Ethan. “Kau berani menabrak orang dewasa dan hanya bilang maaf lalu pergi begitu saja?”
Ethan menatapnya tanpa gentar.
“Aku udah minta maaf, Tante. Tapi Tante malah marah-marah terus,” ucapnya tenang tapi tegas.
“Kalau Tante tidak mau ditabrak, seharusnya jangan berhenti mendadak di tengah jalan.”
Kata-kata polos itu seperti tamparan bagi Savira. Wajahnya langsung berubah merah padam.
“Kurang ajar!” serunya, mengangkat tangan hendak menampar. Tapi tangan itu tidak pernah sampai ke pipi Ethan. Sebuah tangan lain menangkapnya lebih dulu dengan cengkeraman kuat. Kinara berdiri di depan Ethan, sosoknya tegap, matanya tajam, aura dingin sekaligus berwibawa terpancar kuat.
“Berani kamu sentuh anakku, akan aku pastikan kamu akan menyesal,” suaranya rendah namun penuh tekanan. Savira sontak terpaku, menatap wajah yang berdiri di depannya.
“Ka-kamu? Ini anakmu?” katanya gagap, menatap wajah wanita di hadapannya. Kinara menatapnya tanpa senyum.
“Masih ingat aku, Savira? Atau enam tahun terlalu lama untuk diingat?”
Savira melangkah mundur satu langkah. Sorot mata Kinara kini bukan lagi sorot mata gadis polos yang dulu ia hancurkan melainkan wanita yang sudah terbentuk dari api pengkhianatan dan luka.
“K-Kinara?” suara Savira bergetar. “Kau … kau kembali?”
“Sayangnya iya,” Kinara menjawab datar. “Dan aku tidak punya waktu untuk menghadapi orang seperti kamu.”
Savira berusaha menahan ketegangan dengan tawa miring.
“Kau pikir dengan kembali dan membawa bocah itu, kau bisa menyaingi posisiku sekarang? Aku tunangan Tuan Arvino, pemilik tempat ini, jadi kalau kau...”
“Cukup.”
Suara berat dan dingin itu datang dari belakang. Arvino berjalan mendekat, setiap langkahnya memancarkan wibawa yang membuat suasana di sekitar langsung hening. Semua staf menunduk, bahkan Savira pun menahan napas. Arvino berdiri di hadapan mereka, menatap bergantian antara Savira dan Ethan.
“Apa yang terjadi di sini?” tanyanya datar.
Savira segera menunjuk Ethan.
“Anak kecil ini...”
“Aku,” potong Ethan cepat. “Aku yang menabrak Tante ini, Tuan. Tapi aku sudah meminta maaf. Dia yang tidak mau terima.”
Nada suaranya berani, pandangannya lurus ke arah Arvino tanpa sedikit pun gentar. Zaki yang berdiri di belakang Arvino sampai menahan tawa kecil, baru kali ini ia melihat anak sekecil itu bicara dengan ketegasan seperti orang dewasa.
Arvino menatap Ethan lebih lama. Ada sesuatu pada bocah itu yang terasa aneh seperti melihat cermin kecil dari dirinya sendiri di masa kecil. Namun Kinara melangkah maju, berdiri di antara Ethan dan Arvino.
“Tuan Arvino,” ucapnya dengan nada dingin tapi sopan. “Saya tidak tahu perusahaan Anda memperlakukan tamu seistimewa ini membiarkan tunangan CEO memarahi anak kecil di depan publik.”
Savira tersentak, melebarkan kedua bola matanya.
“T-Tamu?”
Zaki yang sedari tadi menatap layar tablet akhirnya bersuara pelan.
“Ya, Nona Savira. Anak yang Anda marahi adalah putra dari Dokter Zhao ... dokter yang akan menjadi rekan kerja utama perusahaan ini dalam proyek riset medis. Terutama, Beliau akan menjadi Dokter pribadi Tuan Besar,"
Semua orang terdiam, Savira menatap Kinara dengan mata terbelalak.
“Kau … Dokter Zhao?”
Kinara menatap balik, dagunya terangkat anggun.
“Benar, aku Kinara Zhao Ying.”
Nada lembut tapi tegas itu membuat semua yang mendengar merasa kecil. Beberapa staf saling berbisik, terkejut karena “dokter legendaris” yang baru tiba dari Hongkong ternyata perempuan muda yang begitu memesona. Arvino memandangi Kinara lama.
Ada sesuatu di wajah itu, garis rahang, tatapan tajam, yang terasa familiar. Tapi pikirannya menolak mengakuinya.
“Saya minta maaf atas kejadian ini, Dokter Zhao,” ucap Arvino akhirnya, suaranya datar namun terdengar lebih lembut dari sebelumnya. Kinara menatap balik dengan senyum tipis, tapi dingin.
“Simpan maaf Anda, Tuan Arvino. Saya tidak membutuhkannya.”
Savira berusaha menenangkan situasi dengan suara manis,
“Sayang, aku...”
Namun Kinara menatapnya tajam.
“Dan Anda,” katanya menatap Savira lurus, “lain kali pikirkan baik-baik sebelum mengangkat tangan kepada anak orang lain. Karena lain kali, saya tidak akan menahan diri.”
Suasana di lobi menjadi tegang. Semua karyawan menahan napas, tak ada yang berani bersuara. Ethan berdiri tegap di samping ibunya, menatap Savira dengan sorot mata penuh keberanian yang nyaris meniru Kinara.
“Mommy, ayo pergi,” katanya datar, tapi tenang. “Aku tidak suka tempat ini.”
Kinara menatapnya sejenak lalu mengangguk.
“Kamu benar, Sayang. Orang berkelas tidak tinggal di tempat penuh drama.”
Dia menggenggam tangan Ethan dan melangkah pergi dengan anggun. Gaunnya bergoyang lembut, langkahnya ringan tapi meninggalkan aura tajam di belakang. Semua mata mengikuti mereka hingga pintu lobi berayun tertutup.
Savira berdiri kaku di tempatnya, wajahnya pucat, sementara Arvino masih menatap pintu yang baru saja menelan sosok wanita itu.
“Tuan…” Zaki berdehem pelan. “Sepertinya … Dokter Zhao tidak seperti yang kita kira.”
Arvino menarik napas dalam, menatap lantai kosong di hadapannya.
“Tidak, Zaki…” suaranya berat dan pelan. “Dia jauh lebih dari yang kita kira.”
Savira menatap Arvino dengan tatapan penuh kecemasan.
“Kau tidak percaya semua omongannya kan, Vino? Dia cuma mau cari perhatian...”
Tapi Arvino sudah berjalan pergi tanpa menatapnya, meninggalkan Savira berdiri sendiri di tengah lobi.
"Sayang, aku perlu menjelaskan semuanya," Savira berusaha mengejar, namun Zaki melarangnya. Karena, Savira baru saja menggagalkan kerja sama mereka dengan Dokter Zhao, orang terpenting untuk keluarga Prasetya.
"Sial! Dia kembali! Kalau dia kembali ... posisiku sebagai Nyonya muda akan terancam. Terlebih, Kinar membawa bocah sialan itu! Aku curiga bisa jadi itu anak Arvino. Selama Arvino belum menyadarinya aku harus melakukan sesuatu," gumam Savira sembari meremas tangannya sendiri dengan cemas.
tp lbih bgus skr lgsg d pecat
udah salah belaga playing victim lagi
Zaki.... segera urus semua berkas pernikahan Arvino dan Kinara .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
dan Arvino harus pantau terus Kinara dan Ethan di manapun mereka berada . karena Savira dan Andrian selalu mengikuti mereka dan mencari celah untuk menghasut Kinara .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
up LG Thor 😍