NovelToon NovelToon
Menggapai Langit Tertinggi

Menggapai Langit Tertinggi

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Romantis / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: DANTE-KUN

Jiang Shen, seorang remaja berusia tujuh belas tahun, hidup di tengah kemiskinan bersama keluarganya yang kecil. Meski berbakat dalam jalan kultivasi, ia tidak pernah memiliki sumber daya ataupun dukungan untuk berkembang. Kehidupannya penuh tekanan, dihina karena status rendah, dan selalu dipandang remeh oleh para bangsawan muda.

Namun takdir mulai berubah ketika ia secara tak sengaja menemukan sebuah permata hijau misterius di kedalaman hutan. Benda itu ternyata menyimpan rahasia besar, membuka pintu menuju kekuatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sejak saat itu, langkah Jiang Shen di jalan kultivasi dimulai—sebuah jalan yang terjal, berdarah, dan dipenuhi bahaya.

Di antara dendam, pertempuran, dan persaingan dengan para genius dari keluarga besar, Jiang Shen bertekad menapaki puncak kekuatan. Dari remaja miskin yang diremehkan, ia akan membuktikan bahwa dirinya mampu mengguncang dunia kultivasi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 : 8 Meridian

Jiang Shen benar-benar mengguncang batas tubuhnya sendiri selama dua minggu penuh di hutan Yulong. Setelah pertarungan pertamanya melawan kelinci bermata merah, dia seperti menemukan jalur baru—sebuah cara keras untuk mengasah kekuatan.

Hari demi hari ia keluar dari gua kecil yang dijadikannya tempat beristirahat, membawa pedang kayu di tangannya. Dengan tubuh yang masih lemah, ia terus memburu kelinci bermata merah. Mereka lincah, gesit, dan berbahaya bagi kultivator pemula, tapi justru itulah yang ia butuhkan.

Setiap kali Jiang Shen melawan seekor kelinci, tubuhnya penuh luka baru. Cakar tajam sering merobek kulitnya, membuat darah segar membasahi pakaian. Namun dengan tekad baja, ia terus maju. Perlahan, setiap gerakan pedang kayu yang ia ayunkan menjadi lebih cepat, lebih tepat, dan lebih bertenaga. Ia belajar membaca pergerakan musuh, belajar kapan harus menahan serangan, kapan harus menghindar, dan kapan harus menebas.

Dalam seminggu penuh, lebih dari lima puluh kelinci bermata merah berhasil ia tumbangkan. Dari setiap tubuh mereka, ia mengambil inti jiwa mungil berwarna merah samar. Meski ukurannya kecil, Jiang Shen tahu bahwa inti-inti jiwa itu adalah pondasi yang bisa mendorongnya maju.

Di dalam guanya, Jiang Shen menyimpan semua inti jiwa itu dalam sebuah kantong kulit yang ia buat sendiri. Setiap malam, ia menghitungnya satu per satu, dan ketika jumlahnya melampaui lima puluh, tatapannya dipenuhi dengan tekad yang membara.

“Malam ini … aku akan menyerap semuanya dan meningkatkan kekuatanku.”

Dengan duduk bersila, Jiang Shen meletakkan inti-inti jiwa itu di sekeliling tubuhnya. Cahaya merah samar segera memenuhi gua, menciptakan suasana seperti ritual kuno. Ia menutup mata, mengatur napas, lalu mulai menyerap energi dari inti pertama.

Gelombang panas langsung mengalir memasuki tubuhnya, menyebar ke seluruh meridian. Tubuhnya bergetar, gigi gemeretak, tapi ia bertahan. Satu inti, dua inti, lima inti … puluhan energi liar menyerbu tubuhnya bertubi-tubi.

Qi spiritual di dalam dirinya melonjak gila-gilaan. Meridian yang sebelumnya hanya terbuka satu mulai bergetar hebat, lalu “retak” terbuka satu demi satu. Pada malam itu juga, Jiang Shen menembus ke meridian kedua, lalu ketiga. Tubuhnya penuh peluh, darah menetes dari sudut bibir, tapi wajahnya tetap tegar.

Seminggu penuh ia bertahan dalam kondisi setengah sadar, menyerap dan menstabilkan energi dari inti jiwa-inti jiwa itu. Setiap harinya ia duduk seperti patung, napasnya naik turun dengan ritme keras, sementara aura yang menyelubungi tubuhnya semakin padat dan kuat.

Hingga akhirnya, pada hari ketujuh, suara “DUAR” terdengar di dalam tubuhnya—sebuah tanda jelas bahwa meridian keempat terbuka. Energi spiritualnya melonjak stabil, mengalir deras seperti sungai yang tak terbendung.

Jiang Shen membuka mata. Tatapannya tajam bagai pedang yang baru ditempa. Tubuhnya kini dipenuhi vitalitas baru, luka-luka lama pulih lebih cepat, dan kekuatan Qi di dalam dirinya berlipat ganda.

Dalam dua minggu penuh, ia berhasil melompat dari seorang pemula yang hanya membuka satu meridian, menjadi kultivator ranah Kondensasi Qi level 4.

Ia menggenggam pedang kayunya erat, lalu berdiri di mulut gua, menatap hutan Yulong yang dipenuhi bayangan pepohonan.

“Ini belum cukup … Jika aku ingin keluar dari hutan ini hidup-hidup, aku harus menjadi jauh lebih kuat dari sekarang.”

...

Setelah seminggu penuh menstabilkan kekuatan barunya, Jiang Shen perlahan mulai menyadari perubahan besar pada tubuhnya. Dahulu ia hanyalah seorang remaja kurus yang tubuhnya penuh luka dan kekurangan gizi, tetapi kini, di depan genangan air jernih dekat sungai kecil, ia nyaris tak mengenali bayangan dirinya sendiri.

Tubuhnya yang dulu kurus dan rapuh kini berubah menjadi lebih tinggi dan berotot, dengan tinggi badan mencapai sekitar 185 cm. Otot-ototnya tidak terlalu besar berlebihan, tapi padat, terukir sempurna seperti seorang pejuang yang ditempa keras oleh medan pertempuran. Setiap gerakan sederhana—menggenggam, melangkah, atau bahkan menarik napas—menciptakan sensasi kekuatan yang mengalir deras di dalam dirinya.

Bekas luka-luka yang dulu memenuhi tubuhnya pun perlahan memudar. Kulitnya yang awalnya kusam kini terlihat lebih sehat, mengeluarkan kilau samar seakan dipenuhi vitalitas. Tubuhnya terasa lebih ringan dan bertenaga, seolah-olah setiap langkah kakinya dapat membelah angin. Bahkan, saat ia melompat ringan dari batu ke batu di sungai itu, ia merasakan tubuhnya seakan bisa terbang kapan saja.

Wajahnya pun berubah. Garis rahangnya lebih tegas, tatapannya lebih tajam, dan raut wajahnya kini memancarkan pesona yang tidak dimilikinya sebelumnya. Jika dahulu ia hanya terlihat seperti pemuda miskin biasa dari desa kecil, kini ada aura yang membuatnya tampak lebih tampan dan berkarisma, aura seorang kultivator sejati yang mulai menapaki jalannya.

Jiang Shen menatap bayangannya di permukaan air sambil mengatur napas. Dalam ingatan warisan yang ia dapatkan dari sesepuh, terukir jelas jalan yang harus ia tempuh.

“Untuk bisa menerobos ke Ranah Pembangunan Fondasi, aku harus membuka delapan meridian terlebih dahulu …” gumamnya pelan, seakan mengingatkan dirinya sendiri.

Baru empat meridian yang terbuka di tubuhnya saat ini. Jalan menuju delapan meridian masih panjang, dan ia tahu bahwa semakin jauh ia melangkah, tantangan yang harus dihadapinya akan semakin besar. Tetapi di balik itu, semangat dalam dirinya justru semakin membara.

Ia mengepalkan tinju, merasakan aliran Qi spiritual yang berputar deras di dalam tubuhnya menyebar ke meridian yang sudah terbuka. Rasanya seperti api yang tak pernah padam, terus memacu dirinya untuk maju.

“Delapan meridian … Ranah Pembangunan Fondasi … aku akan mencapainya. Tidak peduli berapa banyak darah yang harus kukorbankan, tidak peduli seberapa berat jalannya.”

Bagi Jiang Shen, tujuan itu kini bukan lagi sekadar impian. Itu adalah jalan hidupnya. Jalan yang akan mengangkatnya keluar dari penderitaan, jalan yang akan membawanya menuju puncak dunia kultivasi.

1
Ani Sumarni
Jiang Shen benar benar nekad segala sesuatu yang menjadi tujuan pingin
Segera cepat selesai memang bagus
Tidak ingin melibatkan orang banyak
Yang akan menjadi korban
Tapi itu juga demi kepentingan umum
Masyarakat/Warga Kota/Rakyat Kerajaan Fhoniks biar hidup Tentram
Damai sejahtera dalam kehidupannya
Tidak tertindas/Tertekan oleh aturan
Kekuasaan Sang Penguasa
Kasian Ling Xuenyin lagi pula Jiang Shen kan punya banyak Sekutu Kuat
Klan Aliran putih pasti mereka juga akan membantunya
Ani Sumarni
Mei Mei masih beruntung tak langsung di bunuh oleh Jiang Shen
Tetapi Jiang Shen meminta Mei Mei
Sebagai Kompensasinya sebagai tanda penyesalan telah melakukan
Kesalahan/Penghianatan Sekarang Mei Mei harus mencari informasi tentang gerak gerik Apa yang dilakukan keluarga Raja Ming Tianlong dan para bawahannya Mei Mei harus melaporkanya Ke Jiang Shen (Papiliun Mata Terbit)
Ani Sumarni
Hampir semua orang/pelayan /Tuan
Tuan Rumah, Kantor, sebelum melayani Pembeli, Nasabah melihat dulu,penampilan kalau berdasi bawa Koper manggut2 sambil bicara ada yang bisa saya bantu/mau beli apa???
Tapi kalau lihat penampilan lusuh yang di tengteng di tangan kantong plastik kayaknya enggan berdiri/bertanya dunia dunia 🤭🤭sebegitu kah gak tau siapa yang datang itu 😄
Ani Sumarni
Lanjut
Tetap semangat💪💪 Author
Salam sehat sukses selalu Aamiin
Ani Sumarni
Karna keputusasaan Raja Tianlong
Mengadakan perekrutan/mengadakan Sayembara dengan iming2 yang menggiurkan siapa saja yang ikut bergabung perang Melawan/membunuh Jiang Shen akan di kasih kedudukan dan Koin Emas/Hadiah yang melimpah
Ani Sumarni
Sekarang Giliran Jiang Shen untuk menumpas Pohon Utamanya cabangnya sudah dipangkas tinggal
Biang kerok Pemimpin Utamanya Raja Tianlong Lengser dari Tahtanya
Ani Sumarni
Bagus sudah saatnya Klan Ming/Raja
Tianlong Lengser dari kekuasaanya
Digantikan dengan Era Baru
Pemimpin yang benar benar memajukan mensrjahterakan Rakyatnya dan dari masa penindasan
Orang2 yang berkuasa yang mementingkan kepentingan pribadi Jiang Shen Cocok menjadi Raja Fhoniks untuk massa depan lagi pula
Masih Keturunan dari Raja Fhoniks terdahulu 👍👍⭐⭐⭐⭐⭐
Ani Sumarni
Hehehe Ling Xuenyin Egonya Tinggi
Shok jual,mahal pura2 acuh padahal
Xuenyin selalu berharap dengan Jiang Shen
Ani Sumarni
Lanjut
Ani Sumarni
Sudah Jiang Shen Teutua satu habisi
Saja dan Ambil semua Cincin ruang
Cincin penyimpanan Harta Pusaka
Dan barang lain termasuk Herbal dan Koin Emasnya hehehe sikat semua untuk memperbaiki bangunan/Papiliun Mata Terbit yang rusak
Ani Sumarni
Balik badan Jiang Shen
Bunuh Tujuh Tetua Klan Ming itu
Jangan diberi kesempatan untuk hidup ke dua kalinya
Xiao Suhend
Kok gak pernah keliatan lagi anak Kesayangan patrick hong
Ani Sumarni
Lanjut
Ani Sumarni
Semangat Jiang Shen dan Lin Xuenyin 💪💪kalian pasti bisa berhasil mengatasinya
Bingwen dan 103Orang,Mendo,akan dengan penuh keyakinan percaya pada kalian berdua
Xiao Suhend
udah kayakk Qinmu aja keturunan kaisar pertama
Xiao Suhend
terlalu bertele-tele, nyelesain 1 sekte hitam aja lama nya minta ampun, apalagi kalo sekte gerhana matahari punya aliansi, gak tau lagi pasti sampe puluhan Bab
Ani Sumarni
Ayo Jiang Shen bertindak sebelum jatuh korban/Gunung Kuan berantakan 💪💪Jiang Shen, Xuenyin
Dana Bingwen Si Junius Gila Cepat bertindak
Ani Sumarni
Tingkatkan penjagaan kewaspadaan
Jiang Shen Ling Xuenyin dan Jenius Gila bersama seluruh para murid Papiliun Mata Hari Terbit
Ada kiriman dari Raja Tianlong Tujuh
Orang Tertua Perang Pembunuhan
Ternama dari Klan Ming
Untuk menghancurkan Papiliun Mata
Terbit dan membunuj Jiang Shen akan segera tiba di Gunung Kuan
Aulia N
apaka ini bisa mendapatkan pulsa
Ani Sumarni
Semoga di bawah kepeminpinan
Jiang Shen Paviliun Mata Hari Terbit
Akan membawa Warga Masyarakat
Hidup Damai Aman Sejahtera Subur
Makmur Sandang pangan Stabil tidak kekurangan 💪💪👍👍/Angry//Angry/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!