NovelToon NovelToon
Ketika Takdir Kembali Memilih

Ketika Takdir Kembali Memilih

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Nikahmuda / Single Mom / Wanita Karir
Popularitas:6.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosee_

Novel Ketiga

Berdasarkan survei, sedia tisu sebelum membaca😌

--------
Mencintai, lalu melepaskan. Terkadang cinta itu menyakiti, namun membawa kebahagiaan lain di satu sisi. Takdir membawa Diandra Selena melalui semuanya. Merelakan, kemudian meninggalkan.

Namun, senyum menyakitkan selalu berusaha disembunyikan ketika gadis kecil yang menjadi kekuatannya bertahan bertanya," Mama ... apa papa mencintaiku?"

"Tentu saja, tapi papa sudah bahagia."

Diandra terpaksa membawa kedua anaknya demi kebahagiaan lainnya, memisahkan mereka dari sosok papa yang bahkan tidak mengetahui keberadaan mereka.

Ketika keegoisan dan ego ikut andil di dalamnya, melibatkan kedua makhluk kecil tak berdosa. Mampukah takdir memilih kembali dan menyatukan apa yang telah terpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyesalan yang Terlambat

"Nico ... baru pulang?"

Sudah sejak tadi Mita sudah menunggu kedatangan putranya. Sekarang, malam begitu larut dan Nico baru kembali.

"Nico!" Mita berusaha mengikuti Nico yang mengabaikannya.

"Nico, stop!" teriak Mita, benar-benar menghentikan langkah kaki Nico.

Pria itu berbalik, menatap datar wajah ibunya yang sudah tak muda lagi. Terlibat wajah itu sedikit berkerut kelelahan dan termakan usia.

"Ada apa?" datarnya.

"Roby bilang hari ini tidak begitu sibuk, lalu kenapa pulang larut?"

Sudah kebiasaan Nico pulang larut malam. Sibuk atau tidaknya, ia tetap akan begitu. Mita merasa terabaikan. Ia seolah bisa melihat jarak yang dibuat Nico untuknya. Putranya yang penurut sudah berubah. Ia tak lagi mengenali Nico seperti dulu.

"Aku sudah dewasa, Mam. Lagipula aku sibuk," jawabnya tidak peduli, meninggalkan ibunya begitu saja menuju kamar.

"Nico!" Lagi - lagi, panggilan itu hanya diabaikan olehnya. Air mata Mita merebak keluar, ia menyandarkan diri di tembok besar itu. Meratap.

Waktu berjalan begitu cepat, mengubah banyak orang disekitarnya, termasuk putranya sendiri. Seandainya jika ia bisa, ia ingin memutar waktu kembali ke masa lalu agar penyesalan ini tak pernah ada.

"Kami menginginkan pewaris dari wanita yang pantas, bukan gadis seperti dirimu! Bahkan jika bayi itu laki-laki, dia tetap anak yang terlahir dari rahim gadis murahan, tidak pantas menyandang nama Abraham!" Mita menekan setiap kata-katanya di depan gadis yang bahkan tidak pernah melawan dirinya.

"Anda benar, Nyonya. Anak ini akan tetap menjadi anakku, dengan atau tanpa nama Abraham dibelakangnya. Saya berjanji atas Tuhanku dan darahku, kedepannya tidak akan ada yang menyebut anakku sebagai cucumu, bahkan anakku kelak tak akan berani memanggilmu Oma." Untuk pertama kalinya, Mita mendengar gadis itu membela diri. Dan pada saat itu juga Mita merasa perasaan lain dalam hatinya mencoba memberontak.

Saat itu hanya dirinya yang mengetahui berita besar ini. Mengetahui jika gadis remaja yang baru menginjak 18 tahun itu mengandung anak dari putranya. Namun, ego nya begitu tinggi. Yang ia inginkan hanya menantu dari keluarga terpandang yang selaras dengan mereka.

Sedangkan Diandra, hanya gadis tanpa keluarga yang tak jelas asal-usulnya. Ia menganggap jika Dian hanya gadis murahan yang menginginkan pangkat dan kekayaan hingga menjebak putranya dengan permainannya.

Andai Mita mau mencoba menerima, satu kali saja Mita mau melihat mata bening itu memancarkan ketulusan, maka hal seperti ini takkan pernah terjadi. Mita sudah dibutakan dengan kekuasaan.

Saat penyesalan itu datang, ia mencoba memperbaiki. Namun, saat kebenaran sampai pada telinga putranya, pria itu murka. Tapi sayangnya semua sudah terlambat, gadis itu dan calon anaknya menghilang bak ditelan bumi.

.......

...--- o0o ---...

.......

Flashback ....

"Kalian resmi bercerai."

Saat keputusan akhir terdengar, saat itulah senyum kemenangan terpatri pada beberapa orang. Mita dan wanita berparas cantik disebelahnya saling berpelukan melepas lega.

Nico sendiri tak mengerti dengan dirinya. Bukankah seharusnya ia senang? Kenapa melihat wajah pucat itu Nico menjadi ragu? Diandra tak bergeming, ia hanya menatap lurus ke depan.

Hari ini keduanya resmi bercerai. Hubungan mereka bukan lagi suami istri, melainkan dua orang yang telah memutuskan untuk berpisah. Meski begitu, Nico tetap bertanggung jawab dengan memberikan hak gadis itu seperti perjanjian awal. Setidaknya ia tenang, Dian tetap bisa hidup dengan baik tanpanya.

"Dian ..." Nico menyentuh pundak gadis itu. Dian tersentak kaget dan langsung menoleh. "Ya?" jawabnya.

"Kau baik-baik saja?" Pria itu hendak menyentuh dahi Dian, namun segera ditepis oleh sang empu.

Nico memperhatikan kondisi Dian yang tidak seperti biasanya belakang ini. Wajahnya pucat, seperti kekurangan tenaga. Apa gadis itu sakit?

"Aku baik-baik saja." Dian tersenyum.

Nico tak dapat mempercayainya. Selama 6 bulan hidup bersama, ia sedikit tahu sifat gadis ini. "Aku akan menemanimu ke rumah sakit," putusnya.

"Tidak!" Dian sontak berdiri, menahan pergerakan pria itu. Nico bisa melihat kepanikan di wajah cantik itu.

"Terserah kau saja." Nico sedikit kesal dengan sikap keras kepalanya.

Saat hendak pergi, Dian menahan tangannya. Hanya sebentar, gadis itu melepasnya kembali. "Nic ... temani aku makan sebentar, bisakah?" tanya Dian ragu-ragu.

Nico mengangguk. "Ayo."

-

-

Nico terus memperhatikan Diandra yang makan dengan lahapnya. Belakang ini juga Dian makan sangat sedikit, terkadang memuntahkan kembali makanannya. Tadi bukanlah pertama kalinya Nico ingin membawanya ke dokter, sudah sering ingin ia lakukan, namun Dian selalu menolak dan berkata baik-baik saja.

"Teruslah seperti ini nanti. Kau sangat kurus. Makan dan rawat dirimu dengan baik." Mengelus kepala gadis itu. Dian menghentikan suapan tangannya. Ia terdiam menatapnya. Nico tidak tahu apa yang gadis ini pikirkan.

"Nic ...."

"Ya?"

"Kau akan bahagia setelah ini, kan?" Dian menatap Nico dalam.

"Tentu saja."

"Baguslah. Semoga kau bahagia. Kami akan mendoakanmu dari jauh."

.......

...--- o0o ---...

... ....

Nico menatap nanar sebuah benda kecil yang menampakkan gambar hitam putih yang selalu ia simpan dan lihat. Disana terdapat sesuatu berwujud sangat kecil berbentuk layaknya kacang. Tidak hanya satu, tapi dua.

Dulu ia tak mengerti maksud kata 'kami' yang diucapkan Diandra. Ia pun tak menyadari tingkah laku serta kebiasaan barunya. Hormon kehamilan pasti mengganggu gadis itu, tapi ia bahkan tak ada disana!

Diandra hanya berjuang sendirian.

Hanya gambar itu yang menjadi semangatnya kala ia mulai lelah dengan keadaan. Ia tak ingin menyerah, mereka harus ditemukan. Bukan hanya kedua makhluk kecil itu, tapi juga gadis yang selama ini ia perhatikan.

Memang benar, kita baru akan merasakan kehilangan setelah orang itu pergi. Keberadaannya dulu ia anggap tak begitu penting, tapi setelah pergi, ia sadar jika hidupnya telah bergantung pada gadis itu.

Ia berdiri, membuka laci nakas, lalu mengambil sebuah figura kecil yang selalu ia rawat bersama gambar kecil itu. Ada wajah manis yang paling ia rindukan sedang tersenyum disana. Ia peluk kedua benda itu seraya berbaring memejamkan mata, seolah mereka ada disana, dipelukannya.

"Nic ... bagaimana jika aku hamil?"

"Tidak akan, itu kecelakaan. Hanya sekali tak mungkin membuatmu hamil."

"Seandainya iya?"

"Aku akan merawatnya dengan baik bersama Melly."

Air mata Nico mengalir keluar seiring munculnya ingatan masa lalu. Betapa bodohnya ia tak menyadari wajah sendu yang selalu tersembunyi dibalik senyumannya. Gadis itu pasti kesakitan setiap kali menahan hatinya. Berpura-pura bahagia itu menyiksa diri sendiri.

Padahal takdir telah memilihkannya wanita terbaik, namun ia dengan bodohnya melepas dengan sukarela.

Maafkan aku, Dian. Maafkan Papa, Nak.

Hanya tangis penyesalan yang bisa ia tumpahkan setiap malamnya. Betapa ia menderita dengan kesalahannya sendiri. Jika takdir bersedia, ia rela memohon dan bersujud agar takdir itu memilih Diandra kembali menjadi takdirnya.

Aku mencintaimu ... Diandra Selena.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Liz Ayu
memang benar jika dari kecil diajarkan berfikiran terbuka dan menerima apa adanya nantinya akan jadi orang yang bijaksana
Roka Ayah
semoga sukses
Firma
keren.....
Nismawati
Luar biasa
CikCintania
nikmati saja penyesalan mu Nico🤭🤭
sang penikmat
Luar biasa
Pur Wanti
karya mu bagus tetap semangat aku suka
Kusii Yaati
benar Thor ini kan dunia novel di mana semua terserah author mau nulis apa!yg penting masih bisa di pahami ceritanya, yg penting hati author seneng dan bebas berkarya 😊
Arkha Juna
Cerita terlalu berbelit" terlalu banyak drama
Arkha Juna
aku lompat aja part y
Nanik Lestyawati
keren
Arfanacaina_w
cerita kakak selaku bagus
pipi gemoy
👍🏼👏🏼🙏🏼☕
pipi gemoy
mampir Thor
Mr.VANO
bagus cerita novelmu thor
Mr.VANO
ini cerita awal petaka terjadi
Mr.VANO
baru bab pertama sdh menarik
Mazree Gati
tak membaca flasback
Inyhhlstryyy
Ngapain Bella ada di sini? nanti di cariin sama Alex loh pulang Belle pulang/Curse//Curse/
Inyhhlstryyy
Kalau boleh tau umur Nico brp Thor?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!