Idolaku

Sejak terbongkarnya kejahatan Dio, para member memutusakan untuk memulangkan Mitha ke rumahnya sendiri.

Dengan drama perdebatan dan tangisan serta ancaman yang di lontarkan Mitha kepada Yuan dan juga Meri, membuat para member memutuskan untuk memperketat penjagaan kepada kedua gadis itu.

Kembali mengingat perkenalan Yuan dengan ketujuh member Seven Miracle, itu terjadi kurang lebih tiga tahun yang lalu.

Yuan mengenal ketujuh pemuda ini di acara ulang tahun salah satu kerabat Meri, saat itu kakak Meri yang juga pemilik beberapa cafe di kota Siena mengadakan private party yang di adakan di salah satu hotel mewah di kota Siena.

Siena adalah kota kecil di tengah pulau Sura, di sebut kota karna mempunyai sistem pemerintahan sendiri, tanpa melibatkan kota yang lain.

Memiliki pemandangan laut yang indah dan para penduduknya sangat menjaga kebersihan kota dan alam sekitar, mereka juga ramah baik terhadap warga lokal ataupun para wisatawan dan turis. Hal itu membuat pulau ini menjadi tujuan para wisatawan untuk mencari ketenangan, baik untuk berwisata ataupun tujuan bisnis lainnya.

Dengan jarak tempuh dua jam dengan menggunakan kapal boat dari kota Siena, Hal itu pula yang menjadi alasan kenapa Rio memilih tempat tersebut untuk mengadakan acara ulang tahun kali ini.

Acara yang di adakan selama tujuh hari tersebut mengundang para kolega dari kak Rio, diantaranya ada beberapa selebriti ternama, dan salah satunya adalah Seven Miracle yang managernya adalah kakak sepupu dari Mitha dan juga Meri.

Saat itu Yuan tidak pernah menyangka bahwa dia akan bertemu dengan Idolanya, apalagi berkenalan dengan mereka.

Kak Rio meminta Yuan menyanyikan beberapa lagu untuk meramaikan suasana sekaligus juga sebagai salah satu hadiah untuknya.

Di acara ultah kak Rio, semua para tamu undangan di larang untuk membawa hadiah, mereka hanya boleh memberikan persembahan dengan kreatifitas untuk menjadi suguhan hiburan.

Yuan juga tidak mungkin bisa menolak permintaan dari Boss nya.

Yuan kemudian membawakan sebuah lagu yang sangat di sukainya, hampir setiap ada event dia akan membawakan lagu ini. Sebuah lagu indah dari Celine Dion.

Yuan membawakan lagu itu dengan penuh penghayatan sehingga lagu itu tersampaikan kepada semua orang yang mendengarkan.

Setelah lagu berakhir, tepuk tangan riuh dari para tamu undangan membuat Yuan tercengang tidak percaya, bahwa banyak yang memperhatikan dan mendengarkan ketika dia bernyanyi.

Selama ini Yuan berfikir jika bernyanyi di acara seperti ini, para tamu akan sibuk dengan kegiatan mereka masing masing. Entah berbicara dengan rekan mereka atau menikmati hidangan yang di sajikan atau hanya sibuk memainkan ponsel mereka.

Tak pernah menyangka pula, bahwa setelah membawakan lagu tersebut Yuan mendapatkan undangan untuk duduk bersama salah seorang produser dan manager ternama.

“YUAAAAAN,,,,” teriak Meri memanggil Yuan.

Karena suara musik yang menggema di sekitar, sehingga suara Meri tidak terlalu menarik perhatian banyak orang.

“Yuan sahabatku.” ucap Meri sambil memeluk dan mencium pipi Yuan.

“apaan sih lu,, banyak orang nih. Aku gak mau di bilang lesbong, aku masih doyan lelaki tulen. Tau.!” ucap Yuan sembari menjauh dari ciuman Meri.

“aku punya berita bahagia buat kamu.” ucap Meri.

“apaan.? menang lotre.? ato dapat kenalan salah satu cowok ganteng di sini.?” tebak Yuan asal.

“gak mungkin banget diiih,,, mereka gak kenal aku.” jawab Yuan.

“trus kenapa, habis di tembak cowok lu, happy banget mukanya.” ucap Yuan masih menebak.

“makin gak mungkin lagi dah…”

“yeee,,, sapa tau. Kan biar kamu gak kelamaan jomblo.”

“kayak situ kagak jomblo aja. Aku jomblo juga gara gara kamu.” cibir Meri.

“laaaaah, kenapa jadi aku yang salah.?” tanya Yuan bingung.

“udah gak usah bahas aku, bahas kamu aja.” ucap Meri, Yuan hanya menatap bingung.

“ada produser yang mau ketemu dengan kamuuuuu.” ucap Meri menatap Yuan dengan pandangan bangga.

Yuan yang masih kebingungan membalas tatapan Meri.

“aku gak paham apa maksudmu.” ucap Yuan.

“duuuuh, giman sih jelasin sama kamu. Jadi gampangnya, ada yang jatuh cinta sama suara kamu dan mau kamu bergabung dengan agensi mereka. Singkatnya, kamu akan bisa menjadi penyanyi beneran. Kamu akan jadi artiis.” ucap Meri antusias dengan nada sedikit keras.

“hah, yang bener.? siapa orang budeg yang bilang begitu.?” tanya Yuan dengan nada lempeng biasa aja, masih menganggap kalau sahabatnya ini hanya mengerjainya.

“hush,, kamu tuh ya, aku gak becanda. Tuh orangnya duduk di sana, ayo kesana dia sudah menunggu.” ajak Meri menarik tangan Yuan, berjalan ke arah meja yang di duduki Tiga orang lelaki dan seorang perempuan.

Di ketahui bahwa salah satu orang yang berada di sana adalah kakak sepupu Meri yang lain.

“selamat sore semua,, halo. Perkenalkan ini teman saya yang tadi nyanyi di depan, namanya Yuan. Nih kak, katanya mo di bawain orangnya kemari.” ucap Meri kepada kakak sepupunya setelah memperkenalkan Yuan kepada orang yang duduk di sana.

“hallo, perkenalkan saya Bram. Saudara sepupu Meri, dari mamanya. Saya juga manager salah satu grup yang nantinya kamu akan tahu.” ucap manager Bram memperkenalkan diri kepada Yuan dan mengulurkan tangannya.

“dan perkenalkan ini rekan rekan saya, ini Mino asisten saya, Dekta dan Serly. Kebetulan Serly ini adalah Produser music yang saat ini bekerjasama dengan kami. Tujuan kami mengundangmu kemari ingin mengajak kamu untuk bekerjasama dengan kami. Bagaimana.?” lanjut manager Bram memperkenalkan rekannya yang lainnya, sekaligus mengungkapkan maksud hatinya.

Yuan yang bingung, hanya memandang dan tersenyum tipis sambil menganggukan kepalanya.

“Besok team kami akan bertemu denganmu untuk membicarakan konsep kolaborasinya, bersama dengan orang yang menginginkan kamu bergabung bersama kami.” ucap Serly.

“baik itu aja dulu, besok kamu akan tahu detailnya bagaimana ketika kamu bertemu dengan mereka. Okaiy, silahkan kembali menikmati acaranya dan sampai ketemu besok.” ucap manager Bram.

Setelah itu Meri dan Yuan pamit pergi dari meja mereka, karna tidak ingin menganggu pembicaraan mereka selanjutnya.

Sepanjang kembali ke meja mereka, Yuan masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dan alami.

“jadi pastikan kamu besok harus berdandan super cantik, supaya mereka makin jatuh hati padamu.” ucap Meri setelah mereka duduk kembali ketempat mereka.

“sebenarnya mereka jatuh cinta sama suaraku ato wajahku.?” tanya Yuan sewot.

“diiih gak usah sewot gitu.?” jawab Meri.

“sapa juga yang sewot, aku biasa aja kok.” balas Yuan.

“kalau udah pakai bahasa elo guwe, brarti kamu lagi sewot. Hahahaha.” ucap Meri menggoda Yuan.

“ya pasti suara kamu lah. Tapi apa salahnya kalau kamu juga tampil cantik, setidaknya salah satu dari mereka bisa jatuh hati sama kamu.” lanjut Meri.

“eh,, kayaknya kamu udah mabok deh. Mending kita balik kamar aja, dari pada kamu makin ngigau.” ajak Yuan.

“apaan sih, aku masih sehat, sadar dan belum mabok sama sekali.” ucap Meri manyun.

Dan mereka pun akhirnya menyudahi perdebatan kecil mereka melanjutkan menikmati acara yang masih berlangsung hingga tengah malam.

Merasa lelah, Yuan akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamar terlebih dahulu, karna sudah merasa mengantuk dan sedikit pusing.

Dia tidak ingin terlalu mabok dan akhirnya merepotkan banyak orang yang mengenalnya di sana. Yuan menyadari kapasitas minum alkoholnya tidak seperti Meri dan para gadis yang ada di acara tersebut.