NovelToon NovelToon
Become Mafia'S Wife

Become Mafia'S Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Salvador

Dena baru saja selesai menamatkan novel romance yang menurutnya memiliki alur yang menarik.

Menceritakan perjalanan cinta Ragas dan Viena yang penuh rintangan, dan mendapatkan gangguan kecil dari rival Ragas yang bernama Ghariel.

Sebenarnya Dena cukup kasihan dengan antagonist itu, Ghariel seorang bos mafia besar, namun tumbuh tanpa peran orang tua dan latar belakang kelam, khas antagonist pada umumnya. Tapi, karena perannya jahat, Dena jelas mendukung pasangan pemeran utama.

Tapi, apa jadinya jika Dena mengetahui sekelam apa kehidupan yang dimiliki Ghariel?

Karena saat terbangun di pagi hari, ia malah berada di tubuh wanita cantik yang telah memiliki anak dan suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 : Masalah Ghariel

...****************...

Harusnya hari ini Araya bersiap menjemput Ghariel pulang sekolah seperti biasanya. Tapi Bastian memberi kabar jika Ghariel terlibat perkelahian dengan teman sekolahnya.

Dan di sinilah Araya sekarang, menuju ruang konseling siswa di sekolah putranya. Ia bersama Bastian yang biasanya menjadi wali Ghariel perihal urusan di sekolah.

Saat Araya masuk ke ruangan bk itu, Ghariel yang pertama melihatnya terkejut.

“Mama,” gumamnya.

“Orang tua Ghariel bu?”

Araya menjawab pertanyaan guru bk itu dengan anggukan.

“Silahkan duduk, bu.” Ujarnya lagi.

Araya segera menghampiri putranya. Ada Viena juga di ruangan ini dan seorang anak laki-laki lain beserta wanita dewasa yang Araya yakini adalah ibunya.

“Ohh.. jadi ini ibunya?”

“Kenapa ya, bu?” Tanya balik Araya pada wanita yang juga duduk di ruangan itu.

“Heh! Anak Anda tidak di ajari sopan santun ya? Berani sekali dia nonjok anak saya yang kakak kelas dia.” Protes wanita itu di depan wajah Araya.

Araya menatapnya tak suka, ia beralih menatap putranya, “betul, Ghariel?” Tanyanya.

Ghariel yang sedari tadi diam mengangguk. Sebenarnya ia benar-benar takut saat ini, ia membuat ibunya kemari karena membuat masalah.

“Alasannya?” Tanya Araya lagi.

“Dia malak Viena, Ma.” Jawab Ghariel. Araya menatap Viena yang berdiri di sebelah Ghariel, gadis kecil itu mengangguk mengiyakan.

“BERANINYA KAMU!” Wanita itu terlihat tak terima dan mendekati Ghariel.

Saat tangannya hendak melayang pada Ghariel, dengan cepat Bastian segera menahannya.

“Ibu ini tuli, ya? Udah jelas anak ibuk malak murid lain,” jelas Araya.

“Anak saya gak mungkin kayak gitu! Uang jajannya cukup, bukan kekurangan kayak kalian. Anak Anda hanya mengada-ngada!” Protes wanita itu lagi.

Araya mengumpat dalam hati, ibu-ibu ini mengatainya miskin?! Tidak tahu saja ia bagaimana Araya mempergunakan uang suaminya dari bawah sampai ujung rambutnya.

“Saya bisa laporin kamu ke suami saya!” Ancam wanita tersebut.

“Lantas?”

“Anda harusnya minta maaf dengan anak saya yang korban di sini! Kalau anak ibu tidak meminta maaf, maka dia akan habis sama suami saya!”

Araya memutar bola matanya malas, “Siapa sih suami Anda? Saya bisa beli harga dirinya.”

“Kamu!” Wanita itu terlihat marah akan ucapan Araya. Tangannya naik dengan cepat menyambar wajah mulus itu.

Plak!

Sialan! Batin Araya marah mengusap pipinya.

Bastian dengan segera menarik wanita itu menjauh, sialnya ia terlanjur kecolongan.

“Lepas! Kalian gak tau ya suami saya itu pejabat terkenal!”

“Ibu-ibu tolong tenang! Jangan malah membuat keributan seperti anak-anak, kita selesaikan masalah anak-anak ini dengan kepala dingin.” Ujar guru bk itu menengahi.

Bastian terlihat membisikkan sesuatu pada Nyonya-nya, tapi Araya segera menggeleng. Bastian bisa saja menyelesaikan masalah ini dengan menyuap sekolah ini agar cepat selesai. Tapi Araya tak ingin, ini masalah harga diri.

Yang dilakukan putranya sudah benar karena melindungi temannya. Bagi Araya, perbuatan Ghariel itu sudah menunjukkan ia gentle sejak dini. Betapa bangganya Araya pada putranya itu.

Kedatangan seorang laki-laki sebagai wali murid membuat Araya cukup terkejut. Ia lupa jika Viena juga terlibat, sehingga kehadiran Romeo di sini tidak perlu dipertanyakan.

Setelah para wali murid hadir, guru bk itu mempertanyakan pada para anak-anak bagaimana kronologi kejadiannya. Viena menjelaskan jika ia memang sering di ganggu kakak kelasnya ini, namanya Arash. Lalu Arash juga memalaknya tadi.

Ghariel dan Arash terlibat perkelahian setelah itu. Awalnya Arash menyangkal, tapi usulan Romeo untuk melihat cctv di lorong sekolah di setujui guru bk. Sehingga Arash dinyatakan benar-benar bersalah.

“Sekarang ibu harap kalian semua saling bermaaf-maafan. Arash jangan mengulangi kesalahan kamu lagi, dan Ghariel jangan menyelesaikan masalah dengan kekerasan.” Nasehat guru bk itu.

Ghariel dan Arash berjabat tangan dengan wajah yang sama-sama tidak ikhlas.

“Dasar membuat malu,” cecar wanita itu pada putranya.

Araya mendengarnya mendengus, padahal tadi ia sendiri bersikeras menyangkal perbuatan putranya.

Setelah masalah di rasa sudah selesai, para orang tua dan anaknya di perbolehkan keluar.

“Araya,”

Araya memejamkan matanya mendengar panggilan itu, padahal ia sudah bergegas keluar karena ingin menghindar.

“Makasih ya karena anak kamu udah lindungin Viena,” Ujar Romeo menatap Araya senang.

Araya beralih menatap putranya, “jawab apa Ghariel?”

“Sama-sama, om.” Ujar Ghariel.

Romeo sendiri hanya tersenyum tipis, menyadari bagaimana Araya yang benar-benar tidak ingin berbicara padanya.

***

“Maaf, mama. Lain kali El gak akan buat masalah lagi,”

Setibanya Araya di mansion mereka, putranya yang sepanjang perjalanan hanya diam ternyata langsung meminta maaf dengan wajah menunduk.

“Gak papa, sayang. Mama gak marah kok, yang kamu lakuin itu udah bener. Mama bangga sama kamu,” Ujar Araya tersenyum manis, agar putranya tak merasa terbebani.

“Tapi, gara-gara aku tadi Mama di tampar orang,” Ujar Ghariel menyesal.

“Itu gak berasa apa-apa kok, Mama baik-baik aja. Kamu gak perlu mikirin itu yah?”

Ghariel mengangguk pelan, ia tahu Mamanya mungkin menganggap itu bukan masalah. Tapi Ghariel tidak tahu hukuman apa yang akan ia dapat dari sang Papa nanti.

Dan sepertinya Araya mengerti apa yang dipikirkan putranya itu. Selama ini Araya juga menyadari bagaimana Ghariel juga terlihat begitu takut pada Gevan.

Padahal setahu Araya, Gevan selama ini hanya acuh pada putranya. Berbeda dengan Araya yang berkelakuan jahat. Tapi mungkin aura menyeramkan suaminya dapat di sadari Ghariel.

***

Malam ini Araya menikmati wine bersama Bastian. Awalnya ia turun ke dapur hendak mencari minuman itu untuk menjernihkan pikirannya.

Dan mendapati asisten Gevan itu juga ada di sana, Araya mengajaknya bergabung. Bastian terlihat tak keberatan. Malah ia yang menyiapkan gelas Araya karena larut malam ini para pelayan sudah kembali ke pavilion belakang mansion.

“Kenapa kamu gak ikut Gevan?” Tanya menatap laki-laki yang menuangkan wine itu. Ia kira selain mengurus Ghariel, Bastian akan selalu membuntuti suaminya.

Bastian menyodorkan gelas pada Nyonya-nya, “hari ini saya bertugas menyelesaikan pekerjaan di rumah, Nyonya.”

Araya hanya mengangguk mengerti, ia mulai merasakan bagaimana alkohol itu melewati tenggorokannya. Dulu jika ia pusing akan tugas kuliah, pelarian nya jika bukan membaca novel adalah party bersama teman-temannya.

Araya jadi terpikir, bagaimana dengan tubuhnya di sana? Apa ia masih hidup? Lalu bagaimana reaksi teman-temannya? Reaksi orang tuanya? Kalau itu sepertinya tak perlu di tanya Araya juga tahu, keduanya tidak akan peduli.

Ayah dan ibunya lebih memperhatikan keluarga baru mereka, lebih peduli pada anak tiri masing-masing dari pada ia anak kandung yang terlantar.

Jika memikirkan kehidupan lalunya, sepertinya beban pikiran Araya hanya akan bertambah. Lebih baik ia fokus bertahan hidup di sini.

Setelah meneguk gelas keduanya, Araya menatap asisten suaminya yang hanya diam duduk di hadapannya.

Tapi, tunggu. Araya mengerjapkan matanya. Bastian sudah tidak ada di sini. Seseorang dengan kemeja hitamnya duduk di tempat Bastian tadi.

“Gevan?”

...****************...

tbc.

1
Darmanto Atok
next Thor 💪😊👍
Lay's
OMG, INI MAH SWEET ABIZZZZ
Sulati Cus
tambah berwarna lg geril jika tar adikmu launching 😂
Diyah Pamungkas Sari
seperti batu..... 😑😑🤣🤣🤣🤣
Lay's
Akhirnya Araya berhasil menghindari kematian sesuai alur novel
Darmanto Atok
next Thor 💪😊👍
Ida Rohani
🤩up lagi 🤩donk😍thor😘🤗
Ida Rohani
🤩lagi🤩donk 😍thor😘🤗
sipuuttt
Luar biasa
sipuuttt
kukira marga bapaknya 🥲
Sulati Cus
nah baru bener Araya
Zeana
tanggung ihh uppppp lagiii
IndraAsya
👣👣👣👣👣
Putra Satria
/Whimper//Sob//Whimper/author nich terlalu pagi pagi malahan di kasih Uwu uwu/Facepalm//NosePick//Determined//Angry//Determined/
Lay's
Bagus, terus tingkatkan hubungan kalian agar Ghariel ga jadi korban
Lay's
Bastian jadi keseringan terlibat sama Araya. Bisa-bisa si Gevan kepanasan ini
Sulati Cus
astaga udah mau sholat subuh mlh dpt yg beginian😂ternyata ada kemajuan begini kan enak
Putra Satria
next Thor jangan kelamaan update y Thor /Kiss//Whimper//Kiss//Smirk//Smirk//Applaud/
Putra Satria
/Determined//Angry//Determined//Angry/
Darmanto Atok
next Thor 💪😊👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!