Demi masa depan, Tania Terpaksa menjadi wanita simpanan dari seorang pria yang sudah beristri. Pernikahan Reyhan yang di dasari atas perjodohan, membuat Reyhan mencari kesenangan diluar. Namun, dia malah menjatuhkan hatinya pada gadis yang menjadi simpanannya. Lantas, bagaimana hubungannya dengan Kinan, dan rumah tangganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Diana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shoping.
Tania dan Reyhan keluar masuk berbagai butik ternama di mall dekat apartemen Tania. Tania tak segan menggandeng lengan Reyhan di depan umum, dan Reyhan pun tampak sangat senang.
"Mas ini gimana?" Tania menunjukan longdress warna navy, sangat indah dan mewah.
"Bagus, tapi kamu kelihatan jadi makin pendek." jawab Reyhan jujur.
Tania berdecak, "ya, nggak usah jujur-jujur amat kenapa, sih."
Tania kembali masuk ke kamar ganti di bantu karyawan butik.
"Kalau ini, Mas?" Tania berputar-putar, menunjukan bajunya.
"Nggak. Terlalu pendek," Reyhan menjentikan jarinya menyuruh Tania menganti pakaiannya.
"Kalau ini," Tania sudah pasrah jika disuruh ganti dress lagi.
"Bagus. Yasudah itu aja."
Tania bernafas lega, akhirnya ada yang pas juga di mata laki-laki itu. Dan pilihannya jatuh pada dress berwarna pink peach, panjang semata kaki, dan tak terlalu terbuka di bagian dada.
Selanjutnya Tania memilih alas kakinya. Kali ini pilihan Tania sendiri, karena bagi Reyhan yang seorang laki-laki tak begitu mengerti tentang kecocokan antara dress, alas kaki, make up dan aa
aksesorisnya. Reyhan pasrah atas itu, dia cukup memilihkan Dress saja.
Selesai, mereka kini masuk ke butik khusus laki-laki. Giliran Tania yang memilihkan setelan jas untuk Reyhan.
Tania menunjukan warna dress yang dibelinya tadi pada karyawan butik tersebut, agar mencarikan setelan jas dengan warna yang sama dengan dress nya.
Satu karyawan datang menghampiri Tania dan Reyhan di sofa tunggu pelanggan. Membawa tiga setelan jas dengan warna sama tapi beda ukuran.
Tania menyerahkan setelan jasnya pada Reyhan, awalnya laki-laki itu menolak karena warnanya yang terlalu mencolok.
"Pink peach. Yang benar saja," keluh Reyhan.
"Katanya, Mas mau yang romantis." Tania memohon hanya dengan tatapan mata saja.
Akhirnya Reyhan pasrah, dan menurut kemauan Tania. Cukup lama Reyhan berada di dalam ruang ganti, menatap tubuhnya lekat-lekat dengan warna yang mencolok itu. Menghembuskan nafas kasar lalu keluar.
"Sayang, ganteng banget." seru Tania seketika melihat Reyhan.
Laki-laki itu tersenyum, wajahnya panas menahan malu, namun tetap saja terlihat, karena wajahnya semakin memerah saat Reyhan mencoba menyembunyikan rona di wajahnya.
"Bener kan, Mbak. Suami saya, ganteng."
Wajah yang di sembunyikan itu langsung menatap Tania, saat gadis itu mengatakan suaminya.
"Iya, Mbak. Ganteng banget." Jawab karyawan tersebut.
Reyhan semakin salah tingkah di buat Tania, mengedarkan pandangan agar semburat merona di wajah Reyhan tak terlihat oleh Tania. Terlambat, ternyata Tania tidak melepaskan pandangannya dari Reyhan.
"Mas, kalau lagi tersipu gitu kok jadi makin cakep, sih," puji Tania, mata gadis itu sama sekali tidak lepas dari Reyhan.
Reyhan mendesah, kemudian kembali ke ruang ganti. Meninggalkan Tania yang sedang tertawa cekikikan melihat gelagat dari Reyhan.
Selesai berganti pakaian, mereka langsung keluar butik lalu pergi ke restoran yang menyajikan makanan korea. Tania memesan Shabu dengan berbagai menu daging dan sayuran, juga jamur dengan porsi besar pastinya.
pesanan datang, melihat banyak makanan di hadapanya membuat Tania ingin mengeluarkan air liurnya, dan dengan cepat Tania memasukan sebagian daging dan juga jamur kedalam kuah.
Tania makan dengan lahap, padahal ini bukan kali pertamanya makan hidangan ala korea seperti ini bahkan sering, tapi entah kenapa Tania sangat begitu ngiler.
Reyhan hanya mengamati gadis dihadapannya, sambil terus mengulas senyum.
Apa dia belum makan dari pagi, sepertinya Tania sangat kelaparan. Reyhan.
Sadar akan tatap Reyhan padanya, Tania memelankan makannya yang di awal terkesan buru-buru.
"Kenapa?" tanya Reyhan.
Tania tersenyum imut, "hehe, nggak pa-pa, Mas. kok nggak makan?" Tania menunjuk mangkuk di hadapan Reyhan yang masih utuh dengan mi ramen.
"lihat kamu makan, Mas jadi kenyang. ayo cepat habiskan."
"Yasudah," melanjutkan makan.
Selesai makan, Reyhan langsung mengantarkan Tania pulang. Dan Reyhan segera kembali kerumahnya untuk bersiap juga.
Jarak rumah Reyhan dengan apartemen Tania lumayan jauh. kurang lebih memakan waktu 40 menit perjalanan. dan sampailah Reyhan didepan gerbang rumah mewah, hasil kerja kerasnya.
Saat memasuki garasi, Reyhan mendesah, kesal. Melihat ada dua mobil asing dirumahnya tapi dia tau persis siapa pemiliknya.
"Kenapa mereka kesini," gumam Reyhan.
Reyhan masuk, dan langsung di sambut Kinan dan kedua orang tuanya beserta sang mertua.
"Kau baru pulang, Han?" tanya Ibu Reyhan.
"hem. Dan aku akan langsung pergi setelah ini."
"Kemana? bukankah hari ini kita punya acara!" kali ini Ayahnya yang berbicara.
Acara? Acara apa? oh astaga, bagaimana aku bisa melupakan acara sepenting ini. dan aku sudah terlanjur berjanji pada Tania, bagaimana ini. Reyhan.
"Ya, tentu saja ke acara itu, lantas kemana lagi." ucap Reyhan, langsung bergegas kekamarnya. menghubungi Tania.
Cih, aku tau kau sedang berbohong, Mas. Kinan.
"Baik, cepatlah. kami menunggumu dibawah."ucap Ibu mengiringi langkah Reyhan.
Reyhan masuk kekamar mandi, lalu menghubungi Tania. Tak butuh waktu lama, gadis itu langsung mengangkatnya.
"Hallo, Tania."
"Iya, Mas, kenapa?"
"Mas, ada urusan sebentar. jadi, Mas akan menjemputmu jam sembilan."
"Jika mendesak, kita tunda saja, Mas. Tania tak apa."
"nggak. Mas pasti menjemputmu."
"heemm. kok aku ragu, ya, Mas."
"Mas janji. jadi jangan ragu lagi." ucap Reyhan agar yakin. tentu Reyhan tak ingin mengecewakan Tania.
"Baiklah. kutunggu, Mas."
"jaga diri baik-baik, Sayang."
"Iya, Mas."
tut tut tut. sambungan telfon di matikan oleh Reyhan. ia segera mandi dan bersiap.
"tak akan ku biarkan kau menemuinya malam ini, Mas. lihat saja." gumam Kinan dari balik pintu.
___
Disebuah gedung yang megah da mewah, didalamnya tengah diadakan pesta yang sangat meriah dan berkelas. Bagaimana tidak! tamu undangannya saja semua dari kalangan atas. Bos-Bos dari berbagai perusahaan besar di seluruh dunia, acara yang hanya di adakan setiap setahun sekali.
Reyhan tak pernah menyia-nyiakan kesempatan ini. Dan dengan ini, Reyhan dapat dengan mudah memperkenalkan perusahaannya yang sudah di didirikan selama sepuluh tahun dari masih nol sampai bisa sebesar seperti sekarang.
Meskipun Reyhan berasal dari kalangan Atas, tapi untuk mendirikan usahanya Reyhan berdiri sendiri tanpa bantuan orang tuannya. Keluarganya sendiri sudah memiliki nama besar dalam perusahaannya, tapi Reyhan memilih memiliki nama brandnya sendiri, yakni "HANCOM" singkatan dari Reyhan Comunication. Sesuai namanya, perusahaan Reyhan berjalan dalam bidang komunikasi, hal yang paling banyak di butuhkan orang untuk saat ini sampai di masa yang akan datang.
Reyhan turu dari mobil yang di bukakan oleh staf dari gedung, berjalan mengandeng tangan Kinan. Mereka berdua tampak sangat serasi, setelan Jas dan gaun Kinan sangat berkelas.
Meski risih di gandeng Kinan, Reyhan tetap dengan wajah datarnya. berjalan seolah mereka sepasang suami istri yang sungguhan dalam arti keluarga bahagia.
Acara berjalan dengan semestinya, para collega saling berbincang memamerkan apapun yang mereka peroleh dan mereka punya. Tak sedikit juga yang membicarakan prihal bisnis dan kontrak saham.
jam terus berjalan, tak terasa sudah pukul sembilan lebih. Reyhan panik seketika, ia berniat pergi dari pesta setelah menanda tangani kontrak dan menanam saham. tapi saat melewati Kinan, wanita itu memanggil namanya dengan sangat manis.
"Mas Reyhan. kesini," panggil Kinan, mau tidak mau Reyhan menghampiri Kinan.
"Ada apa, aku mau pergi." jawab Reyhan berbisik.
Kinan menarik tangan Reyhan, "Mas, kenalkan. ini Pak Bram, pengusaha besar dari dubai. aku menceritakan tentang perusahaan, Mas. dan beliau tertarik." ucap Kinan dengan anggun.
Reyhan bercengkrama dengan Pak Bram, dan ternyata meski lebih tua, Pak bram sangat hamble, membuat siapapun yang mengobrol dengannya akan merasa betah. sama seperti Reyhan, hingga lupa waktu.
Kinan tersenyum, sangat senang.
_____
Tania berulang kali menelfon kenomor Reyhan, sia-sia. jam sudah menunjukan pukul sebelas, riasan di wajah Tania yang awalnya sangat elegan kini sudah berantakan karena air matanya yang luruh.
Gadis itu berulang kali memaki Reyhan dalam sesegukannya.
Ya, memang apa yang aku harapkan dari laki-laki seperti dia, aku hanya seorang wanita simpanan dan miskin. Jadi wajar saja jika Mas Reyhan mempermainkanku. Memang aku ini di anggap apa? hah, sangat memalukan, bagaimana bisa aku berfikir laki-laki dingin itu menyukaiku. Tapi kan dia tak harus berjanji dan menyuruhku untuk berdangan yang cantik. apa ini salah satu caranya mempermainkan wanita simpanan seperti aku. Hey Tania, bodoh! sadarlah siapa dirimu, Dasar bodoh. Maki Tania dalam sesegukannya.
Bersambung ….