NovelToon NovelToon
ANAK MAMA

ANAK MAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Kehidupan di Kantor
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kata Kunci

Malam "panas" antara Danar dan Luna, menjadi awal kisah mereka. Banyak rintangan serta tragedi yang harus mereka lalui. Masa lalu mereka yang kelam akankah menjadi batu sandungan terbesar? atau malah ada hamparan bukit berbatu lainnya yang terbentang sangat panjang hingga membuat mereka harus membuat sebuah keputusan besar dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kata Kunci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20.

Suara halus dari roda sebuah kursi yang bergerak, Ibu Rania terlihat duduk diatasnya sambil mengendalikan kursi itu dari sebuah tombol. Wanita agak tua itu berhenti di depan 2 petugas keamanan yang masih memegang cukup erat lengan Nadia. Ditatap dingin ke 2 bawahannya itu hingga membuat mereka menelan salivanya dan perlahan melepas pegangan mereka. Nadia seketika membenahi pakaian dan gestur tubuhnya lalu melihat secara bergantian kepada para lelaki yang tadi bersikap kurang menyenangkan padanya, barulah kemudian perempuan cantik nan seksi itu berjalan mendekat kearah Ibu Rania yang tadi berteriak cukup keras hingga membuat gema serta menjadi pusat perhatian sesaat bagi para karyawan ABS juga Dian.

"Are you oke, baby girl?" tanya Ibu Rania dengan membelai satu tangan Nadia dan dengan teliti melihat keadaan bagian tubuh perempuan yang digadang - gadang olehnya akan menjadi menantu Keluarga Perkasa.

Anggukan dengan gestur super manja dilakukan oleh Nadia, ditambah wajah centilnya membuat Ibu Rania pun semakin mengasihani perempuan cantik itu. Dian menghela napas sesaat sambil kepalanya menggeleng, lalu dia memberikan instruksi melalui sebuah telepon khusus pada 2 petugas keamanan tadi yang masih berdiri membeku dihadapan Ibu Rania dan Nadia. Kepala para lelaki itu menunduk sekali sebagai salam hormat mereka pada Ibu Rania, Nadia juga Dian yang masih berada diposisinya. Pandangan Ibu Rania alu beralih ketika melihat petugas keamanan itu pergi begitu saja dari hadapannya.

"Nak, kamu tunggu Tante di ruangan ya. Biar Tante urus ini...," ucap wanita berkursi roda itu dengan nada sangat halus serta lembut, selembut belaiannya pada dua punggung tangan Nadia.

Nadia kembali memberikan anggukan manja nan centilnya, lalu diteruskan dengan berbalik dan mengibaskan rambut pendek ikalnya saat berjalan melewati Dian, tidak lupa perempuan seksi itu sengaja berjalan kearah tubuh perempuan berkacamata itu dan menyenggol sebagian tubuhnya. Nadia dikawal oleh pengawal Ibu Rania yang selalu berada di dekat wanita agak tua itu. Dian memutar bola matanya dan ekspresi kesal serta gerakan menghembuskan napasnya terlihat jelas. Disaat yang sama Ibu Rania berjalan mendekat kearah Dian, perempuan berkacamata dan memakai pakaian semi formal itu lalu merubah posisi tubuhnya ke sikap hormat, dengan merunduk sekali.

"Kenapa harus sampai petugas keamanan membuat onar hanya untuk bertemu dengan Danar?" tanya Ibu Rania dengan nada dingin dan suara yang cukup pelan.

"Maaf Nyonya, yang membuat onar itu Mbak Nadia, perlu saya ingatkan lagi kalau ini lingkungan kantor bukan tempat hiburan malam. Semua memiliki aturan tertulis yang harus dijalankan. Seharusnya Nyonya lebih tahu dari saya...," jelas Dian dengan menatap kedua mata Sang Bibi dan nada suara yang berani.

Ibu Rania lalu mengaitkan kedua jemari tangannya dan juga menatap mata Dian dengan tajam, Dian tidak mau kalah hingga membuat mereka saling tatap sesaat dalam diam dan terpaksa terhenti ketika getaran gawai pintar Ibu Rania membuat wanita itu mengalihkan pandangannya.

"Kalau ada rapat pergantian personil untuk Danar, kamu yang pertama kali akan saya ganti D...," ucap Ibu Rania sambil kemudian berlalu dari hadapan keponakannya itu.

Dian terus melihat kearah Sang Bibi dengan beberapa kali kelopak matanya berkedip singkat, setelahnya ia memutuskan kembali ke tempat duduk serta meja kerjanya.

xxxxxxxx

Danar kembali terlihat duduk bersandar ke dinding kursi kebesarannya dengan kedua tangan yang masih berada diujung meja kerjanya, pandangan mata lelaki itu menghadap kearah Sang Ibu juga Nadia yang langsung berjalan kearah nya, namun Danar secepat kilat mendorong kursi itu dan berdiri. Kini satu tangannya berada didalam saku dengan langkah pelan yang dilakukan lelaki itu, wajah Nadia terlihat langsung masam namun tidak menyerah begitu saja, perempuan itu langsung menyamar lengan Danar yang kini sudah duduk di ujung meja kerjanya.

"Babe, kenapa sih mau ketemu kamu aja mesti banget protokoler?" tanya Nadia sambil bergelendotan di lengan berotot Danar.

Melirik tajam sesaat lalu lelaki berkulit putih pucat itu menarik kasar lengannya hingga membuat Nadia hampir tersungkur karena disaat yang sama Danar kembali berdiri.

"Son, behave..." teriak Ibu Rania pada Sang Anak.

Satu alis Danar naik dan menunjuk ke tubuh Nadia yang akhirnya memutuskan berdiri di samping Sang Calon Mertua dengan wajahnya yang kembali masam.

"Mama suruh aku jaga sikap, lihat perempuan yang ingin Mama jadikan mantu, pakaian dan sikap apa itu? Ini bukan klub striptis. jadi sebelum menegurku, tegur dulu dia. Kalau kedatangan kalian untuk membicarakan hal yang tidak sama sekali penting, please..." Danar memberikan argumennya sambil kini satu tangan tadi memberikan isyarat ke arah pintu.

Lelaki itu mengusir kedua perempuan yang kini sama - sama memiliki wajah masam itu secara halus. Kembali Nadia mengambil langkah lebih dulu dengan mengibaskan rambut pendek dan harga dirinya yang sudah dicabik - cabik menuju ke pintu ruangan itu lalu ditahan untuk Ibu Rania.

"Kamu sangat berubah dan Mama tidak suka...," ucap Ibu Rania dengan menatap tajam sesaat kearah Sang Anak sebelum akhirnya berlalu dari ruangan itu dengan perasaan yang hampir mirip dengan Nadia.

Di Ruang Istirahat...

Dimas dan Luna terlihat sama - sama terdiam dan sibuk dengan pikirannya masing - masing. Cukup lama mereka terdiam hingga Ningning yang ada diantara mereka secara bergantian menatap kedua temannya itu dengan perasaan bingung, baru akan berbicara namun segera diturunkan oleh Ningning karena tiba - tiba Dimas membuka suara lebih dulu,

"Kalian ada liat cewek pakai celana kain panjang warna biru gelap dan blazer senada?"

Ningning berpikir sambil menaikkan bola matanya, belum mendapat jawaban dari otaknya yang masih beroperasi, kini Ningning kembali disibukkan dengan pertanyaan Luna yang tambah membuat perempuan berambut cepol itu berpikir keras,

"Menurut kalian Mbak Nadia itu serasi nggak buat Pak Danar?"

Dimas orang pertama yang bereaksi dengan menggelengkan kepalanya dengan cepat, namun Ningning masih dengan berpikir keras, hingga senggolan cukup keras Luna mengejutkan perempuan ramping itu. Mata dan wajah Ningning berubah drastis dengan mulutnya yang terbuka juga dengan cukup lebar.

"Dim, Dim, aku, aku tahu siapa orang yang kamu maksud..." ujar Ningning.

Wajah dan mata Dimas membuat ekspresi yang tidak jauh beda dengan teman satu divisinya itu.

"Maksud kamu, perempuan berambut panjang dan semua pakaian yang digunakannya?" Dimas memastikan masih dengan raut wajah yang sama kehadapan Ningning juga Luna. 

Ningning mengangguk agak pelan setelah mendengar suara sangat antusias Dimas. Luna sendiri melihat kearah dua temannya itu secara bergantian dalam diam. Dimas kemudian menyandarkan tubuhnya ke dinding kursi sambil menyedot minumannya juga mencoba menyatukan semua ingatan ditambah rasa penasarannya. 

********

1
Mak e Tongblung
beberapa kali "mengangguk" kok "menganggur" , tolong diperhatikan thor
Kata Kunci: 🙇‍♀️🙇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!