Aku menganggap mereka sebagai keluarga, mengorbankan seluruh hidup ku dan berusaha menjadi manusia yang mereka sukai, namun siapa sangka diam diam mereka menusukku dari belakang. Menjadikan ku sebagai alat untuk merebut kekuasaan.
Ini tentang balas dendam manusia yang tak pernah dianggap keberadaan nya. Membalaskan rasa sakit yang sebelumnya tak pernah dilihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laxiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabur
Dalam meja bundar, sudah ada dua keluarga yang tengah berbincang. Sesekali mereka mengadukan gelasnya, dengan satu kata yaitu bersulang.
Pria jangkung dengan stelan jas formal itu menatap jengah suasana tersebut, ayahnya Ruslan memaksa dirinya untuk bertunangan dengan gadis yang sama sekali tidak dia kenal apalagi sukai.
Orang tua si gadis adalah salah satu tokoh berpengaruh, dengan adanya pernikahan tersebut, ayahnya dapat memperluas perusahaannya dengan gampang.
Dalam keluarga konglomerat pernikahan tersebut memang lumrah, rata rata mereka menikahkan putra putri mereka untuk memperluas bisnisnya juga mempererat kerja sama yang telah terjalin.
Namun pria itu tidak menginginkan pernikahan itu, sebab dia tidak ingin menjalani rumah tangga yang seperti orang tuanya saat ini. Ayahnya menikah dengan ibunya karena perjodohannya, tidak ada cinta apalagi kasih sayang yang terjalin diantara mereka.
Ayah Danu, Ruslan, dia sering membawa wanita cantik kerumah memperlihatkan kemesraan mereka didepan Ibunya, hanya untuk membuat sang istri sakit hati. Sedangkan ibu Danu sama sekali tidak bisa bercerai karena suatu alasan, Danu lahir kedunia ini akibat desakan dari nenek dan kakeknya. Ayah Danu sama sekali tidak menginginkannya, maka dari itu Danu tidak dianggap nya sebagai anak, melainkan hanya bidak disebuah permainkan yang ayahnya mainkan.
Danu hanya sebagai alat untuk ayahnya memperluas kekuasaan, tapi dia sudah muak dengan semua aturan juga paksaan yang diterapkan pria tersebut, hari itu untuk pertama kalinya Danu akan mengikuti kata hatinya.
"Saya menolak pertunangan ini"
Semua orang yang mendengarnya sontak terdiam, Ruslan menatap putranya dengan tajam.
"Ah, pasti dia sedang bercanda, maklum saja anak saya sedikit humoris." Suasana yang tadinya tenang mulai kembali ramai.
"Danu duduk!" Titah ayah Danu, pria paruh baya itu menyeret putranya agar duduk disampingnya.
Salah satu pelayan disana mulai menuangkan anggur di gelas Danu, Danu meminum sampai habis isi dari gelasnya, kemudian menaruh gelas tersebut pada meja sehingga menciptakan dentingan cukup keras.
Semua mata tertuju padanya, Danu menatap mereka satu persatu. "Saya tegaskan lagi, saya menolak pertunangan ini. Sampai kapanpun saya tidak akan menikah dengan nya."
"Danu tarik kata katamu kembali." Ucap Ruslan penuh penekanan.
Danu mulai menatap wajah ayahnya dengan tajam, "Pertunangan ini buka keinginan saya, tapi anda. Saya tidak akan menikahi wanita yang saya tidak cintai, karena saya tidak ingin mengulang apa yang orang tua saya alami. Saya minta maaf pada Om, Tante, juga Evelyn. Saya hanya akan bilang, harta tidak selamanya bisa membeli kebahagiaan, saya harap kalian dapat merenungkan itu semua, saya melakukannya bukan hanya untuk diri saya sendiri, namun untuk kebaikanmu putri om juga. Kalau gitu saya permisi." Danu melenggang pergi dari ruangan tersebut.
Ruslan menggenggam erat gelas yang ia pegang, saking kuatnya genggaman tersebut, gelas tersebut pecah lalu melukai tangannya. Dia meminta maaf pada orang orang yang berada dihadapannya, karena kelancangan tingkah putranya.
"Lihat saja putra durhaka, apa saja yang akan saya lakukan pada ibumu." Ucap Ruslan sambil berjalan. Ia meminta sopir untuk pulang, dia akan memberi pelajaran pada istrinya karena tidak becus mendidik putra mereka .
"TINA!, TINA DiMANA KAMU?." Teriak Ruslan ketika sampai rumah, dia benar benar kehilangan wajahnya terhadap keluarga Evelyn karena ulah putra durhaka itu. Danu tidak tahu bagaimana usaha dirinya untuk bisa dekat dan menjodohkan kedua anak mereka.
Salah satu maid datang tergopoh gopoh menghadap tuanya, "Maaf Tuan, nyonya tidak berada dirumah."
"Dimana dia?"
"Tuan muda tadi pagi membawa nyonya, dan sampai sekarang mereka belum pulang."
Ruslan menampar maid tersebut dengan keras, sampai tubuh maid itu terjatuh. Dia kemudian melempar apa saja barang yang berada didekat.
*
Danu sudah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa jika dia mendapat kesempatan kedua maka dirinya akan membahagiakan ibunya apapun yang terjadi. Danu awalnya tidak percaya dengan apa yang dialami olehnya, bagaimana mungkin seseorang yang sudah mengalami kecelakaan yang begitu parah bisa bisanya terbangun dalam tubuh yang baik baik saja.
Dia mengira itu hanya sebuah mimpi, namun setelah beberapa saat dia baru menyadari bahwa itu semua nyata. Danu sangat berterima kasih pada Tuhan karena telah mengabulkan doanya.
Dia membawa ibunya pergi dari rumah neraka itu, berharap itu awal mula dari kebahagiaan yang dapat ia berikan pada ibunya.
"Danu, ayo pulang Nak. Ibu takut nanti ayahmu marah, kalau kita tidak segera pulang."
Danu mengusap lembut surai ibunya, "Mah, mulai sekarang mamah tidak perlu mengkhawatirkan ayah lagi, kita sudah terbebas dari pria itu."
"Maksud kamu bagaimana?"
"Mulai sekarang kita hanya akan hidup berdua, Danu akan memproses perceraian dan akan Danu pastikan pria brengsek itu tidak akan pernah menggangu Mamah lagi."
"Sayang, mari kita kembali kerumah. Kamu tidak tahu apa yang akan dilakukan ayahmu jika tahu kamu berbicara seperti itu." Ibu Danu mulai bangkit dari duduknya, dia berusaha untuk keluar dari apartemen itu.
Danu memeluk ibunya dari belakang berusaha menghentikannya, "Mamah gak perlu kembali pada rumah neraka itu, mulai sekarang kita akan terbebas dari iblis itu."
"Danu jika ayahmu tahu apa yang kamu rencanakan, dia pasti tidak akan mengampuni mu. Mamah tidak bisa membiarkanmu mengalami hal buruk sayang."
"Mamah tidak perlu mengkhawatirkan Danu, Danu sudah besar dan bisa menjaga diri sendiri. Bahkan Danu bisa menjaga mamah dari iblis itu, jadi mulai sekarang berhenti untuk memikirkan Danu."
Ibu Danu mengusap wajah kedua pipi putranya, dalam sekejap anak itu sudah tumbuh besar. "Sayang, semenjak kepergian kakek dan nenekmu hanya kamu yang mamah punya, jadi bagaimana mamah bisa tidak mengkhawatirkan mu?"
Danu memeluk tubuh kurus ibunya, walau harta mereka melimpah, ibunya bagaikan manusia yang kekurangan gizi dan tak terurus. Itu semua akibat tekanan batin dari ayahnya. "Danu berjanji akan menjaga diri baik baik, jadi mulai sekarang tolong berhenti untuk memikirkan iblis itu. Hanya Mamah yang Danu butuhkan, dan Danu harap mamah bisa bahagia, hanya itu yang Danu inginkan."
Ibu Danu memeluk putranya dengan erat, dia tidak mengira anak kecil yang dulu menangis ketika dirinya dipukuli oleh Ruslan saat mabuk, dan tubuh kecil itu meminta untuk dirinya saja yang dipukuli karena tidak tahan melihat dirinya kesakitan. Kini sudah tumbuh dewasa bahkan ingin menjaga dirinya.
Tina hanya menghawatirkan anaknya, setelah hidup bertahun tahun dengan Ruslan dia jadi tahu bagaimana watak pria tersebut. Dia bahkan rela membunuh orang tuanya sendiri hanya untuk menduduki perusahaan, lalu jika dia tahu bahwa dirinya dan Danu kabur dari rumah, maka tidak menjadi hal mustahil pria itu akan menyiksa Danu bahkan bisa saja menghabisi nya.
BERSAMBUNG.......
Jangan dulu untuk like komen dan subscribe.