NovelToon NovelToon
Jalanan Sang Ratu

Jalanan Sang Ratu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Balas Dendam / Gangster
Popularitas:934
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

Dia seorang wanita yang begitu dihormati dalam jalanan bebas harga diri. Dia bisa menjadi wanita yang begitu unik dengan tertawa gila nya. Ia juga Menjalankan tugas dengan berat.

Ini kisah dari Chandrea. Wanita licik dari tempat yang jauh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31

Esoknya, Alexa berjalan-jalan di kota, sepertinya ingin menemui seseorang. Ia lalu masuk ke sebuah ruko kedai bunga milik seorang wanita yang saat ini terlihat sedang menata bunga di sana.

"Pagi, Mixa," sapa Alexa yang baru masuk. Wanita yang dipanggil Mixa itu pun menoleh.

"Alexa~ sudah lama kau tidak kemari," ucapnya sambil langsung beranjak memeluk Alexa.

"Apa kau sibuk?" tanya Alexa.

"Yah... Aku agak sibuk di sini," jawab Mixa.

"Kalau begitu, biarkan aku membantu," tawar Alexa.

"Apa kau tidak mencari mobil mogok lain?"

"Tidak, aku sudah bekerja di workshop."

"Benarkah? Lalu kau tidak masuk ke sana?"

"Hari ini sedang libur. Ngomong-ngomong, apa kau tidak terkena masalah selama aku tidak di sini? Kau baik-baik saja, kan?" tanya Alexa dengan nada khawatir.

"Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah mencemaskan aku," balas Mixa.

Namun, tiba-tiba kaca kedai itu pecah dari luar, membuat mereka berdua terkejut.

"Hoi! Berikan kami uang! Jika tidak, kami akan hancurkan kedai ini!" teriak tiga orang preman yang masuk begitu saja ke kedai bunga. Mixa terlihat ketakutan. Alexa lalu menatap Mixa.

"Kenapa kau tidak bilang padaku soal ini?" tanyanya.

"Maafkan aku... Mereka terus saja meminta uang padaku. Lebih baik kita pergi, Alexa, sebelum mereka menyakiti kita," balas Mixa dengan gemetar ketakutan.

Alexa melirik ke tiga preman itu.

"Hoi! Apa lihat-lihat? Cepat berikan uangnya! Ini sudah jatah hari ini."

"Hei, bro... Sepertinya cewek itu seksi juga."

"Oh, kau benar... Dia sangat seksi," mereka mulai membicarakan Alexa.

"Alexa, ayo pergi saja!" desak Mixa.

"Hei, seksi! Kemarilah dan ikut kami mojok. Dengan begitu, kau tak perlu membayar untuk kami... Hahaha," ejek mereka sambil menatap Alexa.

"Alexa, kenapa kau diam? Ayo lari!" Mixa terus memegang tangan Alexa, mengajaknya melarikan diri. Namun, Alexa tetap terdiam sambil mengambil sesuatu dari saku celananya.

"Itulah sebabnya aku ada di sini," ujar Alexa sambil mengeluarkan dua gulungan kain dan melilitkannya di tangannya seperti sarung tinju. Melihat itu, tiga preman itu tampak bingung.

"Apa yang kalian lihat? Cepat maju dan tangkap aku jika kalian memang bisa," tantang Alexa.

"Huh! Cewek ini benar-benar meremehkan kita. Cepat tangkap dan serang dia!" salah satu preman berteriak. Mereka pun menyerang bersamaan.

Namun, tak disangka, Alexa mampu menghindari serangan mereka dan membalas dengan pukulan ke tubuh mereka, membuat ketiganya tumbang. "Aduh... Cewek ini... Apa dia seorang petarung boxing?" pikir salah satu preman yang terkapar sambil kesakitan.

Mereka bahkan tidak mampu melarikan diri dari aksi smackdown Alexa yang begitu mematikan. "Awas saja, kau! Nanti kami akan membalasmu!" Mereka melontarkan ancaman sambil melarikan diri seperti pecundang setelah merasakan pukulan Alexa.

Setelah itu, Alexa melepaskan kain dari tangannya. "Alexa~" Mixa mendekatinya dan memeluknya dengan terkesan. "Kau benar-benar hebat..."

"Lain kali, jika mereka datang lagi, kau seharusnya menghubungi aku," ucap Alexa dengan nada dingin.

"Ya, ya... Terima kasih. Kamu benar-benar pahlawanku. Ngomong-ngomong, kenapa kamu di sini?" tanya Mixa.

"Hanya memastikan kau baik-baik saja. Karena sudah aman, aku akan pergi," ujar Alexa, lalu berjalan pergi meninggalkan Mixa yang masih terdiam di tempat.

"Um... Sepertinya aku harus mengganti kaca kedai lagi. Tapi aku bersyukur Alexa datang membantu tadi. Jika dia tidak datang, aku mungkin tak akan selamat... lagi," pikir Mixa sambil memperhatikan Alexa yang menjauh.

Sementara itu, di rumah Alexa, Jangmi membuka mata dan bangun kesiangan. Seketika ia duduk dengan rambut berantakan.

"Sial, kenapa aku kesiangan? Oh benar, kasurnya tidak nyaman...." Ia menatap Chandrea yang tertidur di sampingnya. Mereka memang tidur bersama.

"Ugh, kepalaku sakit... Chandrea, bangun... Kita benar-benar kesiangan. Dan di mana Alexa?" Ia juga melihat sekeliling mencari Alexa.

Lalu Chandrea bangun dan menguap. "Hoam.... ehehemmm... Sepertinya kita harus terbiasa di rumah ini, ya..."

"Tidakkah kau merasa kasihan padanya...? Kau harus membantunya. Kenapa saat kalian bertemu, kau tidak membantunya?" Tatap Jangmi dengan khawatir. Di saat itu juga, wajah Chandrea tampak kecewa meskipun masih tersenyum.

"Kau tahu, aku bertemu Alexa ketika aku diundang ke salah satu acara. Dia menunjukkan kemampuannya dengan sangat baik, melawan musuh dengan hebat, bahkan aku tidak bisa menutup mataku saat melihatnya. Tapi dia kalah dan merenung di jalanan untuk melarikan diri. Dari sana aku bertemu dengannya... Hanya dia yang menerima sikapku dengan baik, meskipun dia terlihat sangat datar. Alexa adalah wanita berharga, dan banyak orang mengincarnya, bahkan ingin mendekatinya hanya untuk memanfaatkannya..."

"Tunggu, apa pekerjaannya memang seperti itu?"

"Dia seorang wanita di atas ring..."

Seketika Jangmi terkejut. "Yang mengangkat papan angka itu?"

"Ehehemmm... Bukan, dia yang bertarung..." kata Chandrea, membuat Jangmi semakin terkejut.

"Perasaanku ketika bertemu dengannya di jalanan... Dia menolongku. Saat itu motorku mogok di tengah jalan antah berantah, dan entah mengapa ada wanita itu yang datang dan menawarkan untuk memperbaiki motor. Dari sana mungkin kupikir dia hanya seorang montir, tapi rupanya dia seorang petarung yang hebat..." kata Jangmi dengan masih tidak mengerti.

--

"Mungkin aku harus menyimpan tenagaku dulu... Di sini terlalu dingin untukku," Alexa berjalan sambil melihat ke atas langit. Dia masih saja memakai baju itu.

Kebetulan, ketika dia melihat ke pinggir jalan, ada seorang wanita paruh baya yang tampaknya kesusahan menghadapi bagasi mobilnya. "Haduh, kenapa bisa begini? Aku benar-benar tidak mengerti... Padahal sebelumnya terlihat mudah dibuka..."

Alexa tertarik untuk mendekat. "Apa kau mengalami masalah, Nyonya?" Tatapannya membuat wanita paruh baya itu menoleh.

"Oh, aku kesusahan membuka bagasi. Bagasi ini tak bisa dibuka," jawab wanita itu.

"Di mana orang yang punya mobil? Tidak mungkin dia yang mengendarai mobil ini," pikir Alexa sambil menatap wanita itu.

"Anakku sedang pergi sebentar. Hanya saja, aku butuh membuka bagasi ini untuk meletakkan barang," balas wanita itu.

"Boleh aku lihat?" Alexa memegang pintu mobil dan membukanya. Dia memeriksa bagian tempat tombol kunci bagasi berada. Rupanya tombol itu dalam mode terkunci. Setelah membukanya, bagasi itu langsung terbuka.

"Wah, terima kasih banyak!" Wanita itu menatap senang.

Namun kebetulan, di saat itu, ada seorang lelaki datang. "Ibu, sudah kubilang untuk menunggu..." katanya, tapi dia terkejut melihat Alexa. "Hei, kau mau apa dengan ibuku?" Lelaki itu malah menuduh Alexa bersikap buruk, membuat Alexa terdiam bingung.

Mendadak, ibunya memukul bahunya. "Dasar kamu, dia menolongku! Bersikaplah baik!"

"Ah, iya... iya... Maafkan aku ya," kata lelaki itu sambil menatap Alexa.

Saat itu juga Alexa merasakan ikatan antara ibu dan anak di sana. "Memiliki ibu di usia dewasa... Tentu saja itu sangat bagus... Tidak apa-apa, aku pergi dulu." Alexa berjalan pergi melewati mereka, lalu masuk ke gang karena itu adalah jalannya untuk kembali ke tempatnya.

Di dalam gang itu sepi, gelap, dan kotor. "Aku tadi memutuskan ke bagian kota untuk berjalan-jalan saja, tapi tak disangka, ketika melewati tempat ini lagi, rasa kotor itu muncul... Sebuah tempat yang berbeda memang tak bisa menyatukan sebuah kebenarannya..." pikirnya sambil tetap waspada, melirik ke sekitar.

Tiba-tiba, ada suara langkah mengikuti dari belakang. Alexa yang waspada menoleh, tapi tak ada siapa-siapa. Rupanya orang itu mendekat dari belakang. Salah satu dari mereka membawa tongkat dan seketika memukul bagian bawah leher Alexa.

"Sialan..." Dia terkejut dan lemas, jatuh tak sadarkan diri. Samar-samar terlihat tiga orang. "Dasar, pelacur ini mencoba bersikap arogan hanya karena menghabisi kita tadi. Kita lihat saja bagaimana kita menghabisinya..."

Sementara itu, Jake pergi ke sebuah gudang gelap, suram, dan menyeramkan yang dijaga oleh dua orang.

"Di mana Bein?" tanya Jake pada mereka.

"Dia menunggu di dalam," jawab salah satu dari mereka. Jake masuk ke pintu gudang itu. Terlihat di sana ada pria yang tengah duduk di kursi menghadapnya.

"Di sini kau rupanya, Jake," kata pria itu. Dia adalah Bein, seorang peringkat tinggi di MERCIFUL. Nama ini sudah terkenal di kalangan mereka; tak ada yang bisa meragukannya.

"Pria kami di sana bisa menjadi gang lain yang memeriksa kami... atau mungkin beberapa politisi besar. Seseorang utama, itu pasti," kata Bein sambil menatapnya penuh antusias.

"Baiklah. Aku rasa kita akan segera mengetahui cara membersihkan gang Rusia ini. Mereka pasti memberi kita reputasi yang baik," balas Jake sambil berdiri agak jauh darinya.

"Yeah, kami membuat teman yang kaya. Dan... apa permainan itu? Kau datang dengan beberapa rencana baik, Jake. Aku juga sudah melakukan apa yang kau minta..."

"Tentu, mengapa tidak."

"Kalau begitu, dapatkan yang itu, dan... lihatlah ke sana." Bein menunjuk sesuatu. Terlihat seorang pria paruh baya terikat terbalik dengan mulut tertutup, tergantung tak berdaya di sana.

"Apa kau menghubungiku sejauh ini hanya untuk menunjukkan itu?" tanya Jake sambil menoleh.

"Itulah bagaimana perang gang dimulai, dengan orang-orang seperti ini mengatur hal-hal yang bahkan tak berguna," kata Bein lagi.

Jake melangkah mendekati pria itu. "Aku pikir aku sudah memberitahumu, tidak ada bisnis yang lucu," katanya. Pria yang tergantung itu tampak sangat ketakutan.

"Mendapat sesuatu yang tiba-tiba untuk pembuatmu, huh? Kau benar-benar payah dalam mempertahankan keamanan kriminalitasmu," kata Jake dengan serius.

"J... Jake... Bisa kau lepaskan aku hari ini saja? Aku juga sudah berusaha melunasi utang..." pria itu mencoba memohon. Dia tampaknya mengenal nama orang yang ada di hadapannya.

"Kau adalah pria yang memberikan uangmu pada orang lain, bukan?" Jake menatapnya tajam.

"Tidak... Aku tidak melakukannya! Aku sudah menyimpan uang itu untuk melunasi utang!"

"Jadi begitu, huh? Tapi aku tak pernah mendengarkan perkataanmu ini. Lebih baik langsung temui pembuatmu. Jika kau tak mampu membayar, maka kau harus bayar dengan nyawamu," kata Jake sambil berjalan tenang menjauh.

Seketika sebuah truk kontainer melaju cepat ke arah pria yang tergantung itu.

"Ti... tidak... Jangan!!" Pria itu berteriak, tapi truk itu tampaknya sudah menabraknya di tempat.

1
Tara
smoga sampai tamat ya kak🤔👍
Khara-Chikara: makasih ya kak 😇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!