NovelToon NovelToon
Love At SIG Training

Love At SIG Training

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dosen / Cintamanis / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Firda 236

Pelatihan SIG atau Sistem Informasi Geografi yang di lakukan Amira bersama teman-teman sebagai kegiatan dalam semester 3, siapa sangka akan mempertemukan Amira dengan seorang pria yang akan menjadi tambatan hatinya. Sang asisten Dosen pelatih yang awalnya Amira kira sangat menyebalkan namun dengan cara ajaib bisa meluluhkan hatinya, membuatnya jatuh cinta dan menerima kehadiran pria itu sebagai pemiliki hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firda 236, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

FIVE

Di tengah hening yang terjadi, ketika atmosfir kurasa mulai melunak, Ilham mulai mengambil pembicaraan bukan dengan ku melainkan dengan Mas Fahmi yang sejak tadi hanya diam seolah tak perduli sekitar, entah terlalu fokus atau memang tak perduli.

“Perjalanan aman Kang dari Jakarta?” Mas Fahmi mengangguk dengan tolehan kepala pelan juga sepasang senyum manis yang bertengger di kedua sudut bibirnya. Mencipta lesung pipi samar disana.

“Aman Kang, gak ada kendala lancar” jawabnya sedikit diselingi candaan, aku hanya diam, masih enggan ikut dalam pembicaraan hingga pertanyaan Mas Fahmi sedikit membuat ku terkejut.

“Kalian pacaran’tah?” aku menggeleng rusuh tidak membenarkan itu. Bahkan menolaknya secara gamblang.

“Engga Mas, kami cuma deket sebagai temen”

“Iya Kang, temen deket aja” Ilham ikut menimpali, tapi nampaknya Mas Fahmi enggan menyetujui ucapan kami, terlihat mulai menjengkelkan di mata ku.

“Kebanyakan juga gitu Kang, awalnya deket ujung-ujungnya pacaran” aku mendengus kesal, tak lagi perduli pada hasil editan ku ataupun Ilham, aku segera beranjak, keluar dari Ruangan Lab dengan kesal. Mas Fahmi dan Komputer sama-sama mengesalkan menurut ku!

Sudah mah, komputer yang mati mendadak membuatku jengkel karena hasil editan yang tidak bisa di simpan, Mas Fahmi yang meledek menyebalkan dan mengira aku dan Ilham saling suka, semakin menambah kesal saja.

Tak lagi perduli pada teman-teman yang menanyaiku, aku memutuskan untuk berjalan menuju area belakang Ruang Lab, menyendiri disana tak perduli pada gelap yang membentang kokoh tanpa sedikitpun sinar, atau banyaknya nyamuk yang mungkin akan menyerang ku, aku tak perduli. Rasa kesal menutup pikiran ku sekarang.

_

Jam menujukan pukul 12 malam saat aku memutuskan menyudahi acara menyendiriku dan kembali ke ruang istirahat, semua orang sudah tertidur aku bersyukur untuk itu, segera beranjak menuju kamar mandi dan membersihkan diri.

Aku mendudukan diriku di ruang tamu yang memang ada didepan Ruang Lab setelah mandi tadi, kembali menyendiri dan menatap kosong ke depan tepat menatap hamparan rumput hijau juga malam gelap yang sedikit terlihat karena tirai jendela yang bergerak pelan.

Seseorang tiba-tiba menepuk bahu ku pelan, aku menoleh dan mendapati Mas Fahmi yang mengulas senyum, entah kenapa aku sedikit kesal melihatnya sekarang hingga tanpa sadar aku mengalihkan pandangan darinya.

“Kamu kesel sama saya?” aku hanya diam, enggan menanggapi.

Mas Fahmi mendudukan diri pada kursi yang berada tepat didepan ku, menatap ke arah ku yang masih enggan menatapnya.

“Saya minta maaf kalo candaan saya buat kamu kesel.”

Aku mendesah kecil, menurunkan ego ku dan menatapnya dengan senyum kecil bersamaan dengan anggukan kepala membuat Mas Fahmi mengulas senyum lebih lebar, memperlihatkan semakin jelas lesung pipinya.

“Tapi Mi, harusnya kalo emang kamu gak suka sama Ilham, kamu gak perlu marah atau kesel sama saya kaya gitu dong?” aku menatapnya tak percaya. Apa yang pria di depannya itu katakan?

Setelah barusan dia meminta maaf sekarang dia kembali membuat ku kesal, aku sungguh tak mengerti orang seperti apa sebenarnya Mas Fahmi ini, tak ingin terlihat seperti anak kecil, aku menghembuskan nafas kecil, menahan rasa kesal ku dalam hati.

“Mas, kamu baru aja bilang maaf loh” aku merasa aneh saat ini. Entah aneh pada sikap Mas Fahmi, merasa aneh pada perasaan ku, dan ucapan ku yang terkesan... Apa aku tak tau.

“Heheh maaf, maaf” aku mengangguk pelan, membiarkan Mas Fahmi tertawa entah apa yang lucu.

“Ya udah senyum dong Mi, cemberut mulu kamu” aku menunjukan senyum terpaksa padanya yang menanggapi itu dengan tawa yang mencoba dikontrol agar tidak terlalu keras, tidak terlalu brisik.

1
MiftaXeimora
see it!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!