NovelToon NovelToon
Anhe : Teratai Air Yang Damai

Anhe : Teratai Air Yang Damai

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Anhe gadis yang telah di besarkan dalam lingkaran kegelapan. Hanya mengerti akan pembunuhan, membantai tanpa henti, tugas mematikan yang siap datang setiap waktu. Tanpa di duga gadis itu terbunuh saat menghadapi musuh besarnya. Dia bangkit kembali menjadi seorang gadis muda yang masih berusia lima belas tahun. Gadis dengan tubuh lemah, sakit-sakitan dan terbuang.
Anhe terlahir kembali sebagai putri kelima orang yang hampir dia bunuh. Di menit terakhir Tuan besarnya meminta untuk mundur dan pembunuhan di hentikan. Sehingga keluarga itu selamat dari pembantaian. Dan kini dia harus menjadi salah satu dari Putri perdana menteri pertahanan itu sendiri. Terjerat dalam skema keluarga besarnya bahkan keluarga kerajaan yang saling bertentangan.
Gadis pembunuh itu kini harus siap menghadapi perubahan besar dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Li Anhe si gadis lemah

Selama satu bulan pertama gadis itu masih membutuhkan waktu untuk berpura-pura menjadi Li Anhe. Anak dari seorang pejabat pemerintahan dengan tubuh lemah juga mudah sakit. Setiap hari dia akan bangun sekitar pukul lima pagi untuk mengatur pernafasannya agar bisa lebih stabil saat berjalan lebih jauh. Pemilik tubuh yang ia tempati sangat lembut bahkan berjalan beberapa meter saja terasa sangat letih dan hampir tidak mampu berdiri lagi.

Di antara kegelapan malam, gadis muda itu diam di bawah salah satu pohon besar bernama Ehuang yang memiliki arti pancaran peri. Setiap daun berwarna putih dengan bintik merah yang mirip tetesan darah. Pada setiap dahan memiliki bunga berwana keunguan dengan putik merah muda. Hanya dari melihat satu pohon saja keindahan terlihat memenuhinya. Akar dari pohon itu sangat besar bahkan menyembul keluar di sekitar pohon. Angin bertiup lebih kuat membuat dadaunan bergoyang menerbangkan daun yang sudah layu.

Dalam cerita masyarakat pohon Ehuang memiliki fitalitas yang kuat sehingga akan mendatangkan berkah untuk pemiliknya. Tidak banyak orang bisa merawat pohon Ehuang dengan baik. Di negara Quiyu bahkan hanya ada sepuluh pohon yang dapat tumbuh dengan baik. Enam pohon lainnya di tanam di dalam istana. Dan empat lainnya berada di kediaman para bangsawan, salah satunya berada di kediaman Chao. Kediaman berada di luar ibu kota Jinhai tapi juga tidak masuk ke dalam kota Junji. Bisa di bilang Kediaman Chao berada di di tengah-tengah perbatasan dua kota besar.

"Nona di luar masih gelap. Bahkan angin bertiup cukup kuat. Jangan sampai masuk angin," pelayan Bi er membawa jubah tebal yang terbuat dari bulu rubah liar. Harga satu jubah saja bisa di gunakan untuk membeli kediaman kecil di pinggiran kota. "Pohon Ehuang ini pemberian dari Kaisar. Nyonya besar sangat menghargainya dan selalu merawat dengan baik."

Li Anhe mencoba mengambil satu bunga yang cukup menarik perhatiannya. Salah satu bunga hanya memiliki tiga kelopak tidak seperti bunga lainnya yang memiliki lima kelopak. Gadis itu mencoba melompat tapi lompatan itu hanya beberapa centi saja dari tanah. Dia mencoba kembali dan hampir terjatuh. Hela nafas dalam dapat ia rasakan. "Cukup sulit," dulu dirinya bahkan dapat menggunakan bela diri dengan peringan tubuh untuk naik keatas pohon. Satu lompatan saja dia bisa mengambil bunga apa saja yang ia inginkan. Namun sekarang dirinya hanya dapat membuat lompatan kecil itu juga hampir saja menjatuhkan dirinya di tanah.

"Tidak masalah hanya butuh usaha sedikit lebih keras. Li Anhe mencoba naik perlahan dengan mencari pijakan. Tangannya berhasil meraih salah satu ranting. Saat dia mencoba menarik tubuhnya sendiri. Dia langsung terjatuh dari atas pohon. Dia membiarkan dirinya berbaring di tanah sembari menatap bunga yang ia inginkan.

Pelayan Bi er mendekat dengan ketakutan. "Nona muda. Apa anda terluka?" berlutut di hadapan Li Anhe yang masih membersihkan tubuhnya pada rumput basah penuh embun pagi.

Li Anhe menggelengkan kepalanya. "Bi er, apakah aku pernah berolahraga sebelumnya? Atau melakukan pekerjaan berat?"

"Apa nona bercanda? Tentu saja anda sangat menyayangi tubuh anda. Sekalipun di kediaman banyak yang tidak menyukai Nona muda. Tetap saja tidak ada yang berani membuat Nona muda berkerja keras. Nyonya besar sangat menyayangi Nona muda semua kebutuhan sehari-hari tetap memiliki kualitas terbaik," Bi er memberikan penjelasan yang cukup memuaskan.

Namun bagi Li Anhe semua ini akan menjadi awal baru untuk dirinya memulai pelatihan kembali. Dengan tubuh gadis lemah seperti ini bagaimana dia bisa mencari tahu kebenaran kematiannya. Malam itu setelah menerima tanda, dia langsung pergi tanpa memikirkan konspirasi besar yang telah menjadi sekema untuk membunuhnya. Kali ini saat dia memikirkannya kembali kabut di hatinya menjadi lebih pekat.

Dia bangkit dari rerumputan mengambil bunga yang ada di tanah untuk menutup rasa kecewa di dalam hatinya. Saat dia mencium bunga yang ada di tangannya bau harum masih tercium kuat meski bunga sudah layu hampir seutuhnya. "Bi er, kita kembali. Jangan sampai nenek tahu aku sudah bangun. Nanti dia khawatir lagi karena tubuh lemah ku."

"Baik."

Gadis itu berjalan menuju kamarnya di ikuti pelayan setianya. Pada jam lima pagi neneknya sudah bangun untuk menyiapkan keperluan berdoa di kuil dekat kediaman. Setiap hari Nyonya tua Chao akan berjalan kaki sekitar dua puluh menit dari kediamannya menuju kuil di ujung perbatasan. Demi mendapatkan keberkahan yang berlimpah Nyonya tua Chao tidak pernah menggunakan kendaraan saat pergi atau saat pulang kembali ke kediaman.

Di dalam kamar gadis itu hanya bisa diam di atas tempat tidur duduk sembarangan tanpa memikirkan tata cara duduk terbaik untuk seorang wanita bangsawan. Pelayannya Bi er sesekali menatap dengan perasaan aneh merasa perubahan pada Nona mudanya sangatlah besar.

Gadis itu bahkan membiarkan tubuhnya terbalik. Kedua kakinya berada di atas tempat tidur dan kepalanya menyentuh lantai. Dia menatap pelayanya Bi er yang mendekat binggung. "Aku hanya berusaha menyehatkan otak ku. Tenang saja tubuh lemah ini masih bisa bertahan dengan baik," Li Anhe berusaha meyakinkan pelayannya.

Bi er hanya mengangguk mengerti. Gadis itu mulai menata kembali semua baju yang akan di gunakan Nona mudanya saat keluar nantinya.

Dari luar mulai terdengar suara pelayan mulai beraktivitas melakukan pekerjaan mereka. Suara sapu saling bergesekan dengan tanah dan dedaunan kering. Atau suara pelayan lain memotong rumput dan tanaman di halaman depan. Di kediaman Chao yang terhitung besar hanya di tempati Nyonya tua Chao juga Li Anhe sebagai Tuan rumah utama. Sedangkan pelayan di kediaman berjumlah dua puluh empat orang laki-laki dan perempuan. Penjaga kediaman sekitar seratusan pria bertubuh tegap juga kekar.

Kediaman yang ada di antara dua perbatasan kota selalu rawan bandit yang menyerang. Tentu saja kediaman harus di jaga dengan ketat agar bisa terbebas dari serangan yang tidak terduga.

"Huh," menghela nafas dalam. Li Anhe memutar tubuhnya membuat seluruh bagian tubuhnya berada di lantai. "Ini sangat membosankan."

"Nona muda, lantai sangat dingin. Jangan terlalu lama berbaring di sana. Nanti masuk angin," ujar Bi er memberikan peringatan.

Kata-kata, 'Nanti masuk angin,' selalu Li Anhe dengar dari hampir semua orang yang peduli padanya. Mendengarnya saja sudah membuat gadis itu menahan rasa dongkol di hatinya. Kata lemah adalah sebuah penghinaan bagi pembunuh nomor satu. Dan kini dia adalah bagian dari kata lemah itu sendiri. "Aku tahu," dia bangkit.

Haaacuoihh...

Li Anhe bersin berkali-kali saat Bi er memegang kening Nona mudanya. "Nona anda demam. Saya akan mencari tabib untuk datang," pelayan itu langsung berlari keluar.

"Yang benar saja," Li Anhe menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. "Apa tubuh ini terbuat dari kertas? Kenapa rapuh sekali."

1
Cha Sumuk
belum bls dendam ke BP nya kok mlh dah pergi ga menarik ah cerita nya
Sri wulandari: Cerita tidak sepenuhnya jalan dalam satu tempat yang sama.
Sri wulandari: Saya membuat cerita bukan menyesuaikan keinginan pembaca. Tapi untuk menyalurkan hobi. Jadi suka atau tidaknya anda dengan cerita ini itu tidak ada kaitannya dengan saya.
total 2 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Rafly Aiman Syah
ku menunggu
Rafly Aiman Syah
author ku menunggu lanjutan cerita ini ya.
semangat dan sehat selalu
Sri wulandari: Sudah saya up kk. Masih dalam peninjauan. Sabar ya😊❤️
total 1 replies
Rafly Aiman Syah
cerita yg menarik dan alur yg tidak bertele-tele
Rafly Aiman Syah
thor terimakasih untuk cerita yg menarik.
semangat terus dan bisa menciptakan banyak karya terbaik kedepan nya
Rafly Aiman Syah: sama² thor
Sri wulandari: Terima kasih atas dukungannya kk.😊❤️
total 2 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Etty Rohaeti
lanjut Thor
Etty Rohaeti
lanjut
Etty Rohaeti
terima kasih Thor
lanjut
Sri wulandari: siap.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!