harap bijak dalam membaca. ini hanya cerita fiksi
angga dan Laura. 2 pasangan yang masih duduk di bangku sekolah atas yang terpaksa harus memiliki ikatan yang kuat karena perjodohan dari keluarga mereka.
mereka tidak punya pilihan selain menerima perjodohan ini.
angga si cowok alim yang tidak pernah meninggalkan sholatnya dan tidak pernah berpacaran atau mabuk mabukan. harus terpaksa menikahi seorang gadis yang sangat berbeda dengan dirinya.
bagaimana nasib Angga dan Laura kedepannya? ayo baca cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 11
Setelah selesai mandi dan memakai baju tidur, Laura segera menidurkan dirinya di atas ranjang king size yang terasa empuk dan lembut. tidak butuh waktu lama untuk dia tertidur karena memang dia sudah sangat mengantuk, apa lagi kepalanya yang terasa pusing.
Sedangkan Angga, sedang sibuk memasak di dapur. dia sedang menumis sayur sawi hijau lengkap dengan sosis dan tempe.
Setelah masakannya siap, dia segera memasukkan masakannya ke dalam piring, lalu dia menggoreng telur dadar lalu dia bawakan ke atas meja makan.
Angga masuk ke kamar untuk mengajak Laura makan, tapi ternyata Laura sudah terlelap dari tidurnya. Angga menghela nafas panjang, dia berjalan mendekati Laura lalu menyelimuti tubuh Laura hingga sebatas dada.
" sorry, gw udah kasar sama Lo" bisik Angga seraya mengusap pengelangan tangan kiri Laura yang memerah.
Tadi Angga terlalu emosi, hingga tanpa sadar dia menyakiti Laura. Angga paling tidak menyukai orang orang yang suka mabuk, apa lagi itu seorang wanita dan itu adalah istrinya sendiri.
" dosa Lo itu yang nanggung gw Ra, jadi gw nggak mau Lo terus berbuat dosa yang nantinya malah nyeret gw ke neraka" ujar Angga lirih menatap wajah cantik Laura yang terlelap dalam tidurnya.
•\=\=\=\=\=\=•
" gw boleh berangkat bareng Lo nggak?" tanya Aurel pada Lauris yang sedang memakai tas sekolahnya.
Mereka baru saja selesai sarapan yang di siapkan oleh Aurel. Aurel malas memesan taxi apa lagi naik bus, karena itu dia meminta berangkat bareng Lauris saja.
" nggak, gw harus jemput pacar gw" ujar Lauris lalu segera pergi.
Yah! Aurel melupakan fakta itu. Lauris memang suaminya, namun bukan miliknya. Seharusnya Aurel tau jika tidak seharunya dia meminta untuk berangkat dengan Lauris.
" huh! Gw iri sama Laura. Meskipun kita sama sama di jodohkan, tapi nasib gw dan dia beda" gumam Aurel.
Drettt....
Ponsel Aurel berdering menandakan ada panggilan masuk. Aurel mengambil ponselnya ternyata ada panggilan masuk dari Kevin, mantannya yang menjadi temanya. Yaa, meskipun sudah putus mereka tidak saling benci, malah semakin akrab.
"Halo rel, Lo dimana?" tanya Kevin
" gw lagi di rumah ni, otw sekolah. Kenapa?" tanya Aurel seraya berjalan keluar rumah.
" gw jemput ya?" tawar Kevin.
Aurel mengunci pintu rumah terlebih dahulu sebelum menjawab. lalu dia berjalan keluar dari area rumahnya.
" gw bukan lagi di rumah orang tua gw" ujar Aurel.
Aurel berjalan kaki menuju halte bus. dia memilih untuk menggunakan bus saja untuk berhemat. Karena kata ayahnya, dia tidak mendapatkan uang jajan lagi karena mulai sekarang tanggung jawab menafkahinya menjadi tugas Lauris.
tapi apa yang bisa dia harapkan dari cowok itu selain rasa kecewa?
" di rumah suami Lo?" tanya Kevin.
Yaa, Kevin sudah mengetahui kabar Aurel di jodohkan oleh orang tuanya. tapi itu tidak membuat dirinya menjauh dari Aurel, atau membuatnya menyerah untuk mendapatkan hati Aurel kembali.
Karena kevin yakin, Aurel masih mencintainya sama seperti dulu. Hanya saja ada banteng di antara mereka. yaitu agama mereka yang berbeda. Yaa, Kevin beragama kristen.
" iyaa" jawab Aurel
" Sherlock aja, gw kesana sekarang" ujar Kevin lalu panggilan telpon di putuskan sepihak.
" dasar memaksa" ujar Aurel tersenyum tipis.
Ini yang membuat Aurel nyaman dan jatuh hati pada Kevin. Kevin selalu tahu apa yang di butuhkan. Kevin itu peka, dia tidak pernah membuat Aurel kecewa.
memang benar kata orang orang. berpacaran dengan orang yang beda agama itu lebih menyenangkan.
•\=\=\=\=\=\=•
mobil sport hitam milik Kevin memasuki area sekolah. Mobil tersebut berhenti tepat di depan tangga menuju koridor sekolah. Sangat berani memang Kevin ini. Pada ini area terlarang memasuki kendaraan.
Kevin turun dari mobil, dia menyugar rambutnya kebelakang lalu menutup pintu mobil. Kevin memperbaiki kaca mata hitam yang bertengger menutupi matanya membuat ketampanannya bertambah.
Lalu Kevin berjalan memutari mobilnya untuk membuka pintu bagian penumpang " silahkan tuan putri" ujar Kevin mempersilahkan aurel untuk keluar.
Aurel tersenyum geli lalu dia keluar dari mobil milik Kevin " thanks" ujar Aurel tersenyum manis.
" sun dulu" ujar Kevin menunjukkan pipi kanannya.
" idih!" seru Aurel " nih sun" ujar Aurel mendorong pipi Kevin menggunakan jari telunjuknya.
Mereka tertawa kecil, tidak menghiraukan banyak siswa siswi yang menatap mereka.
" gw pergi dulu, nanti gw jemput lagi" ujar Kevin " dada " ujarnya melambaikan tangan pada Aurel namun tidak beranjak dari sana.
" sana masuk mobil" ujar Aurel mendorong Kevin untuk segera pergi.
" bentar" ujar Kevin menatap Aurel.
" apa?" tanya Aurel binggung.
Cup!
Tanpa aba aba Kevin mengecup bibir Aurel sekilas membuat Aurel mematung. setelah itu dia segera berlari masuk kedalam mobilnya tidak ingin mendengar Omelan Aurel.
" arghhhhh! Kevin anjing!" desis Aurel memegang bibir. pipinya memanas, dia yakin pipinya sudah memerah.
Dari kejauhan, tepatnya dari parkiran. ada Lauris yang menyaksikan kejadian itu dengan perasaan tidak suka.
" Lauris" seru Aurel entah yang ke berapa kalinya karena sedari tadi Lauris tidak menghiraukannya.
" hah? Kenapa?" tanya Lauris terkejut.
dia terlalu fokus pada Aurel sehingga tidak menyadari jika Caca terus memanggilnya.
" kamu kenapa sih?! akhir akhir ini aku lihat kamu sering natap Aurel" ujar Caca cemberut.
" itu perasaan kamu doang " ujar Lauris seraya menggenggam tangan Caca mengajaknya masuk.
" kamu suka sama? jawab jujur" ujar Caca yang masih ingin membahas masalah ini.
Pasalnya, sejak Aurel sekolah disini selama 4 hari, Lauris sering kali ketahuan menatap Aurel. Entah itu di kantin, di koridor atau pas olahraga. Jelas itu membuat Caca cemburu. Karena Lauris tidak pernah menatapnya dengan tatapan Seperti dia menatap Aurel.
" apasih, nggak usah ngomongin hal hal yang nggak masuk akal" ujar Lauris.
Caca menyentakkan tangan Lauris dengan kesal. lalu dia berjalan lebih dulu meninggalkan Lauris di belakang. Dia berharap Lauris mengejarnya dan membujuknya.
tapi apa? Lauris malah membiarkannya pergi. Bahkan cowok itu tidak perlu repot repot memanggilnya. Ck! Menyebalkan.
" dasar cewek, dikit dikit ngambek" ujar Lauris memilih untuk acuh. lagian nanti caca bakal membaik dengan sendirinya.
" heran deh, cewe tu hobi banget ngambek. Ngambeknya masalah hal sepele lagi"
yaa, sesepele bagi Lauris. tidak bagi Caca.
" siapa ya cowok tadi? apa itu pacar dia?" gumam Lauris Teringat kembali pada kejadian tadi.
Lihatlah, pacarnya lagi ngambek dia malah memikirkan masalah cewek lain. Yaa, meskipun cewek itu adalah istrinya, tapi bukankah kata dia, dia tidak mencintai Aurel? jadi kenapa?
" Lo mikir apa sih! itu bukan urusan Lo" ujarnya pada diri sendiri.