NovelToon NovelToon
Ketika Malaikat Maut Jatuh Cinta

Ketika Malaikat Maut Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta Terlarang / Cinta Beda Dunia / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:342
Nilai: 5
Nama Author: Irnu R

Alya tidak pernah menyangka hidupnya yang biasa akan berubah selamanya saat ia bertemu dengan Rheyan, sosok pria misterius dengan tatapan kelam dan aura yang terlalu menggoda. Ia datang di saat-saat antara hidup dan mati, membawa takdir yang tak bisa dihindari. Tapi yang tak ia duga, sang malaikat maut justru terpikat oleh kelembutan dan keberaniannya.

Di sisi lain, ada Davin, dokter penuh kasih yang selalu ada untuk Alya. Ia menawarkan dunia yang nyata, cinta yang hangat, dan perlindungan dari kegelapan yang perlahan menyelimuti kehidupan Alya.

Namun, cinta di antara mereka bukanlah hal yang sederhana. Rheyan terikat oleh aturan surgawi—malaikat maut tak boleh mencintai manusia. Sementara Alya harus memilih: menyerahkan hatinya pada keabadian yang penuh bahaya atau tetap berpijak pada dunia fana dengan seseorang yang bisa menjanjikan masa depan.

Ketika batas antara surga dan bumi kabur, bisakah cinta mengubah takdir? Atau justru cinta itu sendiri yang akan menghancurkan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irnu R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan Kematian & Serangan Pertama

Alya mencoba menjalani hari-harinya seperti biasa, tapi dunia di sekitarnya terasa… salah.

Tatapan orang-orang kepadanya berubah. Bukan sekadar melihat, tapi menyadari sesuatu.

Di kelas, seorang teman tiba-tiba berhenti di depannya, wajahnya pucat seperti baru melihat sesuatu yang mengerikan.

"Kamu… seharusnya tidak ada di sini."

Darah Alya berdesir. "Apa maksudmu?"

Namun temannya hanya menggeleng cepat, lalu buru-buru pergi.

Di taman saat perjalanan pulang, seorang anak kecil yang duduk di ayunan menatapnya dengan mata membulat.

"Kakak hantu, ya?"

Alya mengerutkan kening. "Apa?"

"Kata Ibu, hantu itu nggak punya bayangan. Tapi bayangan Kakak... kayak nggak nempel di tanah."

Alya buru-buru melihat ke bawah. Bayangannya memang ada di sana, tetapi terasa salah. Seperti ada sesuatu yang terpisah darinya. Udara di sekitarnya mendadak terasa lebih dingin, membuat bulu kuduknya meremang. Ia menggeser kakinya ke kiri, tetapi bayangannya tampak sedikit tertinggal sebelum ikut bergerak. Seolah bukan miliknya sendiri.

Dada Alya terasa sesak. Ia mengusap matanya, mencoba meyakinkan diri bahwa itu hanya efek cahaya. Tapi saat ia melangkah lagi, perasaan aneh itu tetap ada.

Di dunia malaikat maut, Rheyan berdiri di hadapan Pengawas Kematian.

Sosok berjubah hitam itu menatapnya tanpa ekspresi. Suara yang bergema seperti datang dari tempat yang jauh.

"Kau sudah melanggar aturan, Rheyan. Dunia mulai mengoreksi kesalahan ini."

Rheyan tetap diam. Dia sudah tahu ini akan terjadi.

"Malaikat maut lain telah menyadari keberadaan gadis itu."

Rheyan mengepalkan tangan.

"Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhnya."

Pengawas itu tersenyum tipis, dingin tanpa belas kasih.

"Kita lihat saja… seberapa jauh kau bisa melindunginya."

Malam itu, Alya tidak bisa tidur.

Seluruh tubuhnya terasa lelah, tapi pikirannya tidak bisa diam.

Saat itulah lampu kamar tiba-tiba berkedip, sebelum padam sepenuhnya.

Ruangan tenggelam dalam gelap.

Kemudian, dari sudut kamar, cermin di mejanya mulai berembun.

Tapi bukan embun biasa.

Jejak tangan muncul di permukaan kaca.

Lalu… sepasang mata hitam terbuka di balik bayangan refleksi.

Alya membeku.

Kemudian, sesuatu merayap keluar dari dalam cermin.

Bayangan hitam tanpa bentuk. Bergerak seperti kabut pekat, mendekatinya dengan kecepatan yang mustahil.

Alya tersentak, tubuhnya kaku dalam ketakutan.

Bayangan itu mengulurkan 'tangan' sebatang kabut gelap yang merayap seperti akar, mendekati dadanya.

Begitu menyentuh kulitnya, rasa dingin itu bukan hanya menusuk, tetapi seolah menyedot Semua panas dari tubuhnya. Jantungnya mencengkeram dalam kebekuan, dan untuk sesaat, dunia terasa seperti membeku di antara hidup dan mati.

Jantungnya berhenti berdetak.

Alya ingin berteriak, tapi suaranya menghilang.

Lalu—

Cahaya biru keperakan meledak di ruangan.

Bayangan itu menjerit, menggeliat kesakitan.

Di ambang pintu, Rheyan berdiri, wajahnya lebih pucat dari biasanya. Tapi matanya bersinar tajam.

"Jangan sentuh dia."

Suaranya dalam, mengandung ancaman.

Bayangan itu ragu, seolah menimbang apakah harus menyerang lagi atau mundur.

Rheyan mengangkat tangannya, dan cahaya biru keperakan itu menyelimuti dirinya. Dalam sekejap, bayangan itu mengerang dan lenyap.

Udara yang tadinya dingin perlahan menghangat. Sisa-sisa kabut hitam memudar, menyisakan keheningan yang menusuk. Alya masih bisa merasakan denyutan dingin di kulitnya, seperti bekas luka tak kasatmata.

Rheyan tetap berdiri di tempatnya, napasnya berat. Cahaya di sekelilingnya perlahan meredup. Untuk pertama kalinya, Alya melihat sesuatu dalam ekspresi malaikat maut itu kelelahan yang nyata.

Alya jatuh terduduk, terengah-engah.

"D-dan itu… apa?"

Rheyan tidak langsung menjawab. Dia berlutut di hadapannya, menatapnya lama.

"Mereka mulai bergerak."

Suara Rheyan terdengar lebih berat.

"Mereka tahu kau masih hidup, dan mereka tidak akan berhenti sampai mereka membawamu kembali."

Alya merasakan dunianya runtuh.

Jadi ini nyata.

Dia seharusnya tidak ada di dunia ini.

Ponselnya bergetar.

Davin.

"Alya, kamu baik-baik saja? Aku bisa mampir kalau kamu butuh teman bicara."

Alya menatap pesan itu lama. Ada sesuatu di dadanya yang terasa berat.

Davin selalu ada untuknya. Sejak sebelum kecelakaan itu, sejak sebelum dunia mulai terasa asing. Kalau dia membalas sekarang, mungkin segalanya bisa terasa normal hanya untuk sesaat.

Jarinya melayang di atas layar, hendak mengetik balasan.

Tapi sebelum dia sempat melakukannya, suara Rheyan memecah keheningan.

"Jangan biarkan dia datang."

Nada suaranya tidak seperti biasanya. Ada sesuatu yang lain di sana.

Alya menoleh padanya. "Kenapa?"

Rheyan menatap layar ponsel Alya. Rahangnya mengeras.

Kemudian, tanpa melihatnya, dia berkata pelan, suaranya rendah dan nyaris tak terdengar.

"Karena jika hatimu memilih orang lain… aku mungkin tidak bisa tetap di sini."

Jantung Alya mencelos.

"Apa maksudmu?"

Alya merasakan tenggorokannya mengering. Kata-kata itu terdengar seperti ancaman, tetapi bukan hanya itu. Ada sesuatu di mata Rheyan, kesedihan? Rasa putus asa? Atau… ketakutan?

Sesuatu yang lebih dalam.

Alya masih menatap layar ponselnya. Jari-jarinya gemetar, seolah pesan dari Davin adalah satu-satunya hal yang nyata di tengah dunia yang mulai terasa tidak masuk akal.

Tapi kata-kata Rheyan masih terngiang di kepalanya.

*"Karena jika hatimu memilih orang lain… aku mungkin tidak bisa tetap di sini."*

Alya menarik napas dalaM-dalam. Itu bukan hanya peringatan. Itu lebih dari itu.

Dia mendongak, menatap Rheyan yang masih berdiri di ambang pintu, tubuhnya tegang. Ada sesuatu di sorot matanya—bukan hanya kelelahan, tetapi juga ketakutan yang ia coba sembunyikan.

"Kenapa?" Alya mengulang pertanyaannya, kali ini lebih pelan.

Rheyan menutup matanya sesaat sebelum menjawab, "Karena dunia ini tidak mengizinkanku ada di dekatmu… jika kau tidak menginginkanku."

Dada Alya mencengkeram perasaan aneh yang tidak bisa ia definisikan.

Di tempat lain, di kegelapan yang tak berujung, sosok yang sebelumnya hanya berupa sepasang mata kini mulai bergerak. Bayangan di sekitarnya berputar, membentuk sosok yang lebih nyata.

"Sudah terlalu lama," bisiknya.

Tangan samar itu terulur, meraba di antara kegelapan. Lalu, dengan suara nyaris tidak terdengar, dia menyebutkan sebuah nama.

"Alya."

Saat itu juga, Alya merasakan sesuatu mencengkeram jantungnya. Bukan secara fisik, tetapi ada sesuatu yang menariknya, mengusik keberadaannya.

Rheyan merasakan perubahan itu. Tatapannya menegang.

"Mereka semakin dekat," bisiknya.

Dan untuk pertama kalinya, Alya mulai benar-benar takut.

1
Ngực lép
Aku suka banget sama karakter di dalam cerita ini, author jangan berhenti yaa!
Legato Bluesummers
Keren! 😍
°·`.Elliot.'·°
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!