NovelToon NovelToon
Sea Lovers

Sea Lovers

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:538
Nilai: 5
Nama Author: Humairah_bidadarisurga

Sea adalah gadis yang selalu menemukan kedamaian di laut. Ombak yang bergulung, aroma asin yang menyegarkan, dan angin yang berbisik selalu menjadi tempatnya berlabuh saat dunia terasa menyesakkan. Namun, hidupnya berubah drastis ketika orang tuanya bangkrut setelah usaha mereka dirampok. Impiannya untuk melanjutkan kuliah harus ia kubur dalam-dalam.

Di sisi lain, Aldo adalah seorang CEO muda yang hidupnya dikendalikan oleh keluarga besarnya. Dalam tiga hari, ia harus menemukan pasangan sendiri atau menerima perjodohan yang telah diatur orang tuanya. Sebagai pria yang keras kepala dan tak ingin terjebak dalam pernikahan tanpa cinta, ia berusaha mencari jalan keluar.

Takdir mempertemukan Sea dan Aldo dalam satu peristiwa yang tak terduga. Laut yang selama ini menjadi tempat pelarian Sea, kini mempertemukannya dengan pria yang bisa mengubah hidupnya. Aldo melihat sesuatu dalam diri Sea—sebuah ketulusan yang selama ini sulit ia temukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1

Langit sore mulai berubah jingga, membentang luas di atas laut yang berkilauan. Ombak bergulung pelan, menciptakan irama alami yang selalu berhasil menenangkan hati Sea. Ia duduk di atas pasir putih, membiarkan kaki telanjangnya tersapu air laut yang perlahan naik ke bibir pantai.

Hari ini, pikirannya terlalu penuh.

Dua bulan lalu, hidupnya masih terasa baik-baik saja. Ia baru lulus SMA, berencana mendaftar kuliah di universitas impiannya, dan berharap bisa mengejar cita-citanya menjadi arsitek. Tapi semua rencana itu hancur dalam sekejap. Usaha keluarganya bangkrut setelah perampokan besar-besaran di toko perhiasan milik ayahnya. Semua simpanan ludes. Rumah mereka harus dijual untuk menutupi utang. Kini, Sea hanya bisa bertahan dengan apa yang tersisa, tanpa tahu bagaimana masa depannya.

Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh, bercampur dengan hembusan angin laut yang lembut.

"Apa aku harus menyerah?" bisiknya pada ombak.

Namun, sebelum ia sempat larut lebih dalam dalam kesedihannya, suara langkah kaki terdengar mendekat. Sea mengangkat kepala dan melihat seorang pria berdiri tak jauh darinya.

Ia tampak berbeda dari kebanyakan orang yang biasanya mengunjungi pantai ini. Mengenakan kemeja putih yang lengan panjangnya digulung, celana panjang yang sedikit tergulung di bagian bawah, dan sepatu yang sudah ia lepas, pria itu terlihat seperti seseorang yang seharusnya berada di ruang rapat, bukan di tepi pantai.

Pria itu—Aldo—melihat sekeliling sejenak sebelum akhirnya mendekati Sea.

"Kamu sering ke sini?" tanyanya, suaranya dalam dan tenang.

Sea sempat terdiam. Bukan hanya karena pertanyaannya, tapi karena tatapan pria itu begitu tajam dan serius, seolah mencari sesuatu dalam dirinya.

"Apa urusanmu?" balas Sea, nada suaranya sedikit defensif.

Aldo mengangkat alisnya, lalu tersenyum tipis. "Kamu kelihatan seperti seseorang yang tahu cara melarikan diri dari kenyataan. Aku butuh tempat untuk melarikan diri juga."

Sea memutar matanya. "Pantai ini bukan tempat persembunyian."

"Tapi kamu ada di sini," sahut Aldo cepat.

Sea terdiam. Ia menatap pria itu lebih lama. Ada sesuatu yang berbeda dari caranya berbicara, seperti seseorang yang tengah menyembunyikan beban besar di balik ketenangannya.

"Jadi, kamu lari dari apa?" tanya Sea akhirnya, penasaran.

Aldo menghela napas, lalu duduk di sampingnya, walaupun tak terlalu dekat. "Pernikahan," jawabnya santai.

Sea hampir tertawa. "Serius?"

"Aku diberi waktu tiga hari untuk menemukan pasangan. Kalau tidak, aku akan dijodohkan dengan seseorang yang bahkan tidak aku kenal," katanya sambil menatap lautan.

Sea menggeleng tak percaya. "Kedengarannya seperti drama murahan."

Aldo menoleh dan menatapnya dengan sudut bibir terangkat. "Dan hidupku memang seperti drama murahan."

Sea tak bisa menahan senyum kecilnya. Ia tak menyangka seseorang yang terlihat begitu sukses dan berkelas seperti pria ini ternyata juga memiliki masalahnya sendiri.

"Jadi, apa rencanamu?" tanya Sea.

"Aku belum tahu." Aldo menatapnya lekat-lekat. "Tapi aku pikir, mungkin aku baru saja menemukan jawabannya."

Sea menatapnya curiga. "Maksudmu?"

Aldo menyandarkan tangannya di pasir, lalu menatapnya dengan mata penuh pertimbangan. "Aku butuh pasangan dalam waktu tiga hari. Dan kamu... kamu butuh jalan keluar dari masalahmu."

Sea mengerutkan kening. "Tunggu, jangan bilang—"

"Ayo menikah," potong Aldo dengan nada serius.

Sea menatapnya, terpaku. Ia ingin menganggapnya bercanda, tapi dari sorot mata pria itu, ia tahu Aldo benar-benar serius.

Jantung Sea berdegup kencang. Ia baru saja bertemu pria ini. Mereka bahkan tidak tahu banyak tentang satu sama lain.

Namun, dalam sekejap, Sea menyadari satu hal: hidupnya sudah berantakan. Dan mungkin, hanya mungkin, pria di hadapannya ini bisa mengubah segalanya.

Tapi, apakah ia siap untuk mengambil risiko sebesar itu?

Sea menatap Aldo, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Menikah? Dengan pria yang bahkan baru saja ia temui? Tawaran itu terdengar konyol, tidak masuk akal, dan sangat tiba-tiba.

"Aku salah dengar, kan?" tanya Sea, mencoba memastikan.

Aldo menghela napas pendek. "Tidak, kamu tidak salah dengar. Aku benar-benar mengajakmu menikah."

Sea tertawa kecil, meskipun lebih ke arah gugup. "Kamu gila."

"Aku tahu," Aldo menjawab santai. "Tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku tidak mau dijodohkan dengan wanita yang bahkan tidak aku kenal. Aku ingin menikah dengan seseorang yang bisa kupercaya, seseorang yang juga butuh bantuanku."

"Tunggu." Sea menatapnya tajam. "Apa maksudmu dengan ‘juga butuh bantuanku’?"

Aldo menyandarkan kedua tangannya ke pasir dan menatap langit yang mulai menggelap. "Kudengar hidupmu sedang sulit. Kamu tidak bisa melanjutkan kuliah karena masalah keuangan, kan?"

Sea tercekat. Ia tidak pernah membicarakan itu dengan siapa pun. Tapi bagaimana pria ini bisa tahu?

"Kau menyelidikiku?" tanyanya curiga.

Aldo tersenyum kecil. "Tidak. Aku hanya kebetulan mendengar orang-orang di sekitar sini membicarakanmu. Katanya, ada seorang gadis yang selalu datang ke pantai saat hidupnya sedang sulit."

Sea mendengus. "Wow, ternyata aku terkenal, ya."

"Bukan terkenal," Aldo membalas cepat. "Hanya seseorang yang menarik perhatian."

Sea merasakan pipinya sedikit memanas, tetapi ia buru-buru mengalihkan pembicaraan. "Jadi, kamu pikir menikah denganmu akan menyelesaikan masalahku?"

Aldo mengangkat bahu. "Setidaknya, aku bisa membantumu secara finansial. Kamu bisa kembali ke bangku kuliah, tidak perlu khawatir soal uang, dan sebagai gantinya, aku punya seseorang yang bisa kusebut ‘istri’ agar orang tuaku berhenti memaksaku menikah."

Sea menggelengkan kepalanya, merasa ini semakin gila. "Dan setelah itu? Kita cerai?"

Aldo terdiam sejenak. "Mungkin. Setelah orang tuaku menyerah dengan rencana perjodohan ini, kita bisa membicarakan apa yang terbaik untuk kita."

Sea menggigit bibirnya, merasa pikirannya semakin kacau. Tawaran ini memang terdengar menggiurkan—kesempatan untuk memperbaiki hidupnya dan mengejar impiannya lagi. Tapi menikah dengan pria yang baru dikenalnya? Itu ide paling gila yang pernah ia dengar.

"Aku butuh waktu untuk berpikir," katanya akhirnya.

Aldo menatapnya beberapa detik sebelum mengangguk. "Aku akan menunggu. Tapi aku hanya punya tiga hari. Jadi, pikirkan baik-baik."

Sea menghela napas panjang. "Baiklah. Aku akan mempertimbangkannya."

Tanpa berkata apa-apa lagi, Aldo berdiri, membersihkan pasir dari celananya, dan melangkah pergi.

Sea tetap duduk di sana, menatap lautan yang mulai gelap. Hatinya dipenuhi kebingungan.

Menikah dengan Aldo... ide itu memang gila.

Tapi mungkin, ini satu-satunya cara agar ia bisa mengubah nasibnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!