Tak mau anaknya tumbuh menjadi mafia, Erika nekat pergi meninggalkan Ervan, suaminya sendiri. Mengingat sang suami adalah ketua mafia yang paling ditakuti dan kejam.
Demi sang anak, Erika rela meninggalkan kehidupan mewah dan dunia gelapnya. Namun kaburnya Erika tentu tak lepas dari perhatian Ervan. Karena itu, Erika beberapa kali harus berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran sang suami.
Suka dan duka dilalui Erika. Hidup di luar dari kebiasaannya tidak mudah. Apalagi saat dia harus bekerja di bawah pimpinan orang. Alhasil Erika mencoba membuat usaha. Ia pergi ke desa dan membeli lahan luas di sana. Erika memutuskan bercocok tanam buah dan sayuran sebagai mata pencaharian baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6 - Kesetiaan
Erika menyuruh gadis remaja itu mengikutinya. Sebelum pergi, Erika memakai kembali blazernya. Ia dalam mode kembali menjadi perempuan yang feminin.
"Aku Erika. Namamu siapa?" tanya Erika.
"Aku Cynthia," jawab Cynthia.
"Nama yang bagus. Apa kau mau menemaniku makan?" tawar Erika sembari melangkah bersama Cynthia.
"Kau mau makan bersama gadis sepertiku?" Cynthia malah berbalik tanya.
"Memangnya kenapa dengan gadis sepertimu? Tak ada yang salah!" sahut Erika yang heran.
"Kau kan bisa lihat sendiri. Aku jelek, lusuh, dan bau... Aku ini anak gelandangan," ungkap Cynthia.
"Aku tahu. Makanya aku menolongmu. Ayo kita bicarakan semuanya saat makan!" ajak Erika.
Cynthia mengangguk. Dia dan Erika segera mendatangi sebuah restoran terdekat. Di sana Erika memesankan banyak makanan untuk Cynthia. Dia tahu kalau gadis itu belum makan, terlihat jelas dari tubuh yang kurus dan bibirnya yang pucat.
Dalam sekejap, semua hidangan pesanan Erika tersaji di meja. Dia mempersilahkan Cynthia untuk makan.
"Apa benar aku bisa makan dengan gratis?" tanya Cynthia.
Erika tersenyum. Dia tak menjawab perkataan Cynthia dan hanya berkata, "Makanlah!"
Cynthia yang kelaparan, langsung melahap semua makanan di meja sesuka hati. Dia makan lahap sekali sampai-sampai harus menggunakan kedua tangannya.
Erika hanya bisa meringiskan wajah tatkala melihat aksi Cynthia. Namun dia memaklumi sikap gadis tersebut.
Setelah perut kenyang, Cynthia berhenti makan. Dia kini berusaha meredam suara sendawanya sebisa mungkin.
"Keluarkan saja semuanya. Tidak usah malu," kata Erika.
"Aaargg..." Cynthia mengeluarkan suara sendawa cukup keras. Sekali lagi Erika berusaha memaklumi.
"Sorry..." ucap Cynthia seraya menutup mulutnya sendiri karena malu.
"Berapa umurmu?" tanya Erika.
"16 tahun," jawab Cynthia.
"Well... Aku ingin mengatakan kalau bantuanku ini tidak gratis," cetus Erika.
Cynthia terkesiap. Dia membeku karena ucapan Erika barusan membuatnya kaget. Wajahnya yang tadinya nampak sudah mulai ceria, sekarang kembali memucat.
"Kau ingin aku membayar berapa? Aku tak punya uang sepeser pun untuk diberikan," tutur Cynthia sembari menunduk sedih.
"Aku tidak mau dibayar dengan uang. Tapi kesetiaanmu!" pungkas Erika.
"Kesetiaan?" kelopak mata Cynthia melebar.
"Ya. Aku membutuhkan orang untuk terus berada di sisiku. Membantuku dan menemaniku," jelas Erika sambil melipat dua tangan ke dada.
"Jadi maksudnya kau mau mengadopsiku?" tanya Cynthia.
"Bukan adopsi. Tapi sebut saja mempekerjakanmu!" balas Erika.
"Tentu saja aku mau! Aku tak perlu berpikir dua kali untuk setuju!" Cynthia merasa sangat antusias. Dia juga merasa terenyuh akan kebaikan Erika. "Sekali lagi terima kasih! Ternyata menabrakmu tadi adalah keberuntungan," lanjutnya kesenangan.
Erika menarik sudut bibirnya ke atas. "Tapi kau harus berjanji tidak akan pernah mengkhianatiku dan tidak pernah membocorkan semua rahasiaku pada orang lain! Kalau kau melanggar, maka kau tahu akibatnya. Kau tadi sudah melihat kan bagaimana aku menghadapi tiga lelaki itu?" ucapnya.
"Ya! Aku berjanji. Kalau aku melanggarnya, kau bisa hukum aku. Kalau perlu, bunuh saja aku. Kau bisa mempercayaiku!" Cynthia sangat percaya diri kalau dia mampu menyanggupi syarat Erika.
"Tolong katakan sekali lagi." Erika mengambil ponsel. Dia ingin merekam perjanjian Cynthia.
Dengan senang hati Cynthia mengulang ucapannya. Dia sama sekali tidak terbebani dengan tawaran Erika. Malah sebaliknya, Cynthia justru merasa senang. Baginya Erika bukanlah ancaman, melainkan malaikat yang datang membantu.
Setelah makan, Erika mengajak Cynthia pergi ke salon dan toko baju. Dia tentu ingin membenahi tampilan lusuh Cynthia.
mau kemana coba... anak buah udah pada dibantai sama evan
Penasaran akan tindakan Erika menyelesaikan masalah anak² 🤔💪
syukurlah.....
emang cinta itu rumit ya... kita nggak bisa milih mau jatuh cinta ke siapa...🥰🥰🥰