Rian seorang remaja miskin secara tidak sengaja mendapatkan sebuah botol antik yang mengurung mahluk gaib yang di kutuk oleh gurunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10 juta
Rian terus berlatih hingga tak terasa waktu sudah menjelang pagi, tak terasa sedikit pun rasa ngantuk walau ia tak tidur semalaman, dengan fokus latihannya dia kini bisa melihat barang barang yang mempunyai aura, aura yang di pelajari Rian ada 7 tingkatan, dari yang paling rendah hijau, kuning, orange, biru, merah , putih dan emas, ada juga aura yang berwarna hitam, yang menunjukkan itu berenergi negatif. Dan bila seseorang terlihat auranya hitam itu biasanya dia menganut aliran sesat/hitam. Yang paling banyak di temui biasanya yang tingkat rendah seperti hijau, kuning , orange dan biru, untuk merah, putih, apalagi aura emas sangat jarang di temui. Rian melihat sekeliling dengan auranya, semua perabot nya tak ada yang memiliki aura, walau ada itu juga hijau tipis dan samar. Yang berarti tak bernilai tinggi, tapi Rian agak kaget saat melihat ranting yang di pakai semalam beraura biru.
" Ajia, itu kok bisa jadi aura berwarna biru, sedangkan potongan nya yang lain tak ada aura sama sekali " Tanya Rian bingung
" oh itu karena masih menyimpan sisa tenaga kakak, tapi ga lama paling lama sebulan dengan tingkat tenaga kakak." Jawab Ajia santai
" apa semua yang di alirkan tenaga dalam bisa seperti itu?" Tanya Rian lagi
" bisa kak , tapi berbeda media akan menghasilkan aura yang berbeda." Jelas Ajia.
" ok aku mengerti, kakak mau ke sekolah dulu , kamu tunggu rumah." Ucap Rian , ia bergegas mandi dan memakai seragam nya, hari ini kartu pelajar SMA BINA BANGSA sudah jadi , dan ia pun akan menerima baju seragam sekolah.
Sebelum berangkat rian menyempatkan untuk menelpon Meymey, tapi tak tersambung, Di aplikasi chatnya hanya memanggil bukan berdering.
" apa ga ada sinyal di sana yah?" Gumamnya Rian, ia melajukan motornya tak sampai 20 menit ia telah sampai, Rian memarkir motornya di garasi khusus motor,
" kak " suara Dina tiba-tiba terdengar dari belakang Rian, Rian membalikkan badan nya
" Eh, Dini ,Dina udah sampe dari tadi tah?" Tanya Rian melihat si kembar di belakang nya.
" baru sampe, tadi liat kakak pas turun dari mobil makanya nyamperin ke sini." Ucap Dina ceria
" ya udah ayo ke kelas" ajak Rian
" ga sarapan dulu kak?" Tanya Dini
" he he he, lagi ga punya uang sayang, dan juga tadi udah makan mie instan di rumah." Ucap Rian malu
" emang ga kakak liat amplop dari papa??" Tanya Dina, Rian menepak jidatnya sendiri,
" lupa " Jawab Rian cengengesan, Rian mengambil amplop nya, tipis saat di raba olehnya, paling 100 rb pikir Rian. Rian menyobek ujung amplop dengan hati hati, takut merobek isi di dalamnya.
Rian kaget saat melihat isi dari amplop yang di sobek nya, ia melihat ke arah si kembar
" ini ga salah kasih??" Tanya Rian ke si kembar. Karena yang di kasih oleh pak Dimas bukan uang tapi cek senilai 10 juta. Jumlah yang sangat besar bagi Rian.
" ga sayang itu beneran buat kamu " Dini yang menjawab Dian kali ini.
" Eh Meymey besok pulang katanya " ucap Dini kemudian. Rian melihat ke arah Dini
" tahu dari mana, tadi ku telpon ga aktif hpnya??" Tanya Rian penasaran
" kemarin malem aku telpon Meymey, aku juga bilang urusan kita dan Meymey setuju" ucap Dina santai tapi Rian kaget bagai di sambar petir. Dia ga mau mengecewakan Meymey, di mana babah hong dari dulu sering membantu nya, bila di suruh memilih Rian pasti memilih ketiganya eh memilih Meymey tentunya.
" apa Meymey marah??" Tanya Rian, ada rasa bersalah di hatinya
" awalnya marah tapi saat kami jelasin dia malah senang, dan menerima kami untuk sama-sama bareng kakak, dengan syarat dia yang pertama, kami kedua" jawab Dina
" kok bisa???, emang kalian pakai alasan apa??" Rian penasaran
" emmm, kami pakai alasan kalau kita kena pengaruh obat perangsang. Jadi ga sadar kalau kita melakukan itu" ucap Dini pelan, rian menepak jidatnya
" ya sudah kalau Meymey bisa menerima kalian, oh iya nanti Dina anterin ke bank yah, buat nyairin cek ini sekaligus mau buat tabungan." Pinta Rian , Dina mengangguk senang, sedang Dini cemberut, Rian yang melihat itu langsung mencium Dini
" sekarang Dina dulu, besok kalau ada keperluan lain kamu yang gantian nemenin yah" bujuk Rian, Dini langsung ceria mendapat ciuman dari Rian.
" Ayo ke kelas bentar lagi masuk " ajak Rian kemudian , Dini dan Dina langsung memeluk lengan kiri kanan Rian. Rian hanya tersenyum pasrah pasti akan jadi masalah nantinya
Dan benar saja , sepanjang jalan menuju kelas , Rian dan si kembar menjadi pusat perhatian para siswa, banyak ancaman kemarahan yang Rian rasakan , dari tatapan para siswa cowok, karena Dini dan Dina juga bunga sekolah, pasti banyak yang menyukai nya.
" hei lihat itu, si Rian malah ngegandeng si kembar, ga bahaya apa??" Bisik salah satu siswa
" Wah bakal ada perang dunia nich, kan loe tau si Meymey kaya apa" Jawab temannya
Berbagai omongan pada menjurus ke Rian dan si kembar, dan beberapa lagi mencari cara untuk memberi pelajaran pada Rian, yang mereka anggap merebut calon kekasihnya.
Rian hanya bisa tersenyum masam mendengar bisik bisikan itu, semua terdengar jelas oleh Rian walau pun mereka jauh. Semenjak memasuki tingkat kelima semua indera Rian menjadi lebih tajam, dari penciuman, pendengaran dan penglihatan, apalagi kini Rian telah mencapai tingkat ke 7. Rian dan si kembar berpisah di kelas Rian , karena kelas si kembar berbeda.
Rian duduk sambil melihat bangku kosong di sampingnya. Ada kekosongan yang mengisi relung hatinya tanpa kehadiran Meymey, ia iseng mengirim pesan " sayang aku kangen" pada Meymey. Bell masuk berbunyi tanda pelajaran akan segera berlangsung.
Rian mengikuti pelajaran dengan tenang, setiap pertanyaan guru di lalap abis oleh rian, membuat guru kagum padanya.
Bell istirahat Rian menuju kantor kepala sekolah, ia kini mendapatkan kartu pelajar dan seragam baru. Setelah mendapat kartu pelajar dan seragamnya Rian kembali ke kelas
Tapi di koridor laboratorium yang sepi Rian di cegat oleh beberapa siswa lelaki,
" hei mau jadi playboy yah loe pindah kesini!!" Teriak salah satu siswa itu.
" siapa kalian, dan apa mau kalian ?" Tanya Rian santai.
" gua Panca, gw harap loe jauhin Dina, karena itu gebetan gw!" Bentak nya
" emang Dina nya mau sama loe??" Ledek Rian
" Eh anak miskin, ga usah sok loe , emang apa yang loe bisa kasih ke Dina??" Bentak Panca lagi.
" emang loe bisa kasih apa??" Tantang Rian.
Ha ha ha
Panca tertawa meremehkan rian..
" gua bisa kasih mobil, emas tas limited edition gw anak orang kaya , emang loe orang ga punya" ledek Panca
" uang loe apa uang bapak loe" tegur Rian, Panca langsung terdiam. Karena memang ia mengandalkan orangtuanya yang kaya
" gw generasi perintis, bukan generasi pewaris, jangan bangga kalau yang menghasilkan uang itu bapak loe, koreksi diri, udah dapet berapa loe dari hasil keringat loe sendiri??" Ejek Rian , sambil pergi meninggalkan Panca dan teman-temannya.
" brengsek," geram Panca, ia mengepalkan tangan dan meninju tembok di samping nya" aduh " teriak nya kemudian karena emosi ia meninju tembok dengan sekuat tenaga, dan akhirnya tangannya yang keseleo.
Dengan di bantu teman-temannya panca di bawa ke ruang UKS, guna mengobati tangannya. Sedangkan Rian masa bodoh dengan keadaan Panca.
" Yan di panggil master Yudi di sasana" tiba-tiba Heri mendatangi Rian
" sekarang??" Tanya Rian memastikan
" bukan tahun depan" ucap Heri kesal
" oh , tahun depan ya udah masih berapa bulan lagi kan??" Seru Rian dan meneruskan langkah nya, menuju kelas, Heri menepak jidatnya
" Ayo " tanpa banyak omong lagi Heri menarik Rian ke sasana wushu.
" Eh loe ikut wushu juga ri??" Tanya Rian penasaran
" iya tapi masih sabuk kuning, kalah sama Meymey " Jawab Heri." Minggu depan ada tanding voli sama sma xx, bisa ikut ga?" Tanya Heri berharap Rian mau ikut..
" bukannya ga mau ikut , tapi loe tau sendiri gw baru masuk di sma ini, apa di bolehin sama guru guru bidang study ' keluh Rian
" ga apa-apa soalnya ini saran kepala sekolah " lanjut Heri
" ok deh kalau udah di izinin sama kepsek, gw ikut , latihannya kapan??" Tanya Rian antusias
" hari ini sama hari minggu latihannya , loe bisa ikut latihan hari ini??" Rian mengangguk
" bisa, soalnya toko babah Hong masih tutup" , ucap Rian" kalau toko udah buka gw harus kerja" tutur Rian, Heri mengangguk mengerti." Eh tapi gw agak telat nanti datang latihannya, ada perlu dulu gw mau buka rekening di bang xx." Lanjut Rian
" ok ga apa-apa " karena sambil ngobrol tak terasa Rian dan Heri telah sampai ruangan master Yudi.
" Assalamualaikum " salam Rian dan Heri berbarengan.
" Waalaikum salam " terdengar sambutan salam dari dalam oleh master Yudi.
Pintu terbuka dan master Yudi keluar dari ruangan nya
" Ayo masuk , dan duduk" ucap master Yudi , ia menyuruh Heri membuat kopi untuk mereka bertiga.
" terima kasih master, sebenarnya ada apa master memanggil saya kesini??" Tanya Rian sopan.
" emmmh, begini Rian sebulan lagi ada kompetisi beladiri campuran, saya berharap Rian mau mewakili sekolahan, jangan khawatir, bila kamu mau ikut, selama masa pelatihan sebulan ini, akomodasi kamu akan di bantu oleh sekolah, dan uang bonus kemenangan jadi milik Rian , sekolah hanya meminta piala dan memfotokopi piagam penghargaan. " master Yudi menjelaskan dengan penuh harap .
" beneran master, uang bonus jadi milik saya pribadi kalau menang??" Tanya Rian ragu, karena di sekolah sebelumnya, uang bonus dari kemenangan di claim milik sekolah dan di masukkan ke kas sekolah.
" iya kalau kamu mendapat uang bonus dari pertandingan itu hak kamu pribadi" jelas master Yudi.
" baik master, saya akan ikut, tapi mungkin saya hanya sesekali ke sasana, saya lebih fokus latihan di rumah , dan lagi saya akan ikut berlatih bola voli bersama heri dulu karena akan ada perlombaan voli" ucap Rian
" tidak masalah, ini save kontak saya agar bisa saling berhubungan " Rian mencatat no master Yudi, dan memchat nya, agar no Rian bisa di simpan juga oleh master Yudi
" baiklah master, karena tak ada lagi yang akan di bahas saat ini, saya izin kembali kelas, assalamualaikum " pamit Rian , Rian keluar dari ruangan master Yudi di ikuti heri .
Tok
Tok
Tok.
Rian mengetuk pintu kelas, saat akan masuk, karena pembelajaran sudah di mulai.
"Masuk" satu suara merdu dan dingin menyuruh Rian masuk,
Rian masuk dan menyalami guru yang sedang mengajar yang ternyata masih sangat muda , Sofia tertera di nametag nya.
" Kenapa kamu terlambat??" Tanya guru Sofia itu ketus,
" maaf bu, tadi saya di panggil master Yudi" ucap Rian sambil tersenyum canggung
" ya udah sana duduk di bangku mu dan pelajari " ucap guru Sofia, sebenarnya bu Sofia juga tahu kalau Rian di panggil master Yudi , karena sebelumnya para guru mengadakan rapat prihal kompetisi beladiri. Dan Rian yang di usulan oleh master Yudi di terima dengan baik oleh sebagian besar guru guru di sana, walau ada yang menentang karena ingin anak atau saudaranya yang mengikuti kompetisi itu.