Seorang gadis mafia bernama liu Mei-yin yang terkenal kejam dan sadis pada abad ke 22, kini harus meregang nyawa ditangan musuh bebuyutannya dalam suatu pertarungan. yang dimana dia melawan ratusan orang sementara disisinya hanya seorang diri.
Namun, itu belum sepenuhnya jalan akhir dari Liu Mei yin melainkan awal dari kisah hidup dan perjuangannya di dunia baru, untuk mencari orang tuanya dan keluarganya.
setelah kematiannya dia ditakdirkan untuk bangkit kembali, sebagai anak yang terlantar dan hidup sebatang kara di tengah hutan kematian yang penuh dengan siluman dan monster menyeramkan lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dakilerr12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab.34
"Jelaskan," ucap Liu mei yin langsung, kini pandangannya beralih kearah Shen yuwen dengan tatapan datarnya.
"Tenang saja Mei yin, apakah kau tak ingin bersantai dulu?" tanya Shen Yuwen sambil menuangkan teh. Tak lupa senyum lembutnya tetap ia pertahankan.
"Hilih bicit..." Timpal Liu mei yin dengan bahasa gaulnya dari masa depan, yang tentu saja tidak di mengerti oleh Shen Yuwen.
"Hmm?" Shen Yuwen mengehentikan aktifitas menuangkan teh di gelasnya dan menoleh kearah Liu mei yin dengan tatapan bingung.
"Bicara saja apa maumu? bajingan!" Tanpa basa basi Liu mei yin langsung berbicara dengan suara keras dan kasar, ekspresinya kini sudah sangat datar tak bersahabat.m dan ingin memakan manusia hidup-hidup.
Shen Yuwen hanya menatap Liu mei yin tak berniat menjawab pertanyaan Liu mei yin tersebut, justru Shen Yuwen mendorong meja didepannya hingga tak ada meja yang menghalangi mereka, liu mei yin menatap bingung dengan tindakan Shen Yuwen, namun tak ayal dia hanya berekspresi datar dan menunggu apa yang akan pemuda idiot, ah tidak pemuda aneh ini lakukan.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Liu mei yin menatap tajam kearah Shen Yuwen, lagi-lagi Shen Yuwen tak menjawab, dia masih terus menatap bola mata Liu mei yin dengan seksama.
"Menjauh," ancam Liu mei yin dengan tatapan tajamnya auranya sudah mulai berubah.
Shen Yuwen menghiraukan ancaman Liu mei yin perlahan tapi pasti, Shen Yuwen terus mendekat dan tiba-tiba topeng Liu mei yin terlepas, karena di tarik oleh Shen Yuwen dan terpampanglah wajah cantik dan putih Liu mei yin.
Sekali lagi Shen Yuwen dapat melihat wajah cantik, yang selalu dia rindukan setiap saat bahkan setelah dia kembali dari hutan kematian. Wajah yang selalu dia impikan setiap malamnya, Shen Yuwen tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk melihat wajah indah dan cantik gadisnya.
"Bedebah!! Apa yang kau lakukan kembalikan?" ucap Liu mei yin sambil mencoba meraih topengnya, auranya dia arahkan kepada Shen Yuwe, karena tak suka dengan tindakan yang dia lakukan.
Glek...
Shen Yuwen tiba-tiba merasakan aura mencekam mulai menekannya, menjalari setiap sendi dan tulangnya agar tidak bergerak. Namun dia tak akan menyerah begitu saja.
'aura apa ini? Kenapa kuat sekali, tidak.. tidak.. aku tidak boleh berhenti sampai disini,' batin Shen Yuwen sambil mencari solusi.
"Cepat berikan." ucap Liu mei yin dengan suara menyeramkan, aura yang sangat mencekam mulai memenuhi ruangan dan perlahan menahan tubuh Shen Yuwen. Akan tetapi Shen Yuwen tidak ingin menyerah, dia perlahan ikut mengeluarkan auranya, untuk melawan aura yang menekannya. Sekaligus, agar ruangan tersebut tidak hancur, seketika itupun suasana didalam menjadi pertempuran aura.
Setelah setengah jam berlalu keduanya tak ada yang mengalah, seakan-akan keduanya memiliki ketahanan masing-masing dan cara untuk menaklukkan satu sama lain. Namun dapat dilihat bahwa Shen Yuwen mulai pucat dan seperti menahan sesuatu untuk tidak keluar. Hingga, dengan kegigihan dan kekeras kepalaannya, dia kembali meningkatkan kekuatan auranya sampai batas yang ia mampu. Sampai beberapa saat suasana didalam ruangan tersebut kembali stabil.
Huuueekk...
Shen Yuwen menyemburkan cairan berwarna merah dari mulutnya, akhirnya dia akui bahwa dia belum terlalu kuat untuk menekan aura Liu mei yin, apalagi tadi aura asing Liu mei yin begitu kuat dan pekat tak mampu dia lawan. Liu mei yin yang melihat itu hanya bersikap biasa saja dan menatap datar kearah Shen Yuwen.
"Hah hah...Yin'er,... " Namun tak dihiraukan oleh Liu mei yin.
"Kembalikan." Titah Liu mei yin yang kini menatap lurus kearah Shen Yuwen dengan tatapan yang sulit diartikan.
Namun seakan tuli, Shen Yuwen tak menggubris ucapan Liu mei yin, dia segera mengambil pill dari cincin penyimpananya kemudian meminumnva untuk menambah tenaganya yang terkuras. Dalam sekejap mata Shen Yuwen sudah kembali pulih seperti sebelumnya. Dan ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Shen Yuwen dibalik lengannya ntah apa itu yang pasti itu adalah benda yang menghalau aura Liu mei yin.
Dari awal Liu mei yin hanya menatap Shen Yuwen dengan tatapan tajam, tetapi, Shen Yuwen yang kekeh, dia terus berusaha untuk membujuk Liu mei yin.
"Yin'er... bolehkah sekali ini aku melihat wajahmu yang indah itu, ku mohon," Shen Yuwen memelas dengan tatapan seperti orang idiot, meski wajahnya masih sedikit pucat, namun dia tetap berusaha terlihat tegar didepan Liu mei yin.
"Tidak, cepat Kembalikan," tangan Liu mei yin terulur meminta topengnya, tetapi di gubris oleh Shen Yuwen, yang kini perlahan menaruh topeng tersebut di dalam cincin interspatialnya, mau tidak mau Liu mei yin hanya bisa membiarkan untuk saat ini, lalu dia duduk kembali di tempatnya tanpa menarik auranya.
"Apa maumu?" Tanya Liu mei yin menatap nyalang kearah Shen yuwen. Dia sedang malas dan tidak dalam suasana hati yang baik.
Shen Yuwen tak kehabisan akal dia mencari cara untuk membiarkan Liu mei yin mendengarnya untuk sekali saja.
"Apakah kamu ingin mengetahui apa yang aku mau yin'er?" Ucap Shen yuwen yang kini tersenyum memandang wajah Liu mei yin, meski dirinya kini sedang menahan aura kuat milik Liu mei yin yang masih dikeluarkan oleh Liu mei yin. Namun dia tetap berusaha tenang di permukaan, walaupun dia merasa tubuh bagian dalamnya mulai terluka kembali.
"Tidak," jawab Liu mei yin singkat dan padat.
Meski wajah Liu mei yin datar, ntah kenapa Shen Yuwen tak bosan-bosan melihat wajah cantik Liu mei yin, namun Liu mei yin justru menoleh memandang jendela setelah berkata tidak dan tak ingin melihat dirinya, hal itu membuat Shen Yuwen sedikit kecewa.
"Yin'er, apakah kamu tak ingin mengetahuinya?" Tanya Shen Yuwen yang berusaha mengontrol kekuatannya. Dan setelah beberap saat tiba-tiba perlahan tapi pasti dirinya memiliki kekuatan yang cukup untuk sedikit menekan Liu mei yin.
Sementara Liu mei yin hanya diam saja, dia sama sekali tak tertarik untuk mengetahui kemauan pemuda sialan didepannya ini. Sudah berani mengambil keuntungan darinya.
Sudah lama tak mendapat jawaban dari sang empu, Shen Yuwen merasa kesal lalu dia mendekat secepat kilat dengan segenap kemampuannya dan kemudian tiba-tiba menarik dagu Liu Mei hingga keduanya saling berhadapan.
"Baiklah akanku beritahu tapi dengan satu syarat," ucap Shen yuwen didepan wajah Liu mei yin, yang berusaha melepas tangan Shen Yuwen dari dagunya.
"Bicara saja sialan!! Untuk apa kau bertanya padaku." ucap Liu mei yin kesal dia menambahkan aura suramnya lagi, namun lagi-lagi ada kekuatan misterius yang berusaha menyegel auranya.
'sial apa ini kenapa dia sangat kuat sekali? Kenapa auraku terasa disegel?'Liu Mei yin membatin.
"Hmm?...apakah kau ingin dihukum karena berbicara kasar dengan calon suamimu?" Tanya Shen Yuwen sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Liu Mei yin, hingga tersisa satu senti saja jarak hidung keduanya, bahkan nafas Shen Yuwen menerpa wajah cantik Liu mei yin.
Shen Yuwen berusaha mengunci kedua tangan Liu mei yin di belakang tubuh Liu mei yin dengan susah payah. Setelah usaha yang keras, akhirnya dia berhasil. Namun dia merasa ada cairan amis dalam perutnya akan keluar dari mulutnya, tetapi dia telan kembali.
"Cih, untuk apa aku harus sopan, kamu bukan calon suamiku," ucap Liu mei yin dengan sedikit berteriak.
Liu mei yin tentu tidak tinggal diam dia berusaha memberontak dan berhasil menjauh dari kukungan Shen Yuwen, kini dia mengelurakan elemen apinya dan melemparkannya kepada Shen Yuwen, namun dapat dihindari oleh Shen Yuwen.
Liu mei yin terus menerus mengeluarkan api dari tangannya dan hampir seisi ruangan terbakar oleh api Liu mei yin, bahkan ruangan tersebut sudah menjadi lautan api, beruntung temboknya bukan terbuat dari kayu tetapi besi jadi tidak merembet keluar.