Ayumi adalah gadis yatim piatu blasteran Jepang-Indonesia. Ayumi memiliki dua kakak laki-laki yang tidak beruntung dalam membangun mahligai rumah tangga. Kakaknya yang pertama bernama Tommy harus menjadi duda keren kehilangan istrinya yang seorang pramugari bernama Dena karena kecelakaan pesawat. Dari pernikahan mereka berdua, dikarunai anak perempuan bernama Hana. Sedangkan kakaknya yang nomor dua bernama Kenzi bercerai dengan istrinya karena kepergok selingkuh dengan rekan kerjanya.
Ayumi yang sejak usia 15 tahun tinggal bersama kedua kakaknya setelah orang tuanya meninggal karena covid berusaha mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya. Agar dirinya bisa hidup bebas tanpa harus mengurus rumah tangga dan keponakannya yang masih berumur 4 tahun.
Disini lah cerita dimulai. Suka duka Ayumi mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya mengalami banyak sekali rintangan. Bagaimana kisahnya yuk silahkan diikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewica Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Mila Jatuh Cinta Kepada Tommy
Tommy menyempatkan diri menjemput putrinya waktu jam makan siang dirumah orang tua Mila.
Biasanya Ayumi yang menjemput Hana, tapi karena Tommy ada waktu luang menjemput Hana, maka dirinya menyempatkan diri menjemput putrinya dirumah Mila.
Selama ini Hana sangat dekat dengan keponakan Mila yang setiap hari dititipkan ke rumah orang tuanya. Padahal rumahnya cuman berjarak 300 meter saja, alias bertetangga. Tapi karena kedua orang tuanya bekerja, maka tiap hari dititipkan dirumah neneknya.
"Papa...! " teriak Hana melihat papanya turun dari mobil.
"Assalamu'alaikum." salam Tommy dan memeluk putri kecilnya yang berlari menghampirinya.
Sedangkan Mila dan Viola hanya memperhatikan dari ambang pintu utama rumahnya.
"Waalaikumsalam." jawab Hana.
Tommy lalu berjalan mendekati Mila yang membawa tas milik Hana.
"Ini tasnya bang." ucap Mila sambil melengkungkan bibirnya.
"Terima kasih Mila." ujar Tommy sambil mengambil alih tas sekolah Hana.
Mila tersenyum saja dan dia selalu suka memperhatikan wajah tampan kakak sahabatnya ini. Mila menyukai Tommy sejak dirinya dan Ayumi sma.
"Ienikaeru junbi wa dekite imasu ka? [Siap untuk pulang kerumah?] " tanya Tommy kepada putrinya dengan berbahasa Jepang.
"Uhm..." Hana menganggukkan kepalanya.
"Oke. Sekarang pamit dulu sama nenek, kakek dan tante nya Viola." tukas Tommy kepada putrinya.
"Okey." jawab Hana tertawa kecil.
Tommy hendak menurunkan putrinya, Tiba-tiba bu Ajeng, nenek Viola mendatangi mereka berdua.
"Eh papahnya Hana udah datang. Masuk dulu yuk, makan siang disini saja nak Tommy." ujar bu Ajeng
"Sepertinya tidak usah tante, kami tidak ingin merepotkan." jawab Tommy menolak dengan sopan.
Bu Ajeng menyenggol lengan Mila dan dirinya tersentak menoleh kearah ibunya.
"Ehm bang, mama masak banyak hari ini. Karena tadi ada pesanan, lagipula bang Tommy kan sekarang waktunya makan siang, apa keburu makan dirumah?" Mila berusaha merayu Tommy lebih lama dirumahnya.
"Ayo lah nak Tommy." timpal bu Ajeng yang tahu bahwa putrinya menaruh hati kepada kakaknya Ayumi.
Tommy menoleh ke arah putrinya yang masih digendongnya.
"Dōdesu ka, koko de chūshoku o torimasen ka? [Gimana Hana, kamu mau makan siang disini?" tanya Tommy.
"Uhm..." Hana mengangguk setuju.
"Demo atode arīyabēkarīshoppu de chīzukēki o katte kudasai.[Tapi nanti pulangnya beli cheese cake di toko Aaliyah bakery.]" bisik Hana yang fasih berbicara bahasa Jepang.
Tommy tersenyum kepada Hana dan menganggukkan kepalanya.
"Baiklah tante, kami akan makan siang disini." ucap Tommy menerima tawaran bu Ajeng dan Mila.
Bu Ajeng tersenyum senang dan mengajak Tommy serta Hana masuk kedalam rumah.
"Ayah kamu masih bekerja? " tanya Tommy kepada Mila.
"Iya bang." jawab Mila tersenyum.
"Ini tadi Hana sudah makan, tapi mau makan lagi juga gak pa pa." ucap bu Ajeng dengan ramah ketika mereka sudah berada di meja makan.
"Wah banyak juga menunya tante? " ujar Tommy melihat ada nasi uduk, ayam goreng, oseng capjay, telur bali yang tertata rapi di meja makan.
"Enggak juga mas Tommy, ada pesanan dari tetangga untuk acara syukuran." tukas bu Ajeng.
"Ayu gak kesini Mila? " tanya Tommy.
"Hari ini tidak, dia sepertinya ada tugas dari dosen hingga sore nanti." jawab Mila.
"Mila ambilkan mas Tommy makanannya dong." titah bu Ajeng.
Mila dengan sigap mengambil piring dan menyendok nasi di magic com.
"Segini cukup bang? " tanya Mila sambil menunjukkan nasi nya kepada Tommy.
"Iya Mila cukup." jawab Tommy.
Lalu Mila melanjutkan menambah lauk pauk diatas nasi putih dan diberikan kepada Tommy.
"Terima kasih Mila." ucap Tommy menerima piring berisi nasi dan lauk pauk.
Mila duduk disebelah kiri Tommy dan bu Ajeng disebelah kanan Tommy. Jadi Tommy diapit oleh dua wanita beda generasi. Sedangkan Hana bermain kembali dengan Viola karena mereka sudah makan siang.
Mila agak gugup duduk disebelah Tommy. "Bau parfumnya. " gumam Mila dalam hati.
"Mas Tommy tidak mencari mama baru untuk Hana? " pertanyaan bu Ajeng membuat Mila tersentak.
"Mama?! " tegur Mila yang terkejut dan malu mendengar pertanyaan bu Ajeng.
"Gak pa pa Mila, saya udah biasa mendapat pertanyaan seperti ini." ucap Tommy tersenyum.
"Maaf ya bang." Mila jadi gak enak hati sama Tommy.
"Eh mama kan tanya hal umum aja. Lagipula mas Tommy udah lama menduda sejak Hana umur setahun ya? " sanggah bu Ajeng.
"Kurang lebih segitu, mendiang mamanya baru habis cuti melahirkan dan terbang kembali." jawab Tommy.
Mau tidak mau Tommy jadi kembali mengenang masa dimana Rena, istrinya baru dua kali tugas kembali dan naas pesawat yang ditumpangi mengalami gagal mendarat, ban rodanya tidak keluar secara sempurna. Sehingga keluar jalur dari landasan pacu dan meledak.
"Bang?! Abang gak pa pa? " tegur Mila yang melihat Tommy tiba-tiba menghentikan kegiatan makannya.
Tommy terkejut dan menoleh kearah Mila lalu menggelengkan kepalanya. Lalu dia melanjutkan lagi makan siangnya.
Mila sedikit kesal dengan mamanya yang menanyakan hal yang sensitif kepada Tommy.
"Saya masih belum mendapatkan seorang perempuan yang tulus mau menjadi ibu untuk Hana. Bagi saya kebahagiaan Hana yang paling utama." Tommy menjawab pertanyaan bu Ajeng.
"Saya do'akan Hana segera mendapatkan mama baru." sahut bu Ajeng tersenyum dan melirik ke arah Mila berharap putrinya ini lebih agresif mengambil hati Tommy.
"Tambah lagi bang lauknya? " ujar Mila berusaha mencairkan suasana yang agak beku karena pertanyaan bu Ajeng.
"Sudah cukup Mila." jawab Tommy tersenyum kepada Mila.
Mila membalas senyuman Tommy. "Seandainya kamu tahu bang aku sudah lama mencintaimu." gumam Mila dalam hati.
Sementara itu, di sebuah restoran yang menyediakan masakan nusantara, Kenzi dan Andien bertemu dengan pak Rudi berserta putrinya. Apa yang menjadi tebakan Kenzi benar, pak Rudi menggunakan alibi untuk membahas masalah kerjasama sekaligus menjodohkan putrinya dengan dirinya.
"Masih ingat dengan Sasha kan pak Kenzi, dia baru saja lulus S1 di Australia." ujar pak Rudi bangga, padahal Sasha hampir menjadi mahasiswa abadi. Dia baru lulus setelah 5 tahun kuliah. Karena terlalu fokus menjadi influencer sebuah produk kecantikan.
Kenzi dan Andien hanya mengerjapkan matanya saja melihat Sasha yang berpenampilan bak penyanyi dangdut.
Memakai dress bertali spagetti, bercorak bunga serasa mau berjemur dipantai dan berdandan menor dengan lipstik merah menyala. Tidak lupa Sasha yang demen banget memakai aksesoris gelang etnik berjejer berasa siap mau ngamen, tinggal bawa ukulele dan berdiri di perempatan lampu merah. Beruntung rambut panjangnya yang ikal dibiarkan tetap berwarna hitam. kalo tidak mungkin bisa bikin migrain Kenzi kumat.
"Ih papi jadi malu deh Sasha, gak usah terlalu muji gitu di depan mas Kenzi." sahut Sasha dengan nada manjah dan mengibas rambut panjangnya lalu mengerlingkan matanya kepada Kenzi.
Bukannya bikin Kenzi nafsu yang ada bikin Kenzi merinding. "Trus gue harus bilang wow gituh." bathin Kenzi.
Lalu Kenzi menendang kaki Andien, untuk saatnya beraksi.
Andien melirik bosnya dan dia sudah tahu apa yang harus dia lakukan.
"Ehm maaf, karena pembicaraan tentang kerjasama export biji kopi telah selesai. Kami harus undur diri, karena pak Kenzi harus segera kembali kekantor, ada keperluan mendadak." ujar Andien.
"Wah sayang sekali, padahal Sasha udah menyempatkan waktu untuk bertemu Kenzi." jawab pak Rudi dengan nada kecewa.
"Iya maaf pak, tadi ada japri masuk dari kantor, kalo ada pengiriman kontainer tertahan dipelabuhan." jawab Andien asal.
"Oiya ada kendala apa? " tanya pak Rudi.
"Kapalnya masuk angin pak." jawab Andien random.
Pak Rudi dan Sasha mengerjapkan matanya agak bingung dengan alasan Andien yang diluar nulur.
"Baiklah, kami permisi dulu pak Rudi. Terima kasih atas kerjasama yang kita sepakati tadi." ujar Kenzi sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan pak Rudi.
"Iya sama-sama pak Kenzi." jawab pak Rudi yang ikut berdiri dan membalas jabat tangan Kenzi.
Sasha pun tak mau kalah, dia dengan pede mengulurkan tangannya membayangkan Kenzi mau mencium punggung tangannya.
"Maaf bukan muhrim." Kenzi mengatupkan kedua tangannya didepan dada.
Andien berusaha menahan tawa mendengar perkataan bosnya. Secepat kilat Kenzi dan Andien pergi meninggalkan restoran.
"Busyet ndien itu manusia apa banci pinggir jalan." ucap Kenzi sambil bergidik ngeri.
"Bahahahahaha..." Andien tertawa terpingkal pingkal mendengar perkataan bosnya ketika mereka sudah diparkiran.