NovelToon NovelToon
Balasan Buat Suami Selingkuh

Balasan Buat Suami Selingkuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna

Menikah dengan pria idaman adalah dambaan tiap wanita. Adelia menikah dengan kekasihnya bernama Adrian. Di mata Adelia Adrian adalah laki-laki yang baik, taat beragama, perhatian sekaligus mapan. Namun ternyata, setelah suaminya mapan justru selingkuh dengan sekretarisnya. Apakah Adelia mampu bertahan atau justru melangkah pergi meninggalkan suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tawaran Menggiurkan

Adelia merasa canggung, ia belum siap untuk membuka hatinya untuk pria lain. Pertama, statusnya masih istri Ardian. Kedua, ia masih trauma dengan perselingkuhan. Adelia perlu berpikir panjang bila ingin menjalin hubungan dengan pria lain.

"Maaf, mataku sudah tidak terasa sakit, aku beresin piring-piringnya dulu," ucap Adelia. Padahal ia bersikap demikian hanya untuk menghindari tatapan si tampan Arga.

Adelia takut hatinya akan runtuh di bawah pesona Arga. Ia akan terus meyakinkan dirinya, bahwa Arga bukanlah tipenya. Dan dirinya juga bukan tipe Arga. Ia perlu membatasi dirinya agar tidak terlalu dekat dengan pria itu. Namun semakin dia menghindar, justru selalu saja ada alasan yang membuat mereka bertemu.

Di dapur Adelia sedang mencuci piring-piringnya yang kotor. Pikirannya menerawang jauh, mengingat pernikahannya dulu dengan Adrian. Biasanya lelaki itu memeluknya dari belakang. Dan membisikkan kata-kata mesra di telinganya.

Namun, bayangan keharmonisannya itu pudar seketika seperti kaca pecah hingga berkeping-keping. Pengkhianatan Adrian yang tidak hanya dengan satu perempuan membuatnya sakit hati.

Adelia tidak menyadari jika gelas yang di pegangnya terlalu banyak sabun. Hingga lepas dari genggamannya.

Prang!

"Awas, tanganmu berdarah!" Tiba-tiba Arga muncul dari belakang dan menarik tangan Adelia yang terkena pecahan gelas.

"Kenapa bisa sampai seperti ini?" tanya Arga khawatir.

"I ... itu_"

"Sudahlah, tidak apa-apa yang terpenting kau obati lukamu. Dimana kau menyimpan kotak obatmu?" tanya Arga. Ia tidak ingin terlalu menyalahkan Adelia.

"Di sana," tunjuk Adelia pada sebuah laci nakas.

"Tunggu sebentar aku akan mengambilkannya," kata Arga berjalan cepat menuju tempat yang di tunjuk Adelia. Setelah berhasil menemukan kotak obatnya, ia jongkok di depan Adelia yang tengah duduk.

Perlahan ia membersihkan luka Adelia dengan alkohol lalu memberi obat luka dan menempelkan kasa dan plesternya dengan hati-hati.

"Masih sakit?" tanya Arga lembut.

"Sedikit," kata Adelia. Ia merasa malu karena merepotkan Arga terus. Tak sengaja ia menatap wajah tampan Arga yang masih jongkok di depannya. Sungguh maha karya yang sempurna, ketampanan Arga tak kalah dari oppa korea yang lagi di gandrungi anak jaman sekarang.

"Kau pasti sedang mengagumi ketampananku," goda Arga.

Kaget mendengar perkataan Arga, Adelia menjadi salah tingkah.

"Tampan tapi kok belum punya istri sih?" balas Adelia.

"Kan menunggu jandamu."

"Ih, nggak lucu deh." Adelia menepuk pundak Arga. Ia lupa jika tangannya masih sakit.

"Aww!" teriaknya.

Langsung Arga mengambil tangan Adelia dengan lembut dan meniupnya. Kembali Adelia bisa menatap wajah Arga dari dekat. Tak salah lagi, Arga Dwinata memang sungguh tampan luar biasa.

"Hati-hati, jarimu belum sembuh betul," ucap Arga.

"I .. iya, tapi lepasin dong pegangannya," peringat Adelia. Ia merasa tidak enak karena pergelangan tangannya di pegang Arga. Dan bibir Arga terus meniup jari Adelia yang terluka.

"Oh, maaf."

Arga segera melepaskan pegangannya. Ia membiarkan Adelia untuk kembali duduk.

"Ya sudah, kamu istirahat saja dulu. Besok tidak usah ke kantor, aku yakin tanganmu pasti masih sakit," peringat Arga lembut.

"Baiklah, besok aku akan menelepon Kartika untuk menghendel semuanya," ujar Adelia.

"Oke, kalau begitu aku pergi dulu," pamit Arga. Berat rasanya ia meninggalkan Adelia sendirian. Tapi mau bagaimana lagi, Adelia bukan apa-apanya. Ia tidak bisa tinggal lebih lama. Hal itu akan menambah ketidaknyamanan Adelia.

"Tunggu!" teriak Adelia.

Arga senang karena Adelia mencegahnya pergi. Rasanya ia ingin melompat setinggi mungkin. Untung saja hal itu hanya dalam imajinasinya.

"Iya, ada apa lagi?" tanya Arga.

"Emm... terima kasih sudah mengobatiku tadi," ungkap Adelia di iringi senyum manisnya.

"Ooh, kirain apa. Ya, sudah kewajiban sesama manusia saling tolong-menolong," alasan Arga.

"Apapun itu, terima kasih," ucap Adelia.

"Ya, sama-sama."

"Ini sudah boleh pulang, kan?" goda Arga.

"Iya boleh, hehehe," sahut Adelia malu. Ia merasa dirinya yang menahan Arga sedari tadi. Arga melangkahkan kakinya keluar. Ia senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Hanya Adelia satu-satunya wanita yang mampu membuat hidupnya lebih berwarna.

Sementara Adrian masih bergumul mesra dengan mantan sekretarisnya. Ia memeluk tubuh polos perempuan cantik itu dari belakang.

"Sekarang kerja dimana, Mas?" tanya Marisa.

"Belum dapet pekerjaan," jawab Adrian malas.

"Oh, kok bisa sih. Mas, kan orang pinter masa tidak ada yang mau terima?" tanya Marisa.

"Ya, itulah."

"Mas, mau tidak kerja?" tanya Marisa. Jari-jari lentiknya bermain di dada bidang Adrian.

"Kerja apaan sih?" tanya Adrian kepo.

"Melayani tante-tante kaya," jawab Marisa.

"Tunggu, kamu mau aku jadi gigolo?" Adrian langsung duduk, karena kaget mendengar tawaran Marisa.

"Ya, seperti itulah... hanya itu satu-satunya cara agar Mas dapet uang cepat," saran Marisa. Wanita itu berniat bangkit dari tempat tidurnya namun di cegah Adrian.

"Ada apa lagi, Mas?" Marisa tidak jadi turun dari ranjangnya.

"Emm... Mas mau lagi," pinta Adrian.

"Nah, Mas kan bisa main lama. Gunakan bakat Mas ini biar dapet cuan yang banyak," tawar Marisa.

"Bener dapet uang banyak?" tanya Adrian penasaran.

"Iya, sekali main. Kalau tante-tantenya puas, Mas bisa dapet sepuluh juta," ucap Marisa.

"Sekali main dapet sepuluh juta?" tanya Adrian tak percaya.

Marisa mengangguk mengiyakan. Adrian membayangkan sehari bisa mendapatkan uang sebesar itu pasti menyenangkan. Ia tidak perlu mendengar suara bising Salsa yang selalu menuntutnya ini itu.

"Baik, aku mau," kata Adrian.

"Oke, besok akan aku kirimi alamat tantenya. Udah lama dia jablay, suaminya luar kota terus," balas Marisa.

"Tapi, bener kan bisa dapet sepuluh juta?" tanya Adrian.

"Bener, buktikan saja besok," ucap Marisa.

"Oke, tapi sebelumnya kita main lagi yuk," ajak Adrian. Ia mendudukkan Marisa di pangkuannya. Mereka lalu kembali berpagutan, mengukir kemesraan satu sama lain.

"Aku tidak punya uang untuk membayarmu, Sayang," bisik Adrian.

"Aku tahu, anggap saja hari ini nostalgia masa lalu," ucap Marisa. Wanita itu menggeliat pasrah waktu jadi Adrian menyusup ke daerah sensitifnya. Lelaki itu menciptakan sensasi bagi Marisa. Marisa lalu duduk menghadap Adrian. Ia bergerak naik turun. Sementara Adrian mendesah keras karena permainan di pimpin oleh Marisa. Wanita itu sangat lihai memainkan perannya.

---Bersambung---

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!