Semuanya berawal dari sebuah perjodohan, seorang pria tampan bernama Lionard Demitri yang membuat seorang gadis ceria seperti Airin, mengalami kehancuran begitu besar dalam hidupnya.
Kebodohan yang Airin lakukan, adalah mencintai suaminya dengan sepenuh hati. Hingga dia tahu jika ternyata suaminya menikahinya karena dia mempunyai kemiripan dengan perempuan di masa lalunya.
Airin hanya di jadikan istri bayangan oleh Lion. Tidak ada cinta untuk dirinya, semuanya hanya sebuah cinta sepihak.
"Tidak bisakah aku menggantikan Vei untuk kamu? Tidak bisakah Airin yang ini kamu cintai, bukan Airin yang harus menjadi Verina"
Dengan penuh harapan Airin mengatakan itu pada suaminya. Namun harapan rapuh yang dia miliki, harus hancur dalam sekejap.
"Kau berharap cinta dariku? Haha.. Sampai kapanpun tidak akan pernah kau dapatkan!"
Ketika hanya menjadi istri dengan bayang-bayang masa lalu suaminya. Tapi, Airin tetap bertahan. Meski entah dia akan bisa melewatinya atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Bisakah Menggantikan Vei?
Airin melihat sarapan yang dibuat oleh suaminya, sebuah roti lapis, apel dan mangga yang sudah di potong-potong di piring kecil, dan segelas susu hangat. Sejenak hatinya menghangat hanya dengan perlakuan Lion padanya. Menyiapkan sarapan untuknya, adalah sebuah hal yang sangat Airin tidak menyangka akan dilakukan oleh seorang Lionard yang membencinya.
Memakan roti lapis buatan suaminya, membuat Airin meneteskan air mata. Rasanya begitu bahagia dan terharu hanya dengan memakan roti lapis buatan suaminya. Meski Airin tidak yakin jika Lion membuatnya dengan sepenuh hati. Mungkin dia hanya asal membuatnya saja.
"Ya Tuhan, akhirnya aku mendapatkan perhatian kecil dari suamiku. Dia membuatkan aku sarapan, dan melarang aku bekerja hanya karena dia tahu aku sedang sakit"
Air mata kembali menetes saat Airin merasakan hatinya bahagia hanya dengan hal kecil seperti ini. Meski dia yakin suaminya tidak akan sepenuh hati membuatkannya sarapan. Ini hanya sebuah keterpaksaan atau kebetulan saja.
Airin beralih meminum susu dan memakan buah, tetap meneteskan air mata, karena dia selalu merasaini adalah sebuah keajaiban yang besar. Suaminya yang membuatkan ini untuknya. Ada sebuah rasa bahagia di hatinya.
Selesai makan, Airin beralih duduk di sofa. Dia menelepon sahabatnya, ketika sebuah kebahagiaan maka dia akan berbagi dengan Yulita. Tapi, jika kesedihan, Airin tidak berani berbagi dengannya. Karena Airin tahu hidup Yulita juga tidak mudah selama ini. Bisa bertahan sampai saat ini bersama suaminya, adalah sebuah perjuangan yang besar bagi Yulita. Dan Airin tahu tentang semua itu.
"Hallo Rin, kamu gak kerja? Tumben bisa telepon pagi-pagi begini?"
"Aku tidak bekerja, karena aku sedikit tidak enak badan. Jadi, Lion melarang aku pergi bekerja, dia bahkan menyiapkan sarapan untukku, Yul"
Yulita tersenyum ikut bahagia mendengar ucapan Airin yang jelas terdengar sangat bahagia dari nada bicaranya. "Syukurlah jika pernikahan kalian bahagia. Aku ikut senang mendengarnya"
Padahal kemarin malam Yulita sempat curiga, dia bahkan bertanya pada suaminya apa pernikahan Airin dan Lionard baik-baik saja. Apalagi dengan tangan Airin yang memakai perban saat bertemu dengannya kemarin. Tapi, bersyukur sekarang Airin menunjukan kebahagiaan bersama suaminya.
"Aku ke rumah kamu sekarang ya? Pengen main, lagian Rean juga terus nanyain kamu, Rin"
Airin terdiam sejenak, tapi dia pikir tidak papa jika Yulita datang kesini. Suaminya juga bekerja dan pulang sore atau bahkan sampai malam.
"Yaudah kamu datang saja, aku tunggu"
"Oke"
Airin menatap sekelilingnya, melihat beberapa figura foto yang terpajang milik Verina dan Lionard. Airin harus menyembunyikan semua itu, karena pasti ini akan membuat Yulita curiga dengan keadaan pernikahannya yang tidak baik-baik saja.
Airin menyembunyikan semua figura foto Verina dan Lion di ruang tengah ini. Menyimpannya di dalam kamar dengan sebuah kotak besar. Lalu, Airin membawa satu kotak lain dari dalam kamar, itu adalah foto-foto saat pernikahan dirinya dengan Lion, yang hanya bisa dia simpan dalam kotak dan disembunyikan di dalam lemari. Padahal pada awalnya, dia ingin memajang foto ini di rumahnya bersama Lion. Tapi ternyata semuanya tidak sesuai dengan keinginannya.
"Setidaknya aku bisa memajang foto-foto ini sekarang, meski hanya sejenak saja. Nanti akan aku lepas kembali dan menggantinya lagi dengan foto Vei"
Airin berdiri dengan tersenyum saat melihat foto pernikahannya dengan Lion terpajang di ruang tengah ini. Menggantikan foto-foto milik Verina.
Beberapa saat kemudian, Yulita benar-benar datang bersama Rean dan Fika sebagai pengasuh anaknya itu. Airin langsung menyambutnya dan memintanya untuk masuk.
"Wah nyaman juga ya, dulu aku 'kan pernah tinggal di Apartemen sama Chris. Dan memang nyaman, sebelum punya anak memang lebih nyaman tinggal di Apartemen. Biar lebih banyak waktu berduaan. Hehe"
Airin hanya tertawa kecil, dia membawa cemilan dan minuman untuk tamunya hari ini. "Rean, sini sama Aunty. Mau Aunty belikan mainan lagi gak? Nanti ya, tunggu Aunty gajian"
"Sudahlah Rin, kamu terlalu sering membelikan mainan untuk Rean. Nanti dia makin manja sama kamu. Oh ya, kamu tidak berniat berhenti bekerja saja? Fokus sama pernikahan kamu ini, apa gak mau punya anak? Seru loh, ada temannya, aku saja sudah mau dua nih" ucap Yulita sambil mengelus perutnya yang masih rata.
"Haha.. Nanti saja, aku masih mau menikmati waktu"
"Iya sih, lebih baik menikmati waktu berdua dulu sama suami"
Mereka asyik mengobrol banyak hal, canda dan tawa terdengar di ruangan ini. Sejenak Airin bisa melupakan tentang masalah hidupnya jika bersama sahabatnya ini.
"Tangan kamu belum sembuh? Kenapa sih itu? Kemarin aku berpikir itu ulah kekerasan suami kamu loh, Rin. Sampai aku bertanya sama suamiku, tapi Chris bilang tidak mungkin"
Airin tersenyum tipis, tebakan Yulita memang tidak salah. Tapi, dia juga tidak mau dia tahu tentang keadaan sebenarnya pernikahan ini. Tidak mudah bagi Airin untuk menjalani pernikahan ini.
"Aku mecahin gelas pas cuci piring, eh gak sengaja kena tangan. Jadi gini deh, tapi ini sudah mulai membaik"
"Ish, cerobohnya masih sama ya meski sudah menikah. Dulu, sering banget jatuh dari motor, mobil nabrak pohon lah. Lebih hati-hati Rin, sekarang kamu sudah punya suami. Kalo kamu kenapa-napa, bagaimana dengan Lion coba"
Airin hanya tersenyum saja, merasa ucapan Yulita memang benar. Tapi jika untuknya, Lion akan bahagia saja jika kehilangan Airin sekalipun. Hidupnya akan terus berjalan.
*
Airin berdiri membeku ditempatnya, baru saja Yulita pergi dan tidak menyangka jika suaminya akan pulang secepat ini. Airin melihat tatapan nyalang Lion tertuju pada foto yang terpajang di dinding. Airin belum sempat menggantinya lagi, karena Yulita baru saja kembali barusan, dan tidak menyangka suaminya akan kembali sekarang.
"Berani sekali kau memajang foto sialan ini!!" Lion berjalan melewati Airin dengan menyenggol bahu Airin kasar. Mengambil foto di dinding dan menatapnya dengan senyuman sinis. "Kau ingin foto ini dipajang disini ya? Haha.. Terlalu berharap sekali"
Prank... Lion melempar figura itu hingga pecah berantakan di atas lantai. Airin terlonjak kaget dengan apa yang dilakukan oleh suaminya. Lion berjalan ke lain arah, mengambil figura lain dan melemparnya dengan brutal. Hingga semuanya hancur berantakan di atas lantai.
"Cukup!" teriak Airin dengan menutup telinganya, dia takut sekali dengan sikap Lion. Apalagi dengan tatapan matanya yang penuh amarah. "Tolong hentikan, aku mohon. Jangan seperti ini"
Lion tertawa dengan mengerikan mendengar ucapan Airin. Apalagi ketika dia melihat Airin yang ketakutan seperti itu. Lion melangkah ke arah Airin, menyingkirkan tangan yang menutup telinga itu. Menangkup wajah Airin dengan tatapan yang tajam.
"Hentikan kau bilang! Kau yang harus berhenti bertingkah seperti ini! Berani sekali mengganti foto Vei dengan fotomu yang murahan itu!"
Airin menatap suaminya dengan mata yang memerah. Cairan yang menggenang di pelupuk mata, mulai meluncur begitu saja.
"Tidak bisakah aku menggantikan Vei untuk kamu? Tidak bisakah Airin yang ini kamu cintai, bukan Airin yang harus menjadi Verina"
Air mata Airin kembali meluncur, hatinya hancur dan bahkan dia tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya sekarang. Terlalu sakit hingga dadanya sesak.
"Kau berharap cinta dariku? Haha.. Sampai kapanpun tidak akan pernah kau dapatkan!"
Bersambung
verina sudah sembuh yg di cari briyan,,mungkin selama ini si bryan yg slalu membantu dan slalu berada di samping verina sehingga nyaman bersama bryan....Airin dan verina sehat sehat berdua...semoga secepatnya di ketahui oleh ayah dan ibunya bahwa mereka saudara kembar...
is ok lah demi cinta habis itu pergi jauhhhhh SE jauh jauhnya ya Airin cari kehidupan baru move on