NovelToon NovelToon
Ini Bukan Ragaku

Ini Bukan Ragaku

Status: tamat
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Transmigrasi / Dokter / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 5
Nama Author: kenz....567

"Si4l, apa yang wanita itu rencanakan?
Mengapa setelah surat cerai kutandatangani, dia justru ... berubah?”
...
Lyara Elvera, seorang gadis yang tak merasakan keadilan di keluarganya. Kedua orang tuanya hanya memusatkan kasih sayang pada kakaknya, sementara Lyara tumbuh dengan rasa iri dan keinginan untuk di cintai

Namun, takdir berkata lain. Sebelum kebahagiaan menyentuhnya, Lyara meregang nyawa setelah terjatuh dari lantai tiga sebuah gedung.

Ketika ia membuka mata, sosok misterius menawarkan satu hal mustahil, kesempatan kedua untuk hidup. Tiba-tiba, jiwanya terbangun di tubuh Elvera Lydora, seorang istri dari Theodore Lorenzo, sekaligus ibu dari dua anak.

Namun, hidup sebagai Elvera tak seindah yang terlihat. Lyara harus menghadapi masalah yang ditinggalkan pemilik tubuh aslinya.

“Dia meminjamkan raganya untukku agar aku menyelesaikan masalahnya? Benar-benar jiwa yang licik!”

Kini Lyara terjebak di antara masalah yang bukan miliknya dan kehidupan baru yang menuntut penebusan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Bukan Elvera

Lyara mematung. Tubuhnya kaku, matanya menatap pria yang berdiri di hadapannya dengan senyum samar yang kini justru membuat d4danya sesak. Entah mengapa, jantung Lyara seolah direemas begitu kuat hingga rasanya ia sulit bernapas. Air matanya menggenang di pelupuk mata. Ada sesuatu yang terasa aneh ... dirinya sendiri pun tak tahu mengapa tubuhnya bereaksi seperti itu.

“Bryan ...,” lirih Lyara, suaranya bergetar menebak pria di hadapannya.

Bryan tersenyum lembut, seperti dulu. “Ya, aku datang, Sayang. Sudah lama kamu tidak menemuiku. Ponselmu juga sulit dihubungi. Begitu tahu kamu ada di sini, aku langsung datang,” ujarnya, lalu beranjak mendekat hendak memeluknya.

Namun tiba-tiba—kerah kemejanya tertarik keras dari belakang. Sebuah pvkulan telak menghantam wajahnya.

BUGH!

“ARGH!”

Bryan terhuyung. Lyara tersentak, tubuhnya menegang. Ia segera menarik kedua putrinya menjauh, berusaha menutup mata mereka, meski sudah terlambat. Eira dan Keisya telah melihat bagaimana sang ayah memvkuli pria itu dengan amarah membara.

“Berani sekali kamu menemui istri dan anak-anakku! Berhenti menghancurkan rumah tanggaku, b4jiingaaaan!” teriak Theodore, suaranya bergetar oleh emosi.

Bryan membalas dengan tatapan tak kalah marah. Ia sempat melayangkan pvkulan, namun orang-orang di sekitar segera menahan keduanya.

“Sudah kubilang, lepaskan Elvera! Aku yang akan menjaganya! Dia kekasihku! Tapi kamu, si4lan, kamu merebutnya dariku!” teriak Bryan, terengah, darah mengalir di sudut bibirnya.

Theodore berusaha melepaskan diri dari orang-orang yang menahannya. Napasnya memburu. Ia menunjuk ke arah Bryan yang kini dipegang oleh dua pria agar tidak kembali menyerang.

“Dengar baik-baik,” ucap Theodore dingin, setiap katanya tajam, “Sampai kapan pun aku tidak akan menceraikan istriku. Sampai kapan pun!”

Ia lalu berbalik, menghampiri istri dan anak-anaknya. Tanpa berkata apa pun, ia mengangkat Eira dalam gendongan dan menuntun Elvera serta Keisya menuju mobil.

Lyara diam saja. Wajahnya pucat. Eira pun tak lagi cerewet, dan Keisya hanya memeluk adik kecilnya erat-erat. Keheningan di antara mereka terasa lebih menvsuk daripada teriakan.

Theodore menggenggam setir mobilnya begitu kuat, urat-urat di tangannya menegang. Ia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Emosinya menguasai, namun kesadarannya menahan laju agar tak membahayakan istri dan anak-anaknya.

Sesampainya di rumah, ia berhenti mendadak. Nafasnya berat. Tanpa menatap siapa pun, ia turun dan membuka pintu sisi istrinya, lalu menarik tangan wanita itu keras-keras.

“Bawa anak-anakku jalan-jalan,” katanya datar pada sopir yang baru muncul. Ia menyerahkan kunci mobil tanpa menjelaskan apa pun.

“Bi Nina, ikut juga,” perintahnya pada Bi Nina yang menatap Lyara dengan wajah cemas.

“Iya, Tuan,” jawab Bi Nina pelan.

Begitu mobil melaju, Theodore menarik Lyara masuk ke rumah.

“Theo, lepaskan! Sakit! Tanganku sakit!” teriak Lyara, berusaha melepaskan diri. Tapi genggaman Theodore begitu kuat, seolah ia takut wanita itu akan menghilang jika dilepas.

Begitu tiba di ruang tengah, pria itu baru melepaskannya. Ia menatap Elvera dengan mata merah, air mata dan amarah bercampur di sana. Atmosfer ruangan berubah tegang—sunyi, tapi mencekam.

“Kamu dan anak-anak ... menemui pria itu?” suaranya berat, parau. “Apa itu alasanmu membawa anak-anak pergi? Supaya bisa bebas bertemu dengannya, hah? Jawab aku, Elvera!” bentaknya keras.

Air mata Lyara luruh. Ia ketakutan, tapi juga terluka. Napasnya sesak. Kata-kata Theodore seperti belati yang menvsuk dadanya.

“Apa yang kamu mau sebenarnya?” Theodore kembali bersuara, nada suaranya penuh kekecewaan. “Kamu memintaku menjauh dari Zeya dan aku menuruti permintaanmu karena aku tak ingin rumah tangga kita hancur. Aku menjauh, bahkan sampai pindah bekerja ke rumah sakit lain. Semua kulakukan demi siapa? Demi keluarga kita!”

Ia mengusap wajahnya kasar, menahan air mata yang sudah tak bisa dibendung. “Tapi kamu ... kamu malah bertemu lagi dengan pria itu?”

Theodore mengusap kasar wajahnya, air matanya luruh tanpa bisa ia hentikan. D4danya terasa sesak, kecewa memeluk dirinya. Bagaimana ia tidak kecewa? Tadi dia berniat menjemput istri dan anak anaknya. Tak di sangka, Bryan hadir di sana dan menutup mata wanita itu seolah memberikan sebuah kejutan.

Lyara menggeleng cepat, suara lirihnya nyaris tak terdengar. “Aku tidak tahu kalau Bryan datang. Aku tidak tahu, Theo. Dia tiba-tiba muncul dan menutup mataku dari belakang. Aku kira itu kamu ...,”

“Tidak tahu?” Suara Theodore meninggi. Ia mendekat, menatap Lyara tajam. “Bagaimana aku bisa percaya padamu, El? Sementara dia bilang kalian pernah ... bermalam bersama.”

Kata-kata itu menghantam Lyara seperti petir. Ia menatap Theodore tak percaya.

“Kamu menuduh aku seperti itu?” suaranya serak, hampir bergetar oleh kemarahan dan rasa sakit. “Kalau kamu tidak percaya, tanya pada anak-anak! Mereka ada di sana! Aku tidak mungkin memanggil Bryan sementara Keisya dan Eira bersamaku!”

Theodore memalingkan wajah, berusaha menahan air matanya yang hendak jatuh. Bahunya bergetar. “Sekarang jawab aku,” katanya lagi, kali ini lebih pelan, tapi dingin dan mematikan.

“Sejauh apa hubunganmu dengan adik tiriku itu? Dia pernah memelukmu? Menikmati bibirmu? Atau menyentuh tu—”

PLAK!

Tamparan keras dari tangan Elvera membuat kepala Theodore terhuyung. Suara itu menggema, menyayat keheningan. Waktu seolah berhenti, pipinya pun terasa panas.

Lyara menatapnya dengan mata yang penuh rasa kecewa, tapi juga marah. “Kamu menuduhku? Berikan aku bukti kalau tuduhanmu itu benar, Theodore!”

Pria itu diam. Rahangnya mengeras, air mata akhirnya jatuh. “Aku tidak punya bukti, El. Tapi kedekatan kalian ... itu sudah bukan kedekatan biasa. Setidaknya, aku dengan Zeya tidak pernah sejauh itu. Tapi kamu ...,”

Ia menarik baju Lyara, mengguncangnya pelan tapi dengan tekanan penuh emosi. “Jujur padaku! Jujur! Katakan yang sebenarnya! Jangan terus berbohong, El! Katakaaaan!”

Lyara menatapnya dengan wajah penuh luka, lalu berteriak dengan seluruh sisa kekuatannya.

“AKU BUKAN ELVERA, THEO!”

Keheningan mendadak menelan segalanya. Theodore terpaku. Nafasnya tercekat. Dunia di sekeliling mereka seperti berhenti berputar.

Lyara menunduk, bahunya bergetar. “Aku bukan Elveramu, Theo."

_________________________________

Maaap baru sempet buat😭

1
neng ade
sebaiknya segera diselesaikan masalah mu dengan Lyara di masa lalu..
neng ade
😂😂😂😂😂 bukan Ei namanya kalau ga bikin heboh
Hafifah Hafifah
akankah lyara bisa kembali keraganya
neng ade
ternyata Theo dan Lyara pernah bertemu di masa kecilnya Lyara dulu ..
sekarang udah terungkap semua kenangan itu .. semoga kalian berdua selalu bahagia 😍
Cha Cha
masak gak peka si the ih gimana, katanya cinta ara tpi gak bisa ngerasain perubahannya malah jadi emosi sendiri aneh🫩
neng ade
menegangkan sekaligus membingungkan 🤔
Cha Cha
udahlah hampir setahun theo tidak merasakan kehangatan, karatan ya pak dokter😆😆😆
neng ade
Ei semakin menggemaskan..
😂😂😂
Nanik Kusno
Aduuuhhhhhh..... gimana nanti kalau Elvera hamil....????.🥴🥴🥴🥴🥴
neng ade
mom Dian memang the best 👍😍
Nanik Kusno
Yang Lyara mual2 jadinya gimana????🤦🤦🤦🤦🤦🥴🥴🥴🥴🥴
Yhenny Pudji
selesai.... thanks kak untuk karya fantasi pertama yg aq baca, y oke wlaupun ttep ada yg gk logika namanya jg khayal. intinya bagus gk klau m yg kmrin².
request donk kak klau ada ide skali² salah satu dri jdul novel kakak ada yg dlanjut ank mereka misalnya kayak dbuat keluarga dinasti gt sampek cucu. soalnya aq suka bnget sama semua ceritanya.🙏🙏🙏🤭🤭🤭
Nanik Kusno
Gimana dengan mual2 nya Ara (¿???
Amelya Ratulangi
kn biasanx klau perpindahan jiwa kyk gini pasti ada ingatan2 dari pemilik tubuh ngk kyk org bdoh ngk ngerti apa2
Novi Rika
kok blom ada karya baru thor
mukeseh hidayati
dasar gundk😒😒 pasti dia yg lerja sama ama adiknya theo, gundk gk tau diri
mukeseh hidayati
othor nya kali lagi ceteles 🤣🤣🤣
Priskha
sdh jelas kok thor....jelas banget malah 🤭🤭🤭🤭
Priskha
ceritanya bagus kok thor...ndak bikin bosan malah bikin penasaran💪💪💪💪
Pisces97
aku ga yakin ya kalau Elvera seburuk itu jadi istri dan seorang ibu ...
ini pasti otaknya sudah dicuci sama nene peot zeya...🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!