NovelToon NovelToon
Ellisa Mentari Salsabila

Ellisa Mentari Salsabila

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pengganti / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Keluarga
Popularitas:714
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

"Syukurlah kau sudah bangun,"

"K-ka-kamu siapa? Ini… di mana?"

"Tenang dulu, oke? Aku nggak akan menyakitimu.”

Ellisa memeluk erat jas yang tadi diselimuti ke tubuhnya, menarik kain itu lebih rapat untuk menutupi tubuhnya yang menggigil.

"Ha-- Hachiiih!!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alana pulang

Alana pulang dengan langkah ringan sambil membawa banyak jajanan yang dibungkus dalam kantong plastik berwarna cerah.

Senyum menghiasi wajahnya, seolah hari itu terasa lebih menyenangkan. Begitu sampai di depan pintu rumah, dia melihat Bobo yang berdiri tegap di depan pintu.

"Nona Alana, bawa apa? Banyak banget," tanya Bobo. "Boleh minta satu?"

Alana berhenti dan menatap Bobo. Biasanya, Alana cuek. Tapi kali ini dia justru menghampiri Bobo sambil merogoh kantong plastiknya.

"Nih, satu," katanya sambil menyerahkan seplastik cilok.

Bobo terkejut. "Hah, beneran nih? Saya cuma bercanda kok."

"Ya udah, kalau nggak mau, aku ambil lagi," jawab Alana pura-pura menarik kembali cilok itu.

"Boleh, boleh! Saya mau, makasih, Nona Alana!" ujar Bobo cepat sambil mengambil cilok itu dengan senyum lebar.

Alana tertawa kecil lalu melangkah masuk ke rumah. Aroma khas rumah yang hangat menyambutnya. Dia mendengar suara celotehan anak kecil dari ruang tengah.

Langkahnya mengarah ke sumber suara itu dan mendapati Elmira sedang merangkak di lantai sambil melihat ke bawah sofa.

"Astaga, Elmira, kamu ngapain?" tanya Alana kaget.

Elmira hanya menoleh sambil tersenyum lebar, tangannya menepuk-nepuk lantai. "Kyaa dda dda dda ma ma!" celotehnya sambil tertawa riang.

Alana mengernyit, bingung. Dia menunduk untuk melihat lebih jelas apa yang sedang Elmira lakukan. "Kamu lagi apa, sih? Main apa ini?"

Elmira hanya menunjuk ke arah sofa, lalu kembali merangkak ke sisi lain ruangan. Alana mulai menyadari kalau Elmira sedang mencari sesuatu—atau seseorang.

"Kamu lagi cari siapa? Jangan-jangan Ellisa, ya?" tebak Alana.

Elmira mengangguk kecil, meskipun terlihat belum terlalu paham. Alana mengedarkan pandangannya dan memperhatikan sesuatu yang mencurigakan. Sepasang kaki telanjang yang menjulur di balik gorden ruang tamu.

"Ah, ketahuan deh!" seru Alana sambil menunjuk ke arah gorden.

Elmira langsung berbalik dan merangkak dengan cepat menuju kaki yang terlihat itu. "Da da da!" teriaknya senang.

Gorden itu bergoyang pelan, dan Ellisa akhirnya muncul dari baliknya, "Ba! Elmira," serunya sedikit mengagetkan.

"Kyaa!! Ma ma ma ma," Elmira meraih-raihkan tangannya dan Ellisa langsung menggendongnya.

"Kalian lagi main petak umpet, ya?" kata Alana sambil membuka bungkus jajanan yang dibawanya. "Ellisa, kalo lo mau, lo bisa makan sama gue."

Ellisa merasa senang, sementara Elmira melihat ke arah bungkus makanan itu ingin meraih dengan tangan kecilnya.

"Aduh, Elmira, kamu ini lucu banget sih," ujar Alana sambil menyodorkan kue kecil ke tangan ponakan kecilnya.

"Alana, kamu kelihatan senang banget hari ini," kata Ellisa.

"Iya, gue lagi senang. Tadi Kak Sam sama Kak Esa datang ke sekolah. Biasanya gue kesal banget kalau harus berurusan sama Kak Sam, tapi tadi dia beda. Dia dengerin gue," jawab Alana sambil tersenyum lebar.

"Syukurlah. Aku ikut senang dengarnya," balas Ellisa sambil mengambil posisi duduk di sofa.

"Eh, ngomong-ngomong, elo belum tahu tentang Kak Esa, kan?" tanya Alana dengan mata berbinar.

"Kak Esa?" Ellisa mengerutkan kening. Nama itu terdengar familiar. Meski Sam sudah menceritakan tentang Esa kepadanya, Ellisa lebih memilih diam dan mendengarkan Alana.

"Dia sahabat Kak Sam sejak kecil," Alana menjelaskan. "Tapi gue tuh lebih suka sama dia. Kak Esa itu rasanya kayak kakak beneran buat gue, bukan kayak Kak Sam yang suka marah-marah terus."

Ellisa tersenyum kecil. "Oh, gitu ya. Tapi aku rasa Kak Sam juga seru kok. Kadang dia perhatian, cuma caranya aja yang nggak kelihatan."

Alana langsung memutar bola matanya sambil mendesah. "Kak Sam? Duh, jangan bilang elo belain dia ya? Elo jangan sampai suka sama dia, Ellisa."

"Hah? Kok tiba-tiba ngomong gitu?" Ellisa bingung.

"Denger ya," Alana mendekatkan wajahnya ke arah Ellisa seolah hendak memberitahu rahasia besar. "Kak Sam itu workaholic parah. Dia nggak suka diatur dan nggak mau diganggu kalau lagi sibuk. Cewek mana pun pasti nggak bakal tahan sama orang kayak dia."

"Hehe, gitu ya." Ellisa hanya mengernyit.

"Gue malah mikir dia lebih cocok hidup sendirian sama laptopnya," balas Alana sambil menyilangkan tangan di dada.

Ellisa menggeleng pelan. "Tapi kamu sendiri kan bilang tadi dia dengerin kamu? Itu tandanya dia juga bisa berubah kalau dia mau."

Alana terdiam sejenak, "Hmm... elo ada benarnya juga. Tapi tetap aja, gue lebih suka Kak Esa. Dia itu beda, El. Ngomongnya lembut, senyumnya bikin nyaman, seru dan dia selalu sabar sama gue."

Ellisa tersenyum lagi. "Kamu kayaknya beneran suka banget sama Kak Esa, ya?"

"Iya dong! Kak Esa itu kayak paket lengkap. Kalau ada cowok lain kayak dia, aku bakal bingung milih," ujar Alana sambil tertawa.

"Yaudah, semoga aja Kak Esa tahu perasaan kamu," kata Ellisa.

Alana tersenyum lebar. "Iya. Tapi, elo sendiri jangan sampai suka sama Kak Sam ya. Ingat, dia itu nggak semanis kelihatannya!"

Ellisa hanya tertawa kecil, sambil menatap Elmira yang mengunyah kue kecilnya.

"Ellisa, kita makan sambil renang yuk. Udah lama gue nggak nyebur di kolam renang rumah," ajak Alana dengan antusias, menatap kolam renang di sisi ruangan.

"Renang?" Ellisa tampak ragu. "Aku... nggak pernah berenang. Aku nggak bisa."

Alana langsung menghentikan langkahnya, menatap Ellisa dengan ekspresi tak percaya. "Masa sih? Serius?"

"Iya. Di panti kan nggak ada kolam renang," jawab Ellisa dengan nada sedikit malu.

Alana menghela napas panjang, lalu menggeleng-gelengkan kepala. "Aduh, hidup lo flat banget sih. Ya udah, gue ajarin lo renang. Harus banget cobain!"

Ellisa tampak ragu, tapi dia tidak ingin mengecewakan Alana. "Oke, aku ikut aja. Tapi jangan ketawa kalau aku tenggelam ya," candanya, mencoba mencairkan suasana.

"Haha, santai aja! Ada gue di sini. Gue nggak bakal biarin lo tenggelam kok," balas Alana penuh semangat. Melangkah menuju kolam renang.

Sementara itu, Elmira yang berada dalam gendongan Ellisa mulai celoteh tak sabar. Tangan mungilnya menepuk-nepuk dada Ellisa sembari berseru, "Nen nen nen nen!"

"Elmira, nggak sekarang minumnya. Kita mau main dulu, oke?" ujar Ellisa lembut.

Namun, Elmira tampaknya tidak puas. Dia mulai berontak dari gendongan Ellisa, menggapai-gapai seolah-olah ingin segera menyusu. "Kyaaa!!" pekiknya, membuat Ellisa sedikit panik.

"Duh, El, kamu drama banget sih. Kak Alana sama Kak Ellisa mau renang nih," Gerutu Alana.

Elmira mulai menangis. Dengan sabar, Ellisa mengayun-ayunkan tubuh mungil Elmira, mencoba menenangkannya. Namun, bayi itu tetap rewel, wajah kecilnya memerah.

"Ellisa, lo nenenin Elmira dulu gih. Tapi di sini aja, nggak usah balik ke kamar," ujar Alana sambil melipat tangan di dada.

"Eh? Tapi..." Ellisa tampak ragu.

"Lo malu gue lihat? Kita kan sama-sama cewek. Santai aja, gue juga nggak bakal ngeliatin terus kok," kata Alana sambil tersenyum garing.

"Baiklah." Ellisa duduk di kursi dekat kolam renang, lalu dengan hati-hati mulai membuka kancing bajunya.

Elmira langsung merespons dengan berhenti menangis, tangan mungilnya menggapai-gapai dengan antusias.

Alana yang semula sibuk memeriksa ponselnya, tiba-tiba melirik ke arah Ellisa. Tatapannya berubah, seolah-olah menyadari sesuatu.

Dia tertegun sesaat, kemudian berkomentar dengan nada kagum, "Gila... gue masih nggak percaya elo bisa nyusuin dia, El. Elo unik banget woy."

1
Serenarara
Tolong selametin Esa dok. Esa aset berharga bagi banyak wanita. /Whimper/
Serenarara
Nah loh, masih idup nggak tuh adiknya? Takutnya kalian santai-santai, jasad adiknya udah dikubur di belakang asrama lagi.../Scream/

BTW gantian ke cerita ku ya Thor. Poppen. Like dn komen kalo bs. /Grin/
Miu Nh.: lah, jadi horor donk kak ceritanya.

Itu sebenarnya adekny Kak Esa udh ada di dpn mata. Cuman, di depan mata siapa 🤭 coba tebak...

oke, aku meluncur ke Poppen~
total 1 replies
Serenarara
Salah bgt nyelesain masalah dengan maaf2an lbh dulu. Selesain dulu akar masalahnya, validasi mana yg benar, koreksi mana yg salah. kalo udah pada tau salahnya baru suruh minta maaf. kalo gini mah cm lama2in dendam doang.
Miu Nh.: Masalah dan kenakalan Alana masih belum bisa selesai. Kesalahan Sam krna dia lebih memilih jalur 'instan' itu dgn harapan tak ingin masalah itu terulang lagi.

Dan Sam tidak bisa dibenarkan disini. Bahkan Esa lebih membela Alana dn Alana juga gk mau disuruh minta maaf gitu doank.

Terima kasih kak udh mau kritis mengikuti cerita aku 🤗
total 1 replies
Tara
wah bisa menyusui tanpa punya suami dan masih perawan..mantap...itu keberuntungan atau kutukan...🤔🫣👏
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terimakasih bintangnya...
ugh, bagi Ellisa sendiri itu kutukan 🥲
total 1 replies
Bu Kus
kelebihan yang luar biasa
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terima kasih udah ngikutin cerita ini, semoga lanjut baca terus...
total 1 replies
Serenarara
Kok idenya unik.
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 semoga sukka...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!