Memiliki julukan sebagai anak pembawa sial, tak membuat gadis bernama Chessy larut dalam kesedihannya. Ya, anak pembawa sial adalah julukannya sejak dia di lahirkan, karena kelahirannya yang berbarengan dengan kematian kedua orang tuanya.
Kehidupan yang begitu menderita membuatnya tak lantas putus asa, dia selalu meyakinin bahwa akan ada pelangi setelah hujan, akan ada kebahagiaan setelah penderitaan, dan inilah yang selalu di rindukan Cheesy, Merindukan Pelangi saat hujan.
Dapatkah Cheesy menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecelakaan
Pada malam hari, sebuah mobil melaju menyusuri jalanan ibu kota yang padat, mobil itu terus berjalan menuju kota semarang setelah seharian di perjalanan dan sempat mampir sebentar di sebuah restoran.
"Maaf ya sayang, Kakek tadi lama ya meeting nya, pasti Cheesy bosen ya nunggu kakek." Ucap Pak Heru yang merasa bersalah pada Cheesy yang harus menunggu dirinya yang sedang meeting bersama klien.
"Ngga apa apa kok kek, Cheesy ngga bosen, tadi disana juga ada ruangan untuk bermain anak anak, jadi Cheesy ngga bosen. Cheesy tadi maen sama Ncus, Iya kan Ncus?" Jawab Cheesy.
"Iya non." Sahut Sus Poppy.
"Sekarang kita akan ke kota Semarang nya sayang, perjalanannya masih sekitar dua jam lagi, Cheesy kalau capek tidur aja. nanti kalau udah sampai kakek bangunin." Ucap Pak Heru.
"Oke kek." Sahut Cheesy.
Mobil mereka terus melaju menembus jalanan yang mulai sepi karena waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam, Tanpa mereka sadari, ada Bus dari arah yang berlawanan melaju dengan kencang, mobil itu keluar dari jalurnya dan hilang kendali.
Sebuah lampu mobil menyorot tajam menebus kaca mobil yang sedang mereka tumpangi, saat itulah mereka menyadari ada mobil yang hilang kendali di depannya.
"Pak awaassss." Teriak sus Poppy.
Laki laki yang sedang mengemudi pun tersentak dan membanting setir kemudinya. Keadaan yang tiba tiba pun membuat mobil yang mereka tumpangi juga hilang kendali.
"Kakek, Cheesy takut." Rengek Cheesy memeluk erat sang kakek.
Tak berselang lama, Mobil yang mereka tumpangi itu pun terguling setelah sempat menabrak pembatas jalan, pintu mobil belakang terbuka akibat benturan keras hingga membuat Pak Heru dan Cheesy yang di pelukannya terpental jauh ke jalanan.
Brakkk
Mobil itu berhenti tepat setelah menabrak pohon yang berada di pinggir jalan.
***
Uwiuhh Wiuhhhh
Beberapa menit setelah kecelakaan, mobil ambulance dan mobil polisi datang secara bersamaan di lokasi kejadian kecelakaan.
Kecelakaan itu terjadi di tempat yang memenang jauh dari pemukiman warga, sehingga tidak banyak orang yang berkerumun disana.
Hanya ada beberapa pengendara motor yang berhenti dan membantu Polisi untuk mengevakuasi para korban.
"Om Heru." Pekik seorang polisi yang ternyata adalah Langit, Sahabat Gilang.
"Astagfirullah, ini benar Om Heru, berarti anak ini..." Langit menggantungkan ucapannya sembari menatap gadis yang tengah menangis.
"Komandan, sepertinya mobil Bus itu sempat oleng sehingga membuat pengendara lain hilang kendali." Ucap polisi bernama Panji.
"Bagaimana kondisi pengemudinya?" Tanya langit.
"Masih sadar Komandan, hanya sedikit lecet." Jawab Panji.
"Ok, segera bawa supir Bus ke kantor supaya kita bisa meminta keterangan darinya." Titah Langit.
"Siap komandan." Sahut Panji.
"Nak, kamu tidak apa apa?" Tanya langit pada anak yang Ia duga anak Gilang.
"Sakit Om." Jawabnya memegangi kepala lalu tak sadarkan diri.
"Astaghfirullah." Lirih Langit segera membopong tubuh anak itu dan membawanya ke dalam ambulance.
Uwiuhh Wiuhhhh..
Beberapa mobil ambulance membawa para korban menuju rumah sakit, Langit kembali menemani anak gadis yang sudah pasti anak Gilang.
"Kamu bertahan ya sayang, Om ada disini, Om akan temani kamu." Ucap Langit menciumi tangan Cheesy.
"Akhirnya Om bisa melihat kamu lagi sayang, kamu cantik sekali." Sambung Langit meneteskan air matanya karena teringat akan kejadian dimana Cheesy harus kehilangan kedua orang tuanya di hari kelahirannya.
Sesampainya di UGD rumah sakit, para korban di bawa ke ruang tindakan termasuk Cheesy. Langit dengan setia menemani Cheesy.
"Mas, kamu disini?" Tanya Ranti yang sekarang bekerja sebagai Bidan di rumah sakit itu.
"Iya sayang, Mas yang menangani kasus kecelakaan ini, dan kamu tau siapa yang kecelakaan?" Ucap Langit.
"Siapa Mas.?" Tanya Ranti.
"Om Heru, ayahnya almarhum Gilang, dan anak kecil ini dia anak Gilang." Jawab Langit.
Ranti yang syok segera menutup mulutnya dengan mata yang membulat sempurna.
"Astaghfirullah, jadi dia putrinya Gilang Mas." Ucap Ranti.
"Iya sayang." Jawab Langit.
"Ya ampun, tapi dia ngga apa apa kan Mas?" Tanya Ranti mengkhawatirkan Cheesy.
"Mas belum tau sayang, dokter belum memeriksanya." Jawab Langit.
"Ya ampun Mas, bayi mungil itu sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik." Ucap Ranti menatap Cheesy.
"Iya sayang, Dia begitu mirip dengan Gilang, wajahnya, hidungnya, bibirnya benar benar mirip, dia Gilang versi perempuan sayang." Ucap Langit.
"Iya Mas, cantik sekali." Puji Ranti pada Cheesy yang masih tak sadarkan diri.
***
"Bagaimana kondisi Pak Heru Dok?" Tanya Langit pada seorang dokter yang baru saja selesai memeriksa kondisi Pak Heru.
"Mohon Maaf Pak, nyawa pasien tidak dapat kami selamatkan." Ucap Sang dokter penuh penyesalan.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun" Ucap Langit dan Ranti bersamaan.
Air mata pun luruh begitu saja di pipi Langit setelah mendengar Pak Heru meninggal, Ia seperti dejavu dengan kejadian 7 tahun yang lalu saat Gilang dinyatakan meninggal.
Langit melirik ke arah Cheesy yang masih tak sadarkan diri, merasa kasihan pada nasib anak kecil itu, bagaimana hidupnya nanti tanpa Kakeknya itulah yang ada di pikiran Langit.
"Non Cheesy." Teriak seorang wanita membuyarkan lamunan Langit.
"Non bangun non." Teriaknya lagi.
Langit segera menghampirinya dan bertanya, "Anda siapanya anak ini?".
"Saya pengasuhnya Pak." Jawab Sus Poppy sedikit meringis menahan sakit.
"Anda tidak apa apa?" Tanya Langit.
"Tidak apa apa Pak." Jawab Sus Poppy sedikit berbohong pasalnya saat ini dia pun merasakan sakit yang teramat sangat di lengan dan kakinya.
"Bagaimana kondisi non Cheesy Pak? Dia baik baik saja kan, apa dokter sudah memeriksanya?" Tanya Sus Poppy yang mengkhawatirkan kondisi anak asuhnya.
" Cheesy, Nama yang cantik." Batin Langit.
"Pak, bagaimana kondisi non Cheesy?" Ucap Sus Poppy mengulang pertanyaan saat merasa di abaikan oleh seseorang yang berseragam polisi.
"Ahhh ya, dia baik baik saja, dia hanya pingsan karena Syok." Jawab Langit tersadar dari lamunannya.
"Syukurlah." Ucap Sus Poppy.
"Tapi Om Heru..."
"Anda kenal Pak Heru?" Sela sus Poppy
"Iya saya kenal." Jawab Langit singkat.
"Bagaimana kondisi Pak Heru pak?" Tanyanya lagi yang kini mengkhawatirkan kondisi majikannya.
"Om Heru sudah meninggal dunia." Jawab Langit.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun" Ucap Sus Poppy.
"Ya Allah kenapa semua ini harus terjadi, ternyata mimpi yang dialami non Cheesy memang benar sebuah firasat buruk." Gumam Sus Poppy.
"Apa ada keluarga Om Heru yang bisa saya hubungi?" Tanya Langit.
"Saya tidak tau Pak, selama ini saya tidak mengenal saudara saudara Pak Heru karena jarang ada yang berkunjung ke rumah Pak, dan Pak Heru pun tidak pernah berkunjung ke rumah saudaranya, jadi saya tidak tau saudara saudaranya Pak Heru." Jawab Sus Poppy.
"Baiklah, kalau begitu kita akan segera mengurus kepulangan jenazah Pak Heru, kita akan membawanya kembali ke kampung halaman." Ucap Langit.
"Tapi saya bingung Pak, apa yang harus saya lakukan, disana tidak ada siapa siapa." Ucap Sus Poppy.
"Kamu tenang saja, saya akan mengurus semuanya sampai prosesi pemakaman selesai." Ucap Langit yang memang berniat ikut membantu proses pemakaman Pak Heru.