Cinta yang diharapkan membawa kebahagiaan.yang didambakan menyatukan perbedaan.
Justru mendorongnya ke dalam jurang penyesalan,Penyesalan yang tiada arti.
Mengakibatkan karma Untuk keturunannya.
Masih teringat dalam ingatan,sewaktu dia mengucapkan janji,Takkan pernah menyakiti,
takkan melukai.Namun, janji hanyalah janji,tanpa pernah ada niatan untuk dibuktikan
Hari-hari yang pernah dilewati penuh tawa.nyatanya, hanya sebuah topeng palsu untuk menutupi kebusukan hati
Namun saat ia tau,wajah asli pria yang sangat dicintainya.Semuanya telah terlambat. Hidupnya hancur,keluarganya berantakan,rumahnya lenyap, orang yang dikasihi nya pun tiada,Orang-orang yang disayanginya terluka,semuanya hancur di hari yang sama, hari awal mula karma yang menyakiti Anak-anak nya. Hari dimana jeritan pilu sang kaka, hari paling buruk didalam hidup nya.Dan bahkan pria itu masih tak berniat melepaskan dirinya.Keserakahan dihati pria itu melukai wanita yang benar-benar tulus mencinta nya dalam dua kehidupan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia yu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekhawatiran atau Firasat
Didalam lemari kaca tiga pintu....
"Memangnya kamu dari mana,nona??. "
"Dari ruangan papa,nyariin kaka!! " ia berucap sambil berjalan menuju pembaringan. " Tapi kakanya engga ada.!!" Gadis itu membaringkan tubuhnya ditengah ranjang. Ia memejamkan matanya.dirinya merasa sangat lelah.
Rara menghela napas, "Ingin dibuatkan apa untuk makan malam nya.??"
" Apa saja boleh.!!" ia menjawab tanpa membuka matanya ataupun menoleh
"Ya sudah, nona istirahat lah,.!! Saya pergi dulu.!! "
'"Hmm.!! "
Tak lama setelah kepergian Rara, Raviola membuka matanya yang indah ia melirik jam diatas meja lampu dengan ekor matanya.,sudah sangat sore, rupanya.' ia bergumam pelan.
Setelah menghela napas, dirinya bangkit dari ranjang, dengan niatan ingin membersihkan dirinya. Namun Karena rasa sakit dikakinya,ia menjadi kehilangan keseimbangan, dan membuatnya jatuh Menyenggol vas bunga. Dimeja didepan sofa hingga pecah dan menimbulkan suara yang nyaring.
Ia mengeluh sakit,saat rasa sakit itu terasa dikakinya juga rasa perih ditangannya. Rupanya tangannya terlihat berdarah,sepertinya ia terluka oleh pecahan vas bunga, yang jatuh di Senggolnya. Ia melihat ke arah kakinya,ternyata perban dikakinya juga terlihat memerah , sepertinya luka di kakinya itu kembali terbuka. Karena ia berlarian tadi.
Raviola merangkak mundur beberapa kali,tujuannya menggapai meja samping tempat tidur. Mengambil kotak p3k, disamping tempat tidur,yang ia ingat, sepertinya ada perban disana.
Ia harus segera mengganti perban kakinya serta mengobati luka ditangannya, sebelum ada yang tahu.karena jika sampai papanya tau,,bisa gawat. Setelah mendapat kotak p3k dan hendak mengganti perban,seseorang lebih dulu memekik " ya tuhan, nona, anda kenapa.??"
Rara yang baru dari ruang sebelah, kamarnya Levinard. Ia baru saja selesai menyimpan sesuatu atas perintah astevan, yang katanya milik tuan mudanya itu.Namun karena mendengar suara benda pecah ia segera berlari kemari dan berapa terkejutnya dirinya, saat melihat kaki dan tangan nona majikannya dipenuhi darah. "Aku tidak apa....
" Saya akan panggil tuan besar dulu dan dokter kemari.!!"
Sebelum Raviola menjelaskan apa yang terjadi, juga melarang Rara untuk tidak memberitahu ayahnya, Gadis itu malah lebih dulu berucap dan dia berlalu pergi
"Habislah sudah, " Ia mend*sah pasrah. Keinginannya agar ayahnya tidak mengetahui hal ini,pupus lah sudah
Tak lama suara langkah kaki setengah berlari terdengar mendekat. Raviola menoleh,ayah dan juga Rara memasuki kamar.Wajah sang ayah nampak jelas bahwa ia khawatir.
"Kamu kenapa?? Kenapa bisa terluka.?? Papa sudah menelpon kakakmu, meminta dia bawa dokter kemari.!! " mahendra membantu Raviola duduk disisi ranjang.
"Tapi pah,aku tidak apa apa.!!Ini hanya luka kecil.!!"
" Luka kecil apa.?? Bagaimana jika infeksi?? Dan kau.!! " Mahendra menoleh menatap Rara yang hanya diam saja tak jauh dari tempatnya berdiri " Kau ini bagaimana.??Bukankah sudah aku bilang untuk lebih menjaga nya!! Lalu bagaimana bisa Viola terluka.??. "
"Maaf tuan.!! " hanya kalimat itu yang diucapkan Rara,.dirinya terus menunduk.
"Tidak papa, ini bukan salah Rara,!! Ini salahku yang berlarian mencari kaka.!!
" Viola,!! Kamu ini benar benar ya. "
papanya tampak frustasi, ia tidak habis pikir dengan putrinya satu satunya itu.
Raviola diam saja saat ayahnya menceramahi dirinya panjang lebar. Karena memang ini adalah salahnya, yang tidak menjaga diri, bahkan sampai Rara dimarahi karenanya
Inilah alasannya ia tidak ingin sang ayah tau. Ayah dan kakanya akan sangat khawatir, dan menceramahinya seperti sekarang ini
Ia tahu keluarganya sangat menyayangi dirinya,dan dia mengerti itu,. Namun ia juga tidak ingin mereka khawatir
Omelan ayahnya berhenti saat mendengar suara langkah kaki ,serta suara kakanya yang meminta dokter mempercepat langkahnya.
"Silahkan dok.!!periksa lah Raviola.!!"
"Tapi papa, aku ini baik baik saja.!! Ini hanya luka kecil.!!"
" Diam.!! Tidak ada tapi tapian.!!! "
Raviola diam menggembungkan pipinya, saat ayahnya berucap agak keras,Bahkan saat dokter itu memeriksanya, dia diam saja., hanya pasrah. Ia tahu, jika ia mengucapkan sepatah kata lagi, papanya pasti benar-benar marah.!!
"Apa perlu dirawat dirumah sakit, dok.!!"
Levi berucap saat dokter wanita itu selesai membalut kaki dan tangan Raviola dengan perban.
" tidak, tidak!! Kaka aku baik baik saja aku tidak mau ke rumah sakit lagi.!!" dia berucap cepat, ia terlihat panik.
"Aku tidak meminta pendapatmu.!! Biar dokter saja yang memutuskannya, kamu diam.!! "
Raviola diam dan dokter itu tersenyum tipis "keadaan nona Raviola baik baik saja, luka dikakinya hanya terbuka sedikit dan luka ditangannya tidak terlalu dalam, jadi tidak perlu dirawat dirumah sakit.!! Namun tidak boleh beraktivitas terlalu berlebihan, misalnya berlari menaiki ataupun menuruni tangga juga jangan dulu terkena air dan harus cek up. " dia mengambil jeda " jika tidak ada yang lain, saya permisi dulu.!!"
"Baiklah, terimakasih dok.!! "
"Mari saya antar.!!" Rara yang sejak tadi diam, kini berucap
Dokter muda dan cantik itu tersenyum dan berlalu pergi bersama dengan Rara.
Sepeninggalan mereka,Levi mendekati Raviola " Kamu dengar..?? Dengar kata dokter tadi bukan Viola..??"
"Ya.!! " ia masih kesal dengan kakaknya itu
"Jangan iya iya aja Viola.!!"
" iya kaka iya, aku mendengarnya.!!"
"Viola.!! "
Ayahnya duduk disisi ranjang
"Ya.?? " ia menoleh pada sang ayah yang menatapnya sendu.
"Tak bisakah kamu menjaga dirimu sendiri, nak.? " ia membelai rambut putri kesayangannya, putri yang sangat ceroboh dan manja, "Papa tau,kamu bukan anak kecil lagi,dan tidak menyukai dikekang oleh kakakmu.!!tapi papa dan kakakmu ini mengkhawatirkan dirimu,.!! Bagaimana jika papa dan kakakmu tiada nanti?? Siapa yang akan mengurus dirimu?? Jika bukan kamu sendiri.!! "
"Papa ini bicara apa.??" Raviola berhambur pada pelukan sang ayah "Papa pasti akan berumur panjang.!! Papa akan selalu menemani aku dan kaka.!! "
"Yang dikatakan gadis nakal ini benar pah.!! papa pasti akan berumur panjang dan terus menemani kami.!! " Levi juga memeluk ayah dan adiknya
"Umur seseorang tidak ada yang tau, sayang.!!
" tapi tetap saja.!! Aku tidak menyukainya!. "" Raviola masih tetap memeluk ayahnya, hatinya terasa perih "papa jangan berkata seperti itu..!! Papa seakan akan pergii.meninggalkan aku..!! "
"Baiklah, baiklah.!! " Mahendra mengelus rambut panjang putrinya.meski bibirnya tersenyum, tapi hatinya merasa resah. Seakan ada sebuah firasat yang mengatakan bahwa dirinya akan pergi jauh dari putrinya, putri tersayangnya. Dan jika itu benar terjadi, apa yang akan terjadi kepada anak anaknya, apalagi Raviola.!?
"Sudah sudah.!! " Mahendra melepaskan pelukan mereka "Viola istirahatlah dulu.!!papa ingin ke kamar.!!" Ia beralih menatap putranya Levi. "Dan kamu, mandi dulu sana.!!
" iya, pah.!!"
Keduanya sama-sama berucap
"Papa keluar dulu.!! " Mahendra bangkit berdiri dan melangkah ke arah pintu, saat hendak melangkah keluar , namun Mahendra kembali menoleh,saat putrinya memanggilnya.
"Papa.!!
"Ya?? "
" .apa Rara boleh tidur disini? Menemani aku disini" Raviola bertanya sambil berharap."Malam ini aku ingin dia temani.?!"
"Tentu saja.!! Nanti papa akan bilang padanya.!!"
"Makasih pah.!!"
" hmm..!!"
Dengan kalimat itu ayahnya berlalu pergi, meninggalkan Raviola dan Levi
"Dee.!!"
Raviola menoleh dari pintu yang tertutup,menatap kakanya yang terlihat serius" ya.? "
"you don't get too close to Rara. !! " Levi berucap dengan mimik wajah khawatir
" Hah.??.....
"Apa maksudnya itu.?? "
Bersambung......