Aray pemuda 18 tahun yang hanya tinggal dengan nenek nya sejak kecil selalu hidup dalam kemiskinan.
Setelah sang kake meninggal.Dan hanya meninggalkan sebuah kitab yang ber sampul warna emas sehari sebelum meninggal sang kake menitipkan ke sang nenek agar kelak setelah dia meninggal dunia buku tersebut di berikan ke arya.
Simak kelanjutan nya.dan mohon maaf apa bila dalam kata kata masih banyak kekurangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijo.lumut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Daya tarik arya
Tiba tiba hujan turun begitu deras mengguyur kampung kedung asem tanpa peringatan dan Sura guntur yang menggema bersahutan di atas langit sore itu." Langit sore yang biasanya selalu menampilkan sunset yang indah menyambut datangnya malam, tapi sore ini kampung itu terlihat begitu temaram di guyur hujan lebat di sertai petir dan angin." Mereka yang sedang asik nya berbincang dan bercanda tawa pun di kejutkan Sura guntur di langi dan hujan yang langsung turun mengguyur kampung itu.
Wah bagai mana ini nen mobil gw pasti nggak bisa keluar nih.!" Dewi langsung teringat mobil yang terparkir di depan rumah Arya karena halaman depan rumah itu masih tanah tanpa ada aspal maupun batu."
Nenden tak menjawab keluhan Dewi padanya," Nenden dengan wajah datar nya bertanya pada Arya yang terlihat sedang berpikir bagai mana cara nya kedua mobil di halaman depan bisa keluar.
"Duh mas bagai mana ini pasti mobil Dewi sama mba Anita gak bisa keluar dari halaman mas.!" Tenang lah dulu ya semoga saja hujan nya tidak lama.!" Ucap Arya singkat wajah terlihat bingung memikirkan jalan keluar nya.
Arya mencoba menenangkan Anita maupun Dewi yang tampak gelisah apa lagi melihat Dewi yang beberapa kali membuang napas nya karena hujan yang tiba-tiba turun begitu deras nya.
Sebaik nya kita makan dulu yuk kebetulan tadi aku masak ayam hutan," Dengan membawa nampan yang berisi nasi serta ayam hutan yang Dian masak tadi," langsung menghampiri mereka yang sedang membahas masalah mobil yang terparkir di halaman depan rumah dengan kondisi masih tanah tanpa batu maupun aspal."
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat hujan pun perlahan mulai mereda, Angin berhembus membawa sisa aroma tanah kering yang terguyur hujan," Saat ini jam telah menunjukkan 18:25," Arya perlahan keluar dari dalam rumah pandangan nya memeriksa kondisi mobil di depan rumah nya itu." Ben kedua mobil itu tampak masuk ke tanah beberapa centi karena kondisi tanah basah tertimpa hujan, bahkan kedua kaki Arya pun tak mengenakan sandal.
Dengan wajah bingung nya Arya menghela napas tak berdaya dan bergumam pada diri nya sendiri," Haaaah...."Bagai mana ini." Kedua mata nya menatap kedua mobil yang ke empat ban nya tampak beberapa centi melesak ke dalam tanah.
"Bagaimana mas.?" Ucap Nenden,kedua matanya memandang lekat wajah Arya Setelah Arya mendekat pada ke empat wanita cantik."
Seperti nya mobil tidak akan bisa keluar sekarang dengan kondisi tanah yang basah sayang." Ucap Arya tak berdaya." Memandang ke empat nya bergantian "Bahkan motor saja tak akan bisa jalan," Tambah nya dan berjalan ke arah kamar mandi.
Terus aku pulang bagai mana dong.?" Anita yang semula hanya diam menyimak akhirnya bersuara sambil menatap punggung Arya yang berjalan ke arah kamar mandi." Gimana sebaik nya kalian berdua nginap saja di sini.?" Nenden memberi solusi.
Gila luh tuh ya mana muat kalau kita semua di sini.!" Luh liat sendri kondisi rumah ini hanya ada satu kamar nen.!" Ucap Dewi dengan suara datar dan wajah tampak kesal Dewi menatap nenden.
Gini saja kalau kalian mau bagai mana kalau kita semua ke rumah aku saja,?" Kebetulan kan tidak terlalu jauh dari sini," Akhirnya Dian pun mengajak mereka istirahat di rumah nya." Jalan satu satunya memang kalian harus ikut ke rumah Dian biar kalian dapat istirahat di sana.!" Timpal Arya yang berjalan membawa tekok berisikan teh hangat."
"Iya tapi kan aku tak membawa baju ganti.!" Keluh Anita sekan ada rasa sesal karena dalam mobil nya lupa membawa baju seperti kebiasannya itu." Udah mba Anita tenang saja." Ucap Dian pada Anita.
Akhirnya nya Arya dan ke empat wanita cantik itu pun mengikuti ajakan Dian agar semua nya ikut ke rumah nya," Daripada harus tidur berempat di tempat tidur yang hanya muat dua orang saja itu."
Aaaah...
Arya dengan gerakan yang cepat langsung menangkap tubuh Anita yang hampir terjengkang karena terpeleset." Hati hati mba Anita." Ucap Arya yang perlahan melepaskan pelukan nya pada tubuh Anita."
Wajah Anita pun langsung bersemu merah berucap lirih." Terimakasih mas." Anita merasakan degup jantung nya berdebar saat merasakan tubuh nya itu dalam dekapan Arya." Anita bergumam dalam hati nya." Ahhh kenapa aku jadi berdebar begini saat di peluk oleh Arya tadi.!"
Mereka menyusuri jalan yang hanya di terangi oleh pantulan beberapa rumah warga yang dekat dengan jalan tersebut saat jarak rumah dian sudah dekat." Kembali Anita berteriak namun kali ini Arya sedikit terlambat menangkap Anita sehingga dia langsung jatuh dan pinggang nya menghantam batu cukup besar yang ada di pinggir jalan itu.
"Mba Anita." Serempak ketiga wanita itu berteriak melihat Anita yang terjatuh ketiga nya dan Arya langsung menghampiri Anita yang telentang." Aduh pinggang ku.!" ucap nya lirih."
Kamu gak apa-apa mba.?" Saat Arya di samping Anita menanyakan kondisi nya yang masih terlentang itu.
"Aku tidak apa-apa mas." Ucap Anita lirih, namun saat dia mencoba bangun, arrrrrrrg.! "pinggang ku." seketika itu juga Anita merasakan sakit luar biasa awal nya hanya di bagian pinggang nya saja namun beberapa saat rasa nyeri itu menjalar ke bagian paha dan terus turun ke kaki nya.
"Mari saya bantu mba.!" Ucap Nenden dan Dian mereka berdua pun membantu Anita berdiri, Namun saat Anita telah berdiri tiba tiba kedua kakinya terasa lemas tak bertenaga dan pandangan mata nya berkunang-kunang Anita pun pingsan karena merasakan sakit di pinggang nya tak mampu iya tahan.
"Mas mba Anita" Suara Nenden bergetar panik memanggil Arya yang berdiri di belakang mereka."
Biar aku gendong dia biar kita cepat sampe ke rumah Dian." Setelah Arya berucap dia langsung membopong tubuh Anita dengan kedua tangannya yang kokoh itu dan berjalan mendahului mereka bertiga.
Arya membaringkan Anita di lantai beralaskan tikar karena kondisi Anita kotor oleh tanah saat dia terjatuh tadi di salah satu kamar di rumah Dian setelah mereka semua masuk ke rumah Dian.
"Mas apakah mba Anita baik baik saja.?" Tanya Dian menghawatirkan kondisi Anita yang masih pingsan." Sebaiknya kamu gantikan dulu pakaian nya yang biar nanti aku memeriksa nya." Ucap Arya menenangkan Dian yang khawatir dengan ke adaan Anita saat ini." Ya sudah kamu keluar dulu mas." Ucap Dian sembari mendorong Arya agar cepat keluar.
"Bagai mana mas.!" Tanya Nenden saat Arya baru keluar kamar itu." Aku belum memeriksa keadaan nya sayang." Ujar Arya dengan berjalan ke arah dapur meninggalkan Nenden yang masih berdiri menatap punggung Arya yang berlalu ke dapur."
Kenapa pandangan mba Anita dan juga Dewi terasa berbeda ya.!" pandangan mereka berdua persis sama seperti saat Nenden dan Dian pertama kali menginap di rumah kua.!" Apakah ini semua ada hubungan nya dengan yang aku pelajari dari isi kitab itu ya.
Arya terus berbicara pada diri nya sendiri karena dalam hati nya merasa bingung dengan yang iya alami sekarang." Arya masih belum menyadari daya tarik dan karisma nya semakin memikat kaum hawa yang melihat nya.