NovelToon NovelToon
GrayDarkness

GrayDarkness

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Romansa
Popularitas:848
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Gray adalah seorang anak yang telah kehilangan segalanya karena Organisasi jahat yang bernama Shadow Syndicate dia bahkan dijadikan Subjek Eksperimen yang mengerikan, namun dalam perjalanannya untuk menghentikan Organisasi tersebut, ia menemukan teman yang mengalami nasib sama sepertinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

006 - Neraka (2)

Matahari pagi menyinari ruangan pelatihan yang suram, menerobos celah-celah dinding batu yang kotor. Anak-anak, tubuh mereka masih terasa nyeri dari latihan kemarin, terduduk lesu. Jordan masuk, jubah hitamnya berkibar sedikit di udara yang pengap. Senyum licik terpatri di wajahnya, sebuah pertanda yang membuat bulu kuduk Gray merinding.

"Anak-anakku yang malang,"

Jordan memulai, suaranya berdengung seperti bisikan ular,

"Kalian telah melewati ujian ketahanan fisik. Sekarang, waktunya untuk menguji kekuatan batin kalian."

Ia menjentikkan jarinya, dan sekelompok monster kecil, seperti kalajengking beracun namun jauh lebih kecil, bermunculan dari lantai berdebu.

"Ini adalah Ujian Kelangsungan Hidup,"

Jordan menjelaskan, suaranya berubah lebih keras,

"Kalian akan dikirim ke abyss. Kalian harus bertahan hidup selama tiga puluh hari. Siapapun yang gagal akan... menjadi makanan bagi monster-monster ini."

Ia menunjuk kalajengking-kalajengking itu dengan ekspresi kejam.

"Hanya yang terkuat yang akan kembali."

Ketakutan jelas terlihat di wajah anak-anak. Namun, di balik rasa takut itu, ada percikan tekad, api kebencian yang membara dari minggu-minggu pelatihan kejam. Gray merasakannya; ini bukan hanya soal bertahan hidup, tetapi juga kesempatan untuk melarikan diri, untuk membalaskan dendam. Jazul, dengan ekspresi tenang namun penuh tekad, mengangguk ke arah Gray. Mereka harus bekerja sama.

Jordan menghela napas panjang, lalu melanjutkan,

"Peraturan sederhana kalian akan diteleportasi secara terpisah, akan ada banyak anak-anak dari cabang lainnya, kemungkinan kalian akan menemukan orang asing. Jadi tidak ada bantuan dari siapapun. Kalian sendiri. Keberhasilan kalian tergantung pada kemampuan kalian untuk bertahan hidup, menggunakan kecerdasan, dan… mungkin sedikit keberuntungan."

Ia melemparkan sebuah kantung kecil kulit kepada setiap anak.

"Di dalamnya, kalian akan menemukan sedikit persediaan. Gunakanlah dengan bijak."

Tanpa menunggu lebih lama, Jordan membuka portal ungu gelap. Angin panas dan berbau busuk menyapu ruangan, membawa aroma korupsi beracun yang mematikan. Anak-anak berdiri, tubuh mereka gemetar, namun mata mereka berkobar dengan api tekad dan kebencian. Gray, siap menghadapi tantangan. Petualangan baru, penuh bahaya dan kemungkinan, menanti mereka di neraka.

Sesuatu yang dingin dan basah menyentuh kulit Gray saat ia mendarat dengan keras. Dunia berputar-putar di kepalanya, pandangannya yang masih kabur perlahan-lahan fokus. Kegelapan pekat menyelimuti sekitarnya, jauh berbeda dari cahaya redup kompleks laboratorium. Bau busuk menusuk hidungnya, campuran aroma tanah lembap, pembusukan, dan sesuatu yang jauh lebih mengerikan; aura korupsi yang kuat, menjijikkan dan mengancam. Udara terasa berat, menekan dadanya, seakan-akan sesuatu yang jahat tengah mencoba meremukkan paru-parunya.

Ia mencoba berdiri, tangannya menyentuh tanah yang basah dan lengket. Bau itu semakin kuat, menimbulkan rasa mual. Di mana dia? Portal itu telah membawanya ke tempat yang sangat berbeda dari yang dibayangkan.

Dengan susah payah, Gray berdiri tegak. Kegelapan membuatnya sulit untuk melihat, namun ia bisa merasakan kehadiran sesuatu yang lain di sekitarnya. Suara-suara samar, seperti desisan dan geraman rendah, menggema di kegelapan. Ia meraih kantung kecil yang diberikan Jordan, meraba-raba isinya dalam kegelapan. Sedikit air, sepotong roti kering yang keras, dan beberapa batu tajam. Tidak banyak, tetapi mungkin cukup untuk bertahan hidup sementara.

Tiba-tiba, suara Sol memecah kesunyian.

"Gray?"

panggilnya, suaranya terdengar lemah dan takut.

"Aku ada di sini,"

Jawab Gray, suaranya bergema di ruang gelap. Ia berusaha mencari sumber suara, meraba-raba di sekitarnya. Di kejauhan, ia melihat titik cahaya kecil yang samar, seperti kunang-kunang di tengah malam yang pekat. Arah cahaya itu, tampaknya, berasal dari arah suara Sol.

"Kita harus tetap bersama,"

Seru Gray, suaranya sedikit bergetar karena ketakutan.

Langkahnya berat, hati kecilnya berdebar kencang. Perjalanan di tempat yang tidak dikenal, dikelilingi kegelapan dan aroma busuk yang mencekam, baru saja dimulai. Ia harus menemukan Sol, dan kemudian, bersama teman-temannya, mereka harus menemukan cara untuk keluar dari tempat neraka ini.

Kegelapan masih menyelimuti Gray. Ia melangkah maju, hati berdebar-debar, mengikuti titik cahaya samar yang tadi dilihatnya. Namun, semakin ia mendekat, titik cahaya itu semakin redup, hingga akhirnya hilang sama sekali. Kecemasan mulai menggerogoti hatinya.

'Sol... di mana Sol? Suara tadi... hanya ilusi.'

Pikiran itu menusuknya seperti belati. Ia menyadari betapa mudahnya seseorang tertipu dalam kegelapan yang mencekam ini.

Dengan langkah hati-hati, ia berjalan lebih jauh, tangannya meraba dinding yang dingin dan lembap. Ruangan itu ternyata lebih besar dari yang terlihat awalnya. Bau busuk semakin menyengat, dan suara-suara geraman serta desisan terdengar lebih jelas sekarang. Bayangan-bayangan aneh berkelebat di sudut matanya, membuatnya terus waspada. Ia menemukan sebuah lorong sempit, dan dengan ragu-ragu, ia memasukinya.

Lorong itu sempit dan berkelok-kelok, membuat langkahnya sulit. Di beberapa titik, ia harus merangkak untuk bisa lewat. Kegelapan terasa semakin pekat di sini, membuat setiap langkah terasa seperti petualangan ke dalam jurang yang tak berujung. Sekali waktu, ia mendengar suara tawa kecil, seperti tawa anak-anak, tetapi ketika ia mencoba mengikuti suara itu, ia hanya menemukan keheningan kembali.

Akhirnya, lorong itu berakhir di sebuah ruang yang lebih besar. Bau busuk di sini bahkan lebih menyengat dari sebelumnya. Gray merasakan kedinginan yang menusuk tulang, bukan hanya dari suhu, tetapi juga dari aura jahat yang terasa begitu nyata. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha mengumpulkan keberanian. Di tengah kegelapan, ia bisa melihat beberapa bentuk samar, seperti bayangan manusia. Apakah mereka Jazul dan yang lainnya? Atau... sesuatu yang lain? Pikiran itu membuatnya berhenti sejenak, merenungkan langkah selanjutnya. Perlahan, ia mulai berjalan, mendekati bayangan-bayangan itu. Ketegangan membuncah di dadanya. Ia harus menemukan mereka, meskipun ia takut akan apa yang mungkin ia temukan.

Dengan hati berdebar kencang, Gray mendekati bayangan-bayangan itu. Langkahnya perlahan, setiap gerakan diiringi kewaspadaan tinggi. Semakin dekat, bentuk bayangan itu mulai terlihat jelas. Bukan Jazul dan teman-temannya. Itu adalah monster. Makhluk mengerikan dengan tubuh seperti manusia namun jauh lebih besar, kulitnya berwarna hijau keabu-abuan, penuh dengan bisul dan luka menganga. Gigi-giginya tajam dan panjang, menonjol dari mulut yang terbuka lebar, memperlihatkan lidah yang menjijikkan. Mata merah menyala penuh kebencian menatapnya.

Sebelum Gray sempat bereaksi, salah satu monster itu melompat. Gerakannya cepat dan tak terduga. Gray merasakan hembusan angin dingin saat monster itu hampir menyerangnya. Ia berhasil menghindar dengan refleks cepat yang diasah selama pelatihan brutal bersama Jordan, namun cakar tajam monster itu masih mengenai lengannya, meninggalkan goresan kecil namun dalam. Rasa panas dan menusuk langsung menyergapnya. Darah segar mengalir dari luka tersebut. Bau amis darah bercampur dengan bau busuk ruangan itu menjadi semakin mengerikan. Monster itu meraung marah, gagal mendapatkan mangsanya.

Monster-monster lain mulai bergerak, bangun dari tidurnya. Gray menyadari ia telah terperangkap. Ia harus bertindak cepat. Dengan napas terengah-engah, ia mundur beberapa langkah, mencari celah untuk melarikan diri. Namun, jalan keluar terhalang oleh monster-monster mengerikan itu. Situasinya sangat genting. Ia melirik luka di lengannya, menyadari bahwa racun mungkin telah meresap. Ini bukan hanya pertarungan untuk bertahan hidup, tetapi juga pertarungan melawan waktu.

Di tengah keputusasaan, sebuah suara samar terdengar dari balik bayangan.

"Gray... hati-hati..."

Suara itu terdengar lemah dan penuh ketakutan. Siapa itu? Apakah Jazul? Sol? Ataukah jebakan lain? Gray tidak tahu. Tetapi satu hal yang pasti: ia harus menemukan sumber suara itu, dan semoga, menemukan jalan keluar dari situasi yang mematikan ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!