Cerita ini menceritakan tentang perjalanan kisah seorang gadis bernama Afsheera Azalea Mayesha yang mana hidupnya dipenuhi dengan banyak rahasia, walaupun dikelilingi dengan keluarga yang harmonis tidak membuat dirinya terbebas dari masalah dan ujian apalagi dalam cerita asmaranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izarr_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Masih Bertahan
"Habis pulang sekolah nanti kita pergi main yuk", ajak yana sambil melihat ke arah lea dan ara.
"Gue kayaknya gak bisa deh yana, gue siang ini mau ikut bokap ke kantor biasa bantu-bantu", jawab ara.
"Yah gak bisa ya, gak papa deh kalau lea?", tanya yana ke lea.
"Gak bisa, sibuk", jawabnya singkat.
"Hmm gak papa kita bisa pergi lain kali aja yana", bukan yana yang jawab melainkan ara karena tak tega melihat sahabatnya yang sedang cemberut karena rencananya mengajaknya pergi bermain bersama lea gagal. bukan dirinya menolak tapi pagi tadi papinya sudah meminta padanya untuk mau menolongnya dikantor siang ini.
Mereka bertiga berjalan kearah kelas karena bel sudah berbunyi 5 menit yang lalu.
"Izinin, gue gak masuk", ujar lea dan manatap ara seakan memberitahunya agar memberitahukan kepada guru kalau dirinya izin tidak masuk kelas.
"Iya nanti gue izinin deh ke guru, dan tas lo nanti gue titip aja ya ke supir lo biar bisa di bawa pulang", balas ara dan di jawab anggukan oleh lea.
Ara dan yana pun melangkah pergi ke kelas mereka yang meninggalkan lea sendiri d lorong sekolah.
Lea melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah dengan pandangan dingin dan sangat datar, siang ini lorong sekolah dapat dibilang sepi karena siswa dan siswi sudah masuk kedalam kelas untuk mengikuti jam pelajaran ke 4 dan 5.
Setibanya di rooftop lea membuka pintu dan melangkahkan kaki masuk kesana lalu menutup kembali pintu yang ada di samping tangga itu. Lea pergi menuju pembatas yang ada disana dan berdiri menyandarkan tubuhnya sambil memandang ke langit.
"Gue harap kecurigaan gue gak bener", gumam lea sembari menarik napas dalam-dalam dan dikeluarkannya perlahan.
Lea memandang langit yang nampak mendung, siang ini memang cuaca sedang tidak bagus sama sekali, awannya mendung tapi tidak hujan sama sekali.
"3 tahun ini gak mudah buat gue lalui, jadi gue harap lo gak akan pernah berusaha menghancurkan semua usaha gue selama ini", gumamnya lagi sambil menitikkan air mata yang sudah tak terbendung.
Tidak lama terdengar suara langkah kaki melangkah mendekati lea dari belakang, namun lea masih enggan untuk melihat dan cepat-cepat mengusap air matanya.
"Dek, princes kakak yang cantik kamu sedang apa disini? Ada masalah dek?", ternyata itu suara rayyan kakak keduanya.
"Aku gak papa kak, suntuk aja belajar dikelas pengen cari udara aja", balas lea dengan gelengan kepala tanpa menoleh ke arah rayyan.
"Oo gitu, kenapa gak ke ruangan kakak aja dek? Disana kamu juga bisa istirahat juga", balas rayyan lagi.
"Disini aja kak, disini juga nyaman kok", balas lea.
"Yaudah kalau gitu, kakak cuman khawatir aja sama kamu pas kakak tanya sama sahabat kamu mereka bilang kamu gak masuk ke kelas dan memilih ke rooftop setelah istirahat, jadi kakak susul kesini eh ternyata kamu memang disini", kata rayyan lagi.
"Are you okay", sambung rayyan lagi menatap adiknya dalam.
"Hmm aku oke kak", balas lea sambil mengangguk.
" Ya sudah kakak mau ke ruangan kakak dulu siang ini kakak ada jam kosong jadi mau kesana sekaligus mau ngurusin sesuatu, adek kalau ada apa-apa kabarin kakak atau langsung keruangan kakak aja", ujar rayyan sembari mengusap sayang kepala adiknya itu dan berlalu pergi meninggalkan lea.
"Aku memang baik-baik aja kak, tapi tidak dengan yang disini", gumam lea memegang dadanya sambil memandang punggung kakaknya yang sudah berlalu pergi.
________________
Dikantor arkan mengepalkan tangannya dengan erat sampai kukunya yang memutih karena menahan amarahnya yang sudah memuncak sejak tadi.
"Apa katamu Robin?, aku tidak akan membiarkan mereka mengusik Dark Black berani-beraninya mereka membakar gudang persenjataan kita di italia", kata arkan sambil menatap asisten sekaligus tangan kanannya itu.
"Cepat cari tau siapa orang yang sudah berani mengusik kita, bawa mereka semua kesini hidup ataupun mati, kau paham Robin?", sambung nya lagi tetap dengan nada tenangnya.
Arkan memang sosok yang dingin dan sangat sangat tenang dalam mengahadapi sesuatu, namun dia akan jadi sangat kejam dan brutal dalam menghadapi musuh yang berani mengusiknya.
"Paham tuan muda, saya permisi", Robin melangkahkan kaki pamit dan meninggalkan ruangan arkan.
Sedangkan disisi lain rayyan juga terlihat sedikit cemas dia duduk sembari merokok dan kini dihadapannya ada 2 sahabatnya yang juga berada di satu ruangan yang sama dengannya.
"Lo kenapa sih yan, dari tadi juga gue perhatiin sikap lo kayak gak tenang gitu?", ujar salah satu sahabatnya itu.
"Iya gue juga heran deh lo kenapa?, ada yang mengusik pikiran lo? Hmm?", tanya sahabatnya yang lain.
"Gue cuman lagi kepikiran sama adek gue, gue tau dia saat ini sedang berusaha menutupi sesuatu dari gue, tapi gue yakin banget kalau yang dia tutupin itu pasti kejadian 3 tahun silam", jawabnya memandang lurus kedepan dengan menghembuskan asap rokoknya.
"Lo pada tau kan selama ini kami semua berusaha mencari tau siapa dalang dari peristiwa itu, dan apa yang terjadi saat itu sampai membuat adek gue mengalami perubahan 180° seperti sekarang ini bahkan meminta oma dan opa menjemputnya ke Indonesia agar membawanya ke Amsterdam ", sambungnya lagi.
" Iya gue juga bingung sih menanggapinya gimana, peristiwa itu sempat membuat kita semua panik bahkan gue yakin juga kalau sekarang adik lo itu pasti masih trauma dengan itu semua tapi dianya sampai sekarang berusaha terlihat fine-fine ajakan?", jawab sahabatnya rayyan dan ditanggapi anggukan oleh yang satunya.
"Dan satu lagi lo ingat kan, Dia juga menghilang sejak kejadian itu, lalu tiba-tiba dia muncul dan satu sekolah bareng kita disini dan lihat sekarang sudah 1 tahun dia pergi lagi dengan alasan pertukaran pelajaran ke singapura",
"Gue yakin pasti ada sesuatu yang coba dirahasiakan dari kita semua, padahal dulu kita akrab bangetkan tapi sejak kejadian itu dia jadi sosok yang beda bahkan gak kita kenal sama sekali", Sambungnya kembali.
Rayyan menarik napasnya pelan lalu menghembuskannya, sejenak berpikir apa yang sebenarnya terjadi pada adiknya itu.
"Gue gak tau ini semua bener atau salah, dady menyuruh gue sama kak arkan tutup mulut buat gak kasih tau lea kalau dia juga sekolah disini", kata rayyan sambil menatap kedua sahabatnya.
"Gue cuman takut lea bakal marah sama kita semua dan pergi lagi kayak waktu itu padahal untuk membujuknya kembali ke Indonesia aja momy harus pura-pura sakit dan masuk rumah sakit", sambungnya lagi dengan nada tak bersemangat.
Kedua sahabatnya saling memandang satu sama lain, mereka kasihan dengan apa yang saat ini dilalui oleh keluarga sahabatnya ini karena kenyataannya berasal dari keluarga kaya seperti rayyan juga tak semenyenangkan mereka berdua bayangkan, padahal mereka berdua juga dari keluarga yang bisa dikatakan terpandang tapi mereka tidak pernah berada disituasi seperti sekarang.