NovelToon NovelToon
Dia Datang Dari Langit

Dia Datang Dari Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Duniahiburan / Romansa Fantasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:368
Nilai: 5
Nama Author: MZI

Sinopsis "Alien Dari Langit"

Zack adalah makhluk luar angkasa yang telah hidup selama ratusan tahun. Ia telah berkali-kali mengganti identitasnya untuk beradaptasi dengan dunia manusia. Kini, ia menjalani kehidupan sebagai seorang dokter muda berbakat berusia 28 tahun di sebuah rumah sakit ternama.

Namun, kehidupannya yang tenang berubah ketika ia bertemu dengan seorang pasien—seorang gadis kelas 3 SMA yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Gadis itu, yang awalnya hanya pasien biasa, mulai tertarik pada Zack. Dengan caranya sendiri, ia berusaha mendekati dokter misterius itu, tanpa mengetahui rahasia besar yang tersembunyi di balik sosok pria tampan tersebut.

Sementara itu, Zack mulai merasakan sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya—ketertarikan yang berbeda terhadap manusia. Di antara batas identitasnya sebagai makhluk luar angkasa dan kehidupan fana di bumi, Zack dihadapkan pada pilihan sulit: tetap menjalani perannya sebagai manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26: Perhatian yang Tak Terduga

Kejutan di Rumah

Setelah Zack pergi, Elly masih meringkuk di tempat tidurnya, menyembunyikan wajah di balik bantal. Pipinya panas, bukan karena demam, tetapi karena kejadian barusan.

"Kenapa Zack tiba-tiba baik begitu? Apa dunia sudah mau kiamat?"

Ia menoleh ke arah meja kecil di samping tempat tidurnya, tempat mangkuk bubur yang tinggal separuhnya masih berada. Tadi, ketika Zack datang membawakannya bubur dan mengingatkannya untuk minum obat, Elly sempat berpikir ia sedang berhalusinasi karena sakit.

"Apa Zack benar-benar melakukan semua itu?"

Ia menggeleng cepat. Tidak mungkin Zack bersikap baik tanpa alasan. Pasti ada sesuatu di baliknya. Mungkin ia sedang merasa bersalah? Tidak, itu bukan sifat Zack. Lalu, apakah ini hanya kebetulan?

Saat ia masih tenggelam dalam pikirannya, pintu kamar tiba-tiba diketuk.

Tok! Tok!

“Elly? Kau sudah merasa lebih baik?” suara ibunya terdengar dari balik pintu.

Elly buru-buru duduk tegak, mencoba menormalkan napasnya. "Lumayan, Bu," jawabnya sambil berusaha terdengar biasa saja.

Ibunya membuka pintu dan masuk, membawa sebuah nampan berisi segelas air hangat dan beberapa butir obat. Wanita itu duduk di tepi tempat tidur dan mengusap kening Elly, memastikan suhunya sudah turun.

“Kau masih terlihat pucat. Tadi sudah makan?”

Elly melirik ke arah mangkuk bubur yang tersisa dan mengangguk. "Sudah, Bu."

Ibunya mengikuti arah pandang Elly dan memperhatikan mangkuk itu. "Ibu lihat mangkuk bubur ini ada di meja ruang tamu. Kau makan ini?"

Elly menegang. Ia tahu pertanyaan berikutnya pasti akan lebih sulit dijawab.

"I-iya..."

Ibunya mengernyit. "Siapa yang membawakannya?"

Elly menelan ludah. Haruskah ia berbohong?

"T-teman..." jawabnya pelan.

Ibunya mengangkat alis. "Rina?"

"Bukan. Teman sekelas."

Ekspresi ibunya berubah penasaran. "Siapa namanya?"

Elly menggigit bibirnya. "Z-Zack."

Mata ibunya menyipit. "Zack? Ibu belum pernah mendengar namanya."

Elly tersenyum kaku. "Dia... ya, dia teman sekelasku. Mungkin Ibu tidak pernah mendengar karena aku jarang menyebut namanya."

Ibunya melipat tangan di dada. "Jadi, teman sekelas laki-laki yang jarang kau sebut tiba-tiba datang membawakan bubur untukmu?"

Elly menelan ludah. "Uh... iya..."

Ibunya menatapnya penuh selidik. "Apakah dia menyukaimu?"

Elly langsung tersedak. "T-tidak! Kami cuma teman biasa!"

Ibunya tersenyum penuh arti. "Kalau cuma teman biasa, kenapa panik begitu?"

Elly ingin menangis. Ibu pasti sudah mulai curiga.

---

Gosip yang Menyebar di Sekolah

Keesokan harinya, Elly merasa jauh lebih baik meskipun tubuhnya masih sedikit lemas. Ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke sekolah.

Begitu tiba di gerbang sekolah, ia mendengar beberapa murid berbisik-bisik.

"Kau tahu? Zack kemarin pergi ke rumah seorang murid perempuan!"

"Serius? Zack? Yang biasanya dingin seperti es itu?"

"Iya! Aku lihat dia keluar dari rumah Elly!"

Elly langsung membeku di tempat. Apa?! Kenapa gosip ini menyebar secepat ini?!

Sebelum ia bisa bereaksi, seseorang menarik lengannya.

"ELLY!"

Elly nyaris tersungkur saat Rina menariknya dengan penuh semangat ke sudut lorong.

"Elly! Aku dengar Zack datang menjengukmu!" seru Rina dengan mata berbinar.

Elly tersentak. "Dari mana kau tahu?!"

Rina menyeringai. "Aku dengar dari anak-anak kelas sebelah! Mereka melihat Zack keluar dari rumahmu!"

Elly menutup wajah dengan kedua tangan. "Astaga... kenapa semuanya tahu?!"

Rina tertawa kecil. "Karena Zack jarang peduli pada siapa pun! Semua orang penasaran kenapa dia repot-repot datang ke rumahmu!"

Elly semakin terpuruk. "Kalau gosip ini sampai ke Ibu, aku bisa tamat!"

Rina terkikik. "Kenapa? Ibumu belum kenal Zack, kan?"

Elly mendesah. "Iya, tapi ibu bilang ingin melihat Zack suatu hari nanti!"

Rina menahan tawa. "Wah, kalau ibumu sampai bertemu Zack, bisa jadi drama!"

Elly menunduk pasrah. Ya Tuhan, jangan sampai ibunya benar-benar bertemu Zack!

---

Konfrontasi dengan Zack

Saat jam istirahat tiba, Elly berjalan menuju kantin dengan hati-hati. Ia mencoba menghindari Zack, tetapi takdir sepertinya punya rencana lain.

Begitu ia memasuki kantin, tatapan banyak murid langsung tertuju padanya. Beberapa dari mereka berbisik-bisik sambil melihat ke arah Zack yang duduk di sudut, tenang seperti biasa.

Elly menghela napas panjang. Aku harus menyelesaikan ini.

Ia mendekati meja Zack dengan langkah mantap. Zack mengangkat pandangannya saat melihatnya datang.

"Zack," panggil Elly.

Zack mengangkat alis. "Apa?"

Elly menarik napas dalam. "Gosip tentang kemarin sudah menyebar di seluruh sekolah. Sekarang semua orang berpikir kau punya perasaan padaku!"

Zack menatapnya tanpa ekspresi. "Dan?"

Elly hampir tersedak. "Dan?! Kau tidak masalah dengan itu?!"

Zack mengangkat bahu. "Bukan urusanku."

Elly menatapnya dengan frustasi. "Kalau ini bukan urusanmu, kenapa kau datang ke rumahku kemarin?"

Zack terdiam sejenak. Ia menatap Elly dengan ekspresi yang sulit ditebak, lalu akhirnya berkata, "Karena aku ingin."

Elly membelalakkan mata. "Kau ingin?!"

"Ya," jawab Zack singkat, sebelum kembali makan seolah tidak terjadi apa-apa.

Elly hampir ingin membanting nampan makanannya ke meja. Zack benar-benar sulit dimengerti!

"Kalau begitu, setidaknya bantu aku menjelaskan ke semua orang bahwa tidak ada yang terjadi di antara kita!" pintanya dengan putus asa.

Zack menatapnya lama, lalu tersenyum tipis. "Tidak."

Elly menatapnya dengan mata membelalak. "Apa?! Kenapa tidak?!"

Zack berdiri, membawa nampannya pergi, lalu sebelum pergi, ia berkata dengan nada santai, "Karena aku tidak suka berbohong."

Elly membeku di tempat. Apa maksudnya itu?!

---

Rencana Ibunya

Malam harinya, Elly masih gelisah di kamar. Ia tidak bisa berhenti memikirkan kata-kata Zack di kantin tadi.

"Karena aku tidak suka berbohong."

Apa maksudnya? Apakah Zack benar-benar... menyukainya?

Ia menggeleng cepat. "Tidak mungkin! Zack bahkan selalu mengolok-olokku! Tidak mungkin dia menyukaiku!"

Saat ia masih berkutat dengan pikirannya, ibunya mengetuk pintu kamar dan masuk.

"Elly, Ibu ingin membicarakan sesuatu."

Elly menoleh dengan waspada. "Apa, Bu?"

Ibunya tersenyum. "Ibu ingin bertemu dengan Zack."

Elly hampir jatuh dari tempat tidur. "A-apa?! Kenapa?!"

"Dia sudah cukup perhatian untuk datang menjengukmu, jadi Ibu ingin mengenalnya," jawab ibunya tenang.

Elly panik. "Tapi, Bu! Dia bukan siapa-siapa!"

Ibunya mengangkat alis. "Benarkah?"

Elly terdiam. Jantungnya berdebar keras.

Bagaimana jika ibunya benar-benar bertemu Zack? Apa yang akan terjadi?

---

Malam itu, Elly tidak bisa tidur. Ia berguling-guling di tempat tidur, menarik selimut sampai ke kepala, lalu menurunkannya lagi. Ibunya benar-benar ingin bertemu Zack.

"Kenapa hidupku tiba-tiba jadi seperti ini?! Aku kan cuma anak SMA biasa!"

Ia mencoba berpikir jernih. Haruskah ia menghindari pertemuan itu?

Ya. Itu satu-satunya solusi.

Keesokan harinya, Elly bangun lebih pagi dari biasanya. Ia langsung turun ke meja makan dengan harapan bisa kabur sebelum ibunya membahas Zack lagi.

Sayangnya, ibunya sudah duduk di sana, tersenyum penuh arti sambil menyeruput teh.

"Selamat pagi, Elly~" sapanya dengan nada yang sangat mencurigakan.

Elly langsung merinding. "P-pagi, Bu…"

Ibunya menaruh cangkir teh dengan pelan, menatap Elly penuh selidik. "Jadi… kapan Ibu bisa bertemu Zack?"

Elly tersedak roti bakarnya. "B-bu! Kita sudah membahas ini tadi malam!"

Ibunya mengangkat bahu. "Iya, dan Ibu masih penasaran."

Elly langsung mencari alasan. "Zack itu orangnya sibuk! Sangat sibuk! Dia tidak punya waktu untuk bertemu orang tua temannya!"

Ibunya tersenyum penuh makna. "Oh ya? Tapi kalau dia bisa datang membawakan bubur untukmu, pasti dia punya waktu, kan?"

Elly hampir membalikkan meja. Kena jebak!

"A-aku harus ke sekolah!" serunya sambil buru-buru mengambil tas dan lari keluar.

Ibunya tertawa kecil. "Kita akan bicarakan lagi nanti~"

"Aaargh! Aku harus mencari cara agar ibu tidak bertemu Zack!"

---

Zack, Tolong Aku!

Begitu tiba di sekolah, Elly langsung mencari Zack. Ia menemukannya sedang membaca buku di taman belakang sekolah, seperti biasa.

"ZACK!" Elly berlari ke arahnya.

Zack melirik sekilas sebelum kembali membaca. "Apa lagi?"

Elly mengambil napas dalam-dalam. "I-ibu ingin bertemu denganmu!"

Zack akhirnya menutup bukunya dan menatap Elly dengan ekspresi datar. "Lalu?"

"Lalu?! Lalu aku tidak mau itu terjadi!"

Zack menatapnya lama, lalu mengangkat bahu. "Bukan urusanku."

Elly ingin menangis. "Tolonglah! Aku tidak tahu apa yang akan Ibu tanyakan padamu! Dia bisa saja menggali semua hal memalukan tentangku!"

Zack menyeringai kecil. "Menarik."

Elly langsung pucat. "T-tidak menarik! Itu menakutkan!"

Zack kembali membuka bukunya. "Jadi, kau mau aku berbohong dan bilang aku tidak bisa bertemu ibumu?"

Elly mengangguk penuh harapan. "Ya! Itu ide bagus!"

Zack menutup bukunya lagi, kali ini dengan lebih pelan. Ia menatap Elly lama, lalu tersenyum misterius.

"Tidak."

Elly hampir pingsan. "ZACK! Kenapa tidak?!"

Zack berdiri dan memasukkan bukunya ke dalam tas. "Karena aku penasaran."

"Penasaran dengan apa?!"

"Bagaimana reaksimu kalau aku bertemu ibumu."

Elly terdiam. Ya Tuhan, Zack ingin melihat aku menderita!

---

Rencana Ibunya yang Super Cerdik

Hari itu, Elly terus memikirkan cara untuk menggagalkan pertemuan ibunya dengan Zack. Namun, sayangnya, ia bukan satu-satunya yang punya rencana.

Malam harinya, ibunya kembali mengetuk pintu kamarnya.

"Elly, besok sepulang sekolah, ajak Zack ke rumah ya?"

Elly langsung panik. "B-besok?!"

Ibunya tersenyum. "Iya, Ibu sudah memasak makanan enak untuknya. Katakan padanya kalau dia menolak, Ibu akan datang ke sekolah sendiri."

Elly langsung membayangkan ibunya berdiri di gerbang sekolah sambil berteriak, “Zack! Temannya Elly! Di mana kau?!”

"T-TIDAK! Jangan datang ke sekolah!" seru Elly ketakutan.

Ibunya tertawa. "Kalau begitu, pastikan Zack datang, ya~"

Elly langsung menjerit pelan dan menjatuhkan wajahnya ke bantal. Zack pasti akan menikmati ini.

---

Makan Malam yang Mematikan

Keesokan harinya, Elly menatap Zack dengan wajah pasrah. "Besok kau harus ke rumahku."

Zack mengangkat alis. "Oh? Ibumu menang, ya?"

Elly mendesah panjang. "Dia mengancam akan datang ke sekolah kalau kau tidak datang!"

Zack menyeringai. "Ibumu menarik."

Elly ingin menangis. "Zack, ini serius! Aku bisa mati karena malu!"

Zack tertawa kecil. "Baiklah, baiklah. Aku akan datang."

Malamnya, Elly duduk di meja makan bersama ibunya, menunggu Zack. Ia sudah menyiapkan mental, tetapi tetap saja, jantungnya berdebar kencang.

Ting tong!

Bel pintu berbunyi.

Ibunya langsung berdiri dengan antusias. "Ah, itu pasti Zack!"

Elly hampir pingsan.

Saat Zack masuk, ia tampak santai seperti biasa. Ia mengenakan pakaian kasual yang rapi dan memberikan senyum tipis kepada ibunya.

"Selamat malam, Bu."

Ibunya tersenyum ramah. "Zack, kan? Ayo, masuk!"

Zack duduk di meja makan, sementara Elly terus menatap piringnya, tidak berani menatap siapa pun.

Ibunya mulai berbicara. "Jadi, Zack, bagaimana kau bisa berteman dengan Elly?"

Zack melirik Elly yang langsung menegang. Ia menyeringai kecil. "Awalnya, aku tidak terlalu memperhatikannya. Tapi, dia selalu membuatku tertawa."

Elly menatap Zack dengan horor. Jangan mulai dengan itu!

Ibunya tertawa kecil. "Oh? Jadi Elly sering melakukan hal lucu?"

Zack mengangguk. "Sangat sering. Contohnya, dia pernah ke perpustakaan dan lupa kalau sedang membawa buku ke toilet sekolah."

Elly membelalak. "ZACK!!!"

Ibunya tertawa semakin keras. "Oh, ini menarik! Ceritakan lagi!"

Elly ingin menghilang. Kenapa ibunya dan Zack jadi sekutu sekarang?!

Makan malam itu berlanjut dengan banyak cerita memalukan tentang Elly. Zack terlihat menikmati setiap detiknya, sementara Elly hanya bisa berharap tanah menelannya hidup-hidup.

Saat Zack akhirnya pulang, ibunya menatap Elly dengan senyum penuh arti.

"Ibu suka Zack. Dia anak yang baik."

Elly langsung menutupi wajahnya dengan bantal. Ini benar-benar mimpi buruk!

---

Calon Mantu?!

Serangan dari Ibu Berlanjut!

Setelah Zack pergi, Elly masih menutup wajahnya dengan bantal di ruang tamu. Ia merasa seluruh harga dirinya telah lenyap dalam waktu kurang dari dua jam.

Ibunya benar-benar mengkhianatinya!

"Buuu!!!" Elly meratap sambil berguling di sofa.

Ibunya tertawa puas. "Apa? Ibu hanya bersenang-senang~"

"Itu bukan bersenang-senang! Itu adalah PENGHANCURAN TOTAL harga diriku!"

Ibunya mengangkat bahu. "Tapi, Ibu jadi tahu banyak hal menarik tentangmu."

Elly ingin menangis. "Aku tidak mau tahu apa yang kau ketahui."

Sebelum Elly bisa protes lebih lanjut, suara pintu depan terbuka.

"Kalian kenapa ribut malam-malam?"

Elly membeku. Ayahnya pulang.

Ayahnya berjalan masuk dengan ekspresi lelah setelah bekerja seharian, lalu menatap meja makan yang masih penuh dengan sisa makanan. Alisnya langsung terangkat.

"Siapa yang datang?" tanyanya sambil melepas jasnya dan duduk di kursi.

Ibunya langsung tersenyum penuh arti dan berkata dengan suara ceria, "Calon mantu kita tadi datang ke sini."

Elly langsung terbatuk-batuk. "B-BUUUUU!!!"

Ayahnya yang tadinya santai, langsung terdiam beberapa detik sebelum menatap ibunya dengan penuh keterkejutan. "Calon mantu?!"

Ibunya mengangguk santai sambil menyesap teh. "Iya, Zack, teman sekolah Elly."

Ayahnya mengerutkan kening. "Zack? Siapa Zack?"

Elly langsung bangkit panik. "Tidak ada! Tidak ada siapa-siapa! Tidak ada mantu-mantuan di sini!"

Ibunya terkikik. "Jangan malu-malu, Elly~ Dia tadi sangat sopan dan baik."

Ayahnya semakin penasaran. "Jadi, anak itu datang ke sini untuk apa?"

Elly membuka mulut, siap berteriak "TIDAK UNTUK APA-APA!", tapi ibunya mendahului dengan jawaban mengejutkan.

"Untuk mengenalkan diri ke keluarga, tentunya."

Elly hampir pingsan. INI FITNAH!

Ayahnya langsung menatap Elly penuh selidik. "Oh? Jadi kau sudah punya pacar dan tidak bilang-bilang?"

Elly mengibaskan tangan panik. "Bukan! Tidak! Zack bukan pacarku! Dia cuma temanku! Biasa saja!"

Ibunya terkikik. "Ah, tapi dia tadi membawa bubur saat Elly sakit. Sangat perhatian, bukan?"

Ayahnya melipat tangan di dada. "Hoo… Jadi dia bahkan mengurusmu saat kau sakit? Menarik."

Elly hampir memukul kepalanya sendiri ke meja. "KENAPA KALIAN BERDUA JADI KOMPLOTAN?!"

Ayahnya berdeham. "Aku harus melihat sendiri anak ini. Aku tidak bisa sembarangan memberikan restu."

Elly melotot. "TIDAK ADA YANG PERLU DIRESTUI!"

Ibunya malah semakin senang. "Kalau begitu, minggu depan undang Zack lagi ke rumah~"

Elly langsung jatuh terduduk. Tolong, selamatkan aku…

---

Ayah Penasaran, Ibu Semakin Bersemangat

Keesokan harinya, Elly berharap ayahnya sudah melupakan insiden tadi malam.

Tapi tentu saja, hidupnya tidak semudah itu.

Saat sarapan, ayahnya langsung bertanya, "Jadi, Zack itu anaknya seperti apa?"

Elly menatap nasinya dengan pasrah. "Ayah, jangan mulai."

Ibunya malah menjawab. "Dia cerdas, tampan, sopan, dan punya senyum licik yang cukup menawan."

Ayahnya mengangkat alis. "Senyum licik?"

Ibunya mengangguk. "Sepertinya dia tipe pria yang menikmati penderitaan Elly."

Elly ingin menghilang. "Ibu! Bisa tidak berhenti membicarakan Zack?! Aku mau makan dengan tenang!"

Ayahnya malah semakin tertarik. "Hmm, kalau begitu aku harus bertemu anak ini."

Elly menutup wajahnya dengan kedua tangan. Zack pasti akan menikmati semua ini.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!