NovelToon NovelToon
Gadis Peter Pan Milik Ceo Kaivan

Gadis Peter Pan Milik Ceo Kaivan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: skyl

Ini tentang sebuah perselisihan dua puluh Tahun lalu antara Atmaja dan Biantara

Mereka berperang pertumpuhan darah pada saat itu. Atmaja kalah dengan Biantara, sehingga buat Atmaja tak terima dengan kekalahannya dan berjanji akan kembali membuat mereka hancur, sehancur-hancurnya

Hingga sampai pada waktunya, Atmaja berhasil meraih impiannya, berhasil membawa pergi cucu pertama Biantara yang mampu membuat mereka berantakan.

Lalu, bagaimana nasib bayi malang yang baru lahir dan tak bersalah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 6 -Dunia luar?

Seperti ucapannya tadi. Kaivan membawa psikolog untuk Aruna.

"Enggak mau." Aruna menarik tangan Kaivan agar tak ditinggalkan berdua bersama dengan psikolog tersebut.

"Beliau hanya ingin mengajakmu berbicara sebentar, dua puluh menit. Dia tidak akan memakanmu," ucap Kaivan.

Dokter psikolog tersenyum, sudah terbiasa menghadapi pasien seperti ini.

Aruna menatap ke arah dokter tersebut, melihatnya tersenyum membuat Aruna tak takut lagi. Sebab tadi dokter itu hanya diam dan wajahnya terlihat menakutkan, seperti Kaivan.

"Tapi enggak lama kan? Una enggak digigitkan?"

Kaivan hanya berdehem. Kaivan keluar dari kamar gadis tersebut membiarkan mereka berdua.

Selang beberapa menit, akhirnya pintu kamar terbuka. Dokter Harum keluar lalu menghampiri Kaivan.

"Tuan bisa mengajaknya minggu depan ke rumah sakit untuk melakukan terapis kedua."

"Apa tidak bisa di rumah aja? Saya akan memenuhi apapun yang anda butuhkan."

"Bukan begitu Tuan, penyebab salah satu pasien mengalami sindrom peter pan, karena terlalu lama di kurung, tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan luar. Maaf sebelumnya Tuan. Sebaiknya Tuan mengajaknya berlibur, melihat dunia luar."

"Baiklah." Kaivan mengangguk saja.

Setelah berbincang sedikit lama. Psikolog itu pun berpamitan. Diantar sampai depan pintu mansion oleh pelayan.

Kaivan membuka pintu kamar Aruna, gadis itu tertidur dengan tengkurap. Astaga! hanya berbicara berdua dengan psikolog dua puluh menit membuat energinya terkuras habis sepertinya.

Mengingat ucapan psikolog tadi membuat Kaivan benar-benar penasaran seperti apa hidup gadis kecilnya sebelumnya.

"Sebenarnya saya tidak ingin membawanya keluar dari mansion ini. Tetapi demi penyembuhannya jadi terpaksa." Kaivan mendengus pelan.

Kaivan tak ingin orang-orang memandangi gadis kecilnya ini. Bagaimana pun, Aruna terlihat sempurna dari segala fisik, dia begitu cantik. Tidak memungkinkan mata keranjang di luar sana tidak memandang penuh nafsu gadis kecilnya.

Kaivan memperbaiki posisi tidurnya, agar tidak merasakan sesak saat bangun tidur.

Setiap kali memandang Aruna, Kaivan harus menggigit bibir bawahnya agar tak menggigit pipi gembul gadisnya, begitu menggemaskan.

"Setelah dia bangun, saya akan membawanya keluar." Kaivan menyelimuti tubuh mungil tersebut sebelum meninggalkan kamar.

Kaivan menghampiri salah satu bodyguard yang berjaga di sana. Menyuruhnya membelikan pakaian buat Aruna.

"Beli yang banyak, ingat pakaiannya yang feminim yang cocok di tubuhnya."

"Iya Tuan, jadi dal-"

"Tidak, tidak jadi. Beli pakaian saja!" tegas Kaivan menatap tajam mereka, mereka pun pergi dari sana.

Dasar! Tadi aja mereka disuruh membelikan dalaman untuk Nyonya Aruna, tapi tiba-tiba saja Tuannya terlihat begitu murka. Jika seandainya bukan bos mereka, mereka akan mengeluarkan unek-uneknya, tapi mereka lebih baik menyimpannya dalam hati jika tak ingin nyawa mereka melayang.

Kaivan juga terlihat kesal. Jika seandainya bodyguardnya membelikan dalaman untuk gadis kecilnya, mereka pasti membayangkan yang tidak-tidak. Lebih baik dia menyuruh pelayan wanita untuk ikut bersama mereka.

"Menyebalkan," ketus Kaivan menuju ruang kerjanya, menyelesaikan laporan yang asistennya kirimkan.

...----------------...

Jam lima sore, Aruna terbangun. Seperti diperlakukan layaknya Tuan Putri. Dua Pelayan sudah menyambutnya saat ia baru saja membuka mata.

"Mari Nyonya kami bantu." Pelayan tersebut membantu Aruna untuk bangun.

Aruna yang bingung hanya diam.

"Kami sudah lama menunggu Nyonya bangun, Tuan ingin mengajak Nyonya untuk dinner. Jadi kami akan mengurus Nyonya, dari membantu mandi, berpakaian dan make-up." Kaivan menyuruh mereka berbicara dengan nada seperti sesama orang dewasa.

Kata psikolog berbicara atau membiasakannya berperilaku seperti gadis seusianya akan membuatnya cepat pulih.

"Heum, bebek-bebek Aruna di mana?" tanya Aruna saat sudah berada di bathtub kamar mandi, bebek-bebek yang Kaivan kemarin berikan sudah tak ada.

"Bibi..."

"Tuan menyuruh kami menyimpannya Nyonya, kata Tuan itu bukan lagi mainan untuk Nyonya."

"Terus mainan untuk Una apa?" tanya Aruna menatap mereka.

"Setelah Nyonya mandi kami akan memberitahunya."

"Baiklah." Dengan nada pasrah dia berkata seperti itu.

"Kami akan membantu Nyonya belajar mandi yang benar."

Dua pelayan itu memberi contoh, dan Aruna mengikutinya.

Walaupun menguras waktu cukup lama, mereka tetap mengikuti perintah sang Tuan.

Usai mandi, mereka mengajari Aruna berpakaian yang benar juga.

"Cantik sekali Nyonya," ucap mereka saat Aruna sudah memakai dress berwarna pink selutut.

"Duduk di sini Nyonya." Astri pelayan yang menyuruh Aruna untuk duduk di kursi depan meja rias.

"Ini apa bibi?" tanya Aruna dengan polos.

"Ini semua alat make-up."

"Mainan Una?"

"Bukan Nyonya, ini make-up untuk wajah. Kami akan make-up pin Nyonya agar terlihat cantik."

Aruna manggut-manggut saja walaupun tidak mengerti.

"Diam ya Nyonya, jangan banyak gerak." Aruna hanya berdehem.

Mereka pun fokus make-up pin wajah Aruna.

"Ini kapan selesainya? Una pegal."

Mereka terkekeh mendengar ucapan itu keluar dari mulut gadis kecil sang Tuan.

"Sudah Nyonya, Nyonya kelihatan sangat cantik."

"Wah..." Aruna melihat wajahnya di cermin, dia juga sama kagumnya dengan mereka.

"Kalian apain wajah Una? Ini terlihat bukan Una." Aruna memutar-memutar tubuhnya membuat mereka gemas.

Tok-tok!

Pintu diketok dari luar membuat salah satu pelayan membukanya.

"Tuan." Pelayan tersebut memberi ruang untuk Kaivan masuk ke dalam kamar.

Kaivan sama-sama takjub seperti kedua pelayan tadi. Benar-benar sempurna.

Kedua pelayan tersebut terkekeh menatap sang Tuan yang tak mengedipkan matanya memandang Aruna.

Aruna tersenyum kepadanya membuat Kaivan benar-benar terhipnotis.

"Kalau begitu kami permisi, Tuan."

Kaivan pun tersadar. Dia berdehem pelan. Saat kedua pelayan sudah pergi, dengan langkah pasti ia mendekati Aruna.

"Kata mereka monster mau ajak Una keluar, keluar mana? Apa kembali ke tempat tinggal Una sebelumnya? Kalau iya, ayo. Una enggak sabar ketemu bibi Tika." Dengan wajah ceria menarik tangan Kaivan, bersikap seperti anak kecil.

"Kita tidak akan ke tempat tinggal kamu dulu, Aruna. Saya akan mengajakmu makan malam di luar."

"Makan malam?" tanya Aruna. "Di meja makan? Kalau hanya makan malam, kenapa Una harus berpakaian seperti ini."

Kaivan menghela napas panjang. Ia menarik tangan Aruna, mengenggamnya dengan erat.

"Kita makan malamnya di luar mansion, kita makan malam di restoran."

"Heum? Restoran itu apa monster?" tanya Aruna dengan polosnya.

"Nanti kamu lihat."

Akhirnya Aruna hanya diam, mengikuti setiap langkah Kaivan.

Sesampainya di luar mansion, Aruna melepaskan genggaman Kaivan.

"Wow." Aruna menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang. "Indah sekali, Una suka. Seperti di dalam gambar buku dongeng Una."

Kaivan tersentuh melihat gadis tersebut. Seperti orang hutan saja yang baru melihat dunia luar bagaimana.

"Monster ini indah sekali, monster ternyata baik." Aruna mendekati Kaivan dan memeluknya.

Kaivan terdiam, jantungnya berpacu begitu cepat. Ini beneran dia di peluk?

1
Pujiastuti
😅😅😅Aruna,,,,,,, Aruna sok sokan suruh Ipan jauh² bobonya ternyata ngak bisa bobo juga ya Runa kalau ngak dipeluk sama Ipan 😁🤭
Pujiastuti
😅😅😅kalau sampai berani bilang langsung kalau bos nya bodoh bakalan dipecat kalian 😁😁😁
Pujiastuti
walah ini emak sama anak malah gelut rebutan Aruna 😁😁🤭
Pujiastuti
aduh senengnya kalau punya mertua kayak mamanya Kavian
Pujiastuti
ayo lo Kaivan bisa tahan godaan ngak nih jangan macam² sama Aruna ya Ipan nanti dilaporkan ke mama ipan yang malu nanti 😁😁
Pujiastuti
Aruna ketemu ayah kandungnya ni,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!