Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesal
Pagi ini, Lily terbangun dari tidurnya mendapati kenyataan bahwa Ju-Anh dan suaminya tak ada dikamar. Dia duduk sendiri dengan perasaan bingung. Lily beranjak turun dari atas kasur mencari keberadaan keduanya ke setiap penjuru kamar hotel.
"Kok gak ada? Mereka pergi kemana sepagi ini?". Gumam Lily.
Lily mencoba menghubungi Yu-Seok, namun suara dering ponsel terdengar disekitarnya. Liky mencari asal suara, yang ternyata dari ponsel Yu-Seok.
"Hp nya disini, tapi orangnya kemana?".
Lily semakin bingung dan mulai khawatir. Tiba-tiba terdengar suara teriakan dan gemuruh air bersamaan dari arah luar kamar. Lily mencoba berjalan cepat mencari asal suara itu ke arah balkon ruangannya. Suara itu Semakin dekat dan semakin jelas, Lily yakin bahwa itu adalah suara Ju-Anh.
Lily mengalihkan pandangannya ke arah lantai bawah hotel yang terdapat sebuah kolam renang yang berukuran besar dan banyak orang yang sedang bermain disana.
"Ju-Anh, Apakah kamu di sana?". Teriak Lily.
"Ju-Anh...". Lily kembali memanggilnya karena tidak ada respon.
"Mama...". Teriak Ju-Anh nyaring.
"Lily, Ju-Anh ada di sini. Jangan khawatir dia bersamaku." jawab Yu-Seok
Lily menghela nafasnya lega setelah tahu keberadaan sosok yang ia cari. Lily menyandarkan tubuhnya pada pagar yang ada didepannya. Ia memandang pemandangan yang indah di pagi hari, yang sangat indah.
Melihat Ju-Anh dan suaminya yang asik bermain dan tertawa puas di bawah sana. Suara teriakan dan suara orang dewasa menggema bercampur dengan suara riakan air menghibur telinga Lily.
"Haruskah aku menyusul mereka?". Lily bermonolog.
Lily mengedarkan pandangannya ke langit, yang cerah. "Males ah". Gumamnya. "Dingin..".
Lily kembali masuk kedalam kamar, segera membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, Lily menyiapkan baju ganti untuk Ju-Anh dan Yu-Seok.
"Mereka belum beres juga?". Gumamnya.
Ketika Lily hendak menyusul, ia membuka pintu kamar hotel dan di kejutkan oleh Yu-Seok yang tengah berdiri di depan pintu dengan Ju-Anh di pangkuannya yang sudah basah kuyup .
"Astaga!". Lily terperanjat mengelus dadanya.
"mama kenapa?". Tanya Ju-Anh polos.
"Mama kaget karena kita". Ujar Yu-Seok. "Ayo minta maaf".
"Maaf mama..". Ucap keduanya berbarengan.
"Iya". Jawab Lily. "Cepet mandi, kalian kelamaan main air. Jangan sampai masuk angin".
Yu-Seok dengan gerakan cepat membawa Ju-Anh kekamar mandi. "Jangan lama!". Ucap Lily sedikit berteriak.
"Iya..". Jawab Yu-Seok berteriak.
"Mulai dari sekarang, mama akan lebih bawel, Ju-Anh". Ucap Yu-Seok sambil memandikan Ju-Anh.
Lily membuatkan teh tawar hangan untuk suaminya dan sebotol dot kecil air putih hangat untuk Ju-Anh. "Kenapa kalian lama sekali? Cepatlah, kita harus sarapan!". Lily mengetuk pintu kamar mandi.
"Astaga". Gumam Yu-Seok menggelengkan kepalanya.
Yu-Seok dan Ju-Anh muncul dengan bathrobe ditubuh mereka. Yu-Seok dengan cepat meminum teh hangat buatan istrinya. Lily memakaikan baju Ju-Anh yang anteng dengan dot air minumnya.
"Ly, aku juga mau dipakein". Ujar Yu-Seok.
"Anda sudah bisa sendiri, yang mulia". Ujar Lily.
Setelah semuanya selesai bersiap, Lily mengajak keluarganya, keluarga Park dan keluarga Lim untuk makan di restoran yang telah disediakan oleh Hotel. Mereka memilih meja bundar yang luas dan besar agar muat satu meja dengan keluarga.
"Ly, gimana?". Tanya tuan Park mengawali pembicaraan.
"Apanya?". Tanya Lily polos.
Tuan Park mengangkat kedua alisnya menggoda. "Semalem". Ucapnya.
"Gak ada". Ucap Yu-Seok dingin.
"Serius?". Tanya nyonya Lim.
"Loh kok bisa?". Timpal nyonya Park.
"Kalian sendiri, kenapa gak mau jagain Ju-Anh?". Ketus Yu-Seok.
"Itu urusanmu". Lontar nyonya Park.
"Dan derita Lily menikahi seorang duda yang sudah beranak". Seru nyonya Lim diselingi tawa berselingan.
Yu-Seok menaruh alat makannya sedikit kasar. "Tidak adakah sedikit saja dari kalian yang merasa kasihan padaku?". Tanya Yu-Seok memelas.
"mama gak peduli". Ketus nyonya Lim.
"ma jangan gitu, gimana kalu Lily berubah fikiran?". Keluh Yu-Seok.
"Gak masalah, Zack siap menunggu". Ujar tuan Lim
"Pah...". Yu-Seok mengerang tak terima.
Lily berlagak seolah tak mendengarkan ocehan Yu-Seok dan sibuk menyuapi Ju-Anh.
"Masih banyak waktu, Yu-Seok". Ucap nyonya Lim.
"Sepertinya akan sulit". Timpal nyonya park.
Mereka semua mentertawakan nasib Yu-Seok. Ju-Anh yang tak faham pun ikut tertawa. "Berani sekali anak papa ini". Gerutu Yu-Seok mengunyel pipi anaknya lembut.
"Sakit, papa". Tolaknya.
"Kalian kan, ada". Ucap Yu-Seok. "Kalo Yu-Seok butuh banyak waktu, aku akan menyerahkannya pada kalian".
"Oh, tidak...tidak..". Tolak nyonya Park.
"Kami sibuk". Timpal tuan Park.
"Sekejam itukah kalian". Tanya Yu-Seok dengan wajahnya yang memelas.
Semua tertawa menertawakan Yu-Seok. Lily tak sengaja ikut tertawa, mendapat tatapan tajam dari suaminya. "Kamu harus siap kapanpun itu". Bisik Yu-Seok ditelinganya.
Lily membeku mendengar ancaman dari suaminya. Ia terus memikirkan, apa yang seharusnya dilakukan pengantin baru dimalam pertama? Apakah ia membuat kesalahan? lalu, apa yang ia tertawakan?
...
"aku harus memanggilmu apa?". Tanya Lily.
Yu-Seok menggeser sedikit duduknya mendekat kearah Lily dengan tatapan yang menggoda. "sayang" ucapnya
Lily menggeser tubuhnya menjauh dari dekat Yu-Seok. "kok tiba-tiba bulu kudukku merinding ya?". Ucap Lily menggosok tengkuknya.
Yu-Seok beranjak dari duduknya lalu membawa kopernya, membereskan barang-barang yang dia bawa sebelum ke hotel. "Bersiaplah, kita pulang sore ini". katanya.
"Secepat itu?". Tanya Lily
"Aku harus bekerja". Ujar Yu-Seok yang masih sibuk dengan aktivitasnya.
"Apa ada masalah?". Tanya Lily.
Yu-Seok melirik Lily sekilas. "Aku harus segera pergi bekerja. Kalau aku menginginkan sesuatu, aku harus berusaha dengan sekuat mungkin.". Jelasnya.
Lily mengangguk paham "Yakin, nggak ada masalah?".
Yu-Seok mengangguk. "Cepat hubungi mama dan papa! Katakan pada mereka, kalau kita akan pulang sore ini. Agar mereka mengantarkan Ju-Anh ke sini". Suaranya datar membuat Lily canggung.
...
Sesampainya di rumah, Yu-Seok tetap bersikap dingin pada Lily, membuatnya menjadi semakin canggung dengan sikap Yu-Seok yang tiba-tiba berubah dalam kurum waktu beberapa menit. Lily hanya meladeni celotehan Ju-Anh.
Yu-Seok menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur, Ia bergerak tak menentu seperti anak kecil yang sedang merengek. Yu-Seok kembali duduk dari posisi tidurnya beranjak turun dari ranjang, berjalan keluar melewati Liky yang sedang memilah barang dan Ju-Anh yang asik sendiri dengan mainannya.
" Ju-Anh...Ju-Anh...papa kamu aneh banget sih". Lily bermonolog.
...
Mungkin karena dari kemarin dan siang harinya Ju-Anh terlalu lelah, malam ini ia tengah merengek dan tak mau tidur. Sungguh sangat menguji kesabaran Lily.
"Gamau tidur?". Tanya Lily.
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.