Jaring Cinta Istri Pengganti

Xiao Xinyi memeriksa keadaan ibunya. Dia mendapati jika ibunya terlalu banyak ganjalan di hatinya. Hingga mengakibatkan sakit yang berkepanjangan. Gadis itu menulis beberapa resep obat lalu menatap kearah salah satu pelayan ibunya yang ada di dalam ruangan.

"Nyonya muda." Pelayan itu mendekat.

"Pastikan membeli semua obat yang aku tuliskan. Segara masak dan berikan kepada ibu," Gadis itu mengarahkan kertas kepada pelayan itu.

"Baik." Pelayan itu pergi telah mendapatkan perintah.

Melihat ibunya yang terlihat enggan berbicara. Gadis itu memerintahkan semua pelayan untuk pergi. Pintu di tutup rapat setelah semua perlahan keluar. "Ibu bisa mengatakannya. Jangan di pendam sendiri agar dapat cepat sembuh."

Nyonya Xiao menatap putri ketiganya dengan pandangan nanar. "Xinyi, kakak pertamamu di kurung di kediaman yang ada di luar kota. Ibu sudah berusaha untuk menyelamatkannya. Tapi Ayahmu terlebih dulu mengetahuinya. Ayahmu benar-benar sudah tidak memiliki hati. Dia ingin mengugurkan kandungan kakak pertamamu. Karena usia kandungan telah memasuki enam bulan. Ayahmu tidak bisa mengugurkan kandungannya. Huifan di kurung selama masa kehamilan berakhir." Suara Nyonya Xiao bergetar. Air matanya terus mengalir.

"Bagaimana dengan ayah dari anak di kandungan kakak pertama? Apa dia tidak datang untuk bertanggung jawab?" ujar Xiao Xinyi.

Nyonya Xiao menggelengkan kepalanya pelan. "Kakak pertamamu tidak pernah mau mengatakan siapa ayah dari anak di dalam kandungannya."

Xiao Xinyi menghela nafas dalam di hatinya. "Aku akan mencoba menyelamatkan kakak pertama." Meskipun dia tidak pernah memiliki hubungan yang dekat dengan kakak pertamanya. Namun Xiao Xinyi sendiri tahu kakak pertamanya Xiao Huifan sangat menjaganya saat kecil. Bahkan selalu menyelamatkannya dari hukuman Nyonya Xiao.

"Seret gadis bodoh itu keluar." Tuan Xiao sudah diam menatap dingin dari depan pintu masuk kamar.

"Xiao Tang. Kamu benar-benar gila. Aku bersumpah, kematianku tidak akan pernah sia-sia. Uhuhkk... Uhkk..." Nyonya Xiao batuk tanpa henti saat kemarahannya memuncak.

Xiao Xinyi berusaha menenangkan Ibunya.

Dua penjaga masuk membawa Xiao Xinyi keluar dari kamar. Gadis itu di seret menuju kearah halaman depan. Sudah ada cambuk panjang di tangan Tuan Xiao Tang.

"Nyonya muda."

"Lepaskan Nyonya muda."

Dua pelayan pribadi Xiao Xinyi berusaha untuk membantu. Tapi mereka berdua di tahan tidak bisa melakukan banyak hal.

Cettakk...

Cambuk di ayunkan memukul punggung Xiao Xinyi cukup kuat. Gadis itu menahan rasa sakit yang teramat pada bagian punggung.

Cetakak...

Cambuk kedua di ayunkan.

"Kakak perempuan," Xiao Wei berteriak kuat berlari memeluk kakak perempuannya.

Xiao Xinyi menarik tubuh adiknya agar berada di pelukannya. Saat cambuk ketiga di ayunkan kembali gadis itu menangkapnya. Dia berusaha bangkit, "Aku Nyonya muda Adipati. Sekalipun mendapatkan hukuman. Hanya keluarga Ling yang bisa melakukannya." Melemparkan ujung cambuk di tangannya.

"Sekalipun kamu sudah menikah tetap saja aku ayahmu. Hukuman untuk gadis yang telah berselingkuh dari suaminya. Tentu harus di lakukan keluarga Xiao." Tatapan dingin itu menatap tanpa rasa simpati.

"Hhee..." Tawa kecil penuh luka terlihat di wajah Xiao Xinyi. "Ayah? Sejak kapan kamu mengakuiku sebagai seorang putri? Suatu saat keluarga Xiao akan hancur di tanganmu sendirian."

"Anak sialan." Tangan Tuan Xiao Tang semakin menguatkan genggaman pada ganggang cambuk. "Bawa pergi Tuan muda," ujarnya penuh kemarahan. "Pegang gadis bodoh itu."

Tuan muda Xiao Wei di bawa pergi menjauh. Dan Xiao Xinyi di paksa berlutut dua penjaga. Pria paruh baya itu mendekat kearah putrinya dan akan mengayunkan cambuk untuk yang ketiga kalinya. Namun,

Draarr...

Pintu masuk kediaman Xiao di dobrak secara paksa. Puluhan prajurit pengawal kekaisaran datang menghadang membuat pertahanan. Adipati Ling Yun berjalan cepat menatap tajam kearah Tuan Xiao Tang.

Para penjaga memblokir tepat di hadapan Adipati Ling Yun.

Pria muda itu tersenyum dengan seringaian mematikan. "Siapa saja yang menghalangi jalanku harus mati," ujarnya menekan.

Tuan Xiao Tang tersenyum, "Menantu. Kedatanganmu ini hanya akan membuatmu dalam masalah karena membobol paksa kediaman pejabat."

Xiao Xinyi menatap suaminya dengan tubuh yang sudah lemas.

Ssreengg...

Pedang di hunus dari sarungnya lalu di hadangkan kedepan. "Sejak kapan aku harus meminta izin untuk melakukan sesuatu. Ayah mertua anda terlalu berlebihan. Lagi pula aku hanya ingin menangkap buronan yang lepas di kediaman Xiao."

Semua prajurit pengawal kekaisaran ikut menghunus pedang di tangan mereka. Membuat penjaga kediaman Xiao merasa takut.

Tuan Xiao Tang melambaikan tangannya pelan. Melihat isyarat dari tuannya semua penjaga kediaman Xiao langsung mundur memberikan jalan.

Adipati Ling Yun memasukkan kembali pedang kedalam sarungnya lalu berjalan mendekat kearah istrinya. Kedua alisnya menyatu saat melihat wajah pucat Xiao Xinyi. Dia menggendong istrinya di dalam pelukannya. "Kembali kekediaman," teriaknya kuat.

"Baik," jawab serentak prajurit pengawal kekaisaran.

Dua pelayan pribadi Xiao Xinyi juga di lepaskan.

Adipati Ling Yun berjalan pergi membawa istrinya di dalam pelukannya. Begitu juga pasukan mengikuti dari belakang bersama dua pelayan wanita.

Di dalam kereta yang melaju. Xiao Xinyi terus menatap kearah suaminya. "Aku tidak menyangka kamu akan datang."

"Keselamatanmu untuk saat ini masih harus dalam penjagaan. Jika kamu terluka atau mati. Pengobatan Yang Mulia pasti akan terganggu. Dan aku tidak mengharapkan hal itu," jelas Adipati Ling Yun memberikan alasan.

Xiao Xinyi tersenyum tipis. "Meskipun begitu. Terima kasih banyak. Isss..." desis pelan terdengar saat gadis itu menyandarkan tubuhnya.

"Kamu sudah terluka?" Adipati Ling Yun menatap khawatir.

"Hanya luka kecil."

Sesampainya di kediaman Ling. Adipati Ling Yun berjalan tepat di belakangan istrinya yang tengah di tuntun dua pelayannya. Dari arah dalam Nyonya besar dan Nyonya utama berjalan mendekat.

"Kenapa bisa terluka?" Nyonya besar Ling menatap khawatir.

"Yichen, ada apa?" Nyonya utama berusaha menemukan jawaban dari putranya.

"Ayahnya yang melakukannya."

Nyonya utama berusaha mengambil alih pegangan tangan Xiao Xinyi dari salah satu pelayannya. "Dia bahkan bisa sekejam ini dengan putrinya sendiri."

"Mulai saat ini sekalipun Ayahmu sendiri yang datang memintamu kembali. Aku tidak akan pernah mengizinkannya," Nyonya besar Ling terlihat sangat kesal melihat cucu menantunya hampir tidak bisa berdiri tegap. Dia menatap sedih kearah Xiao Xinyi, "Cepat bawa Nyonya muda untuk di obati. Angin malam hanya akan menambah rasa sakit pada luka."

Baru dua langkah maju gadis itu sudah tidak sadarkan diri. Adipati Ling Yun dengan sigap menangkapnya. "Nenek, Ibu. Kalian juga harus istirahat. Biar aku saja yang membantunya mengobati luka." Dia membopong istrinya pergi kearah kamar.

"Yang di katakan Yichen benar. Ibu, lebih baik kita istirahat. Besok kita baru datang melihat keadaan Xinyi." Nyonya utama Ling berusaha menenangkan Ibu mertuanya.

"Baik."

Mereka berjalan pergi kembali kekamar.